What Makes You Beautiful

790 58 3
                                    

°Louis's POV°

Well, di part sebelumnya sudah terlihat jelas bahwa aku dan Harry 'tertangkap basah' makan malam bersama, berciuman mesra di 17Black Restaurant dan juga tidur bersama di kamar Harry. Kami di caci maki habis habisan oleh Simon dan juga Paul. Hari itu adalah hari yang sangat sangat menyakitkan bagiku dan juga Harry. Mungkin kami memang tidak akan pernah bisa bersama. Tapi pihak Modest! belum mengetahui hal ini saat itu. Baiklah, kali ini aku akan ceritakan hari dimana kami akan melakukan proses rekaman 'single' hits kami beserta video clipnya. What Makes You Beautiful. Ingin tahu seperti apa? Okay. Check this out!

*Flashback to 2012*

°Louis's POV°

"Beep.. Beep.. Beep.." Jam weker di atas meja bufet dikamarku berbunyi. Aku terbangun lalu mematikan alarmnya. 07.00 a.m. Ah. Mataku pedih sekali. Mungkin karena aku terlalu sering menangis belakangan ini. Ah, sudahlah. Ini tidak akan mengubah apapun. Gerutuku dalam hati. Aku mengambil ponselku yang berada di atas meja bufet. Ada sebuah pesan rupanya. Aku segera membacanya.

From : Richard Griffiths [Modest! Management crew]

'Hello, incredible guys. Hari ini kalian akan melakukan rekaman single dan video clip baru. Kumohon untuk bergegas dan segera menuju studio rekaman. Pukul 8 tepat kalian harus sudah berada disana. Don't to be late kay. Dan salah seorang dari pihak kami sudah berada di studio untuk mengatur semuanya. Thanks.
M! Management.'

Received at 06.50 a.m

Aku menghela nafas sejenak lalu menghembuskannya perlahan dan segera menuju kamar mandi. Setelah mandi, aku mengenakan kaus putih bergaris garis biru dan celana panjang berwarna merah. Aku merapikan rambutku dan memakai parfum lalu mengambil ponselku dan membuka pintu. Lalu keluar dari kamarku.

Setelah aku menutup pintu kamarku kembali dan menguncinya, aku menoleh kearah kananku, berdirilah seseorang yang amat kukenal, bahkan kucintai, Harry Styles. Bagaimana bisa bersamaan seperti ini? Ia menatapku dengan seutas senyuman simpul yang terpaksa. Seolah menggambarkan kepedihan didalamnya. Tatapannya pun seakan menjelaskan kesedihan yang amat mendalam disana. Aku membalas senyumannya. Tiba tiba saja Harry memelukku erat. Aku membalas pelukannya.

"Darling Louis, I'm so sorry about those day. Maksudku, hari dimana kita di caci maki oleh Simon dan Paul." Ucap Harry dengan isakan tangisnya. Aku bisa merasakan bulir-bulir bening dari pelupuk matanya terjatuh membasahi kausku.

"It's okay, SweetHaz." Ucapku lembut seraya mengelus rambut ikalnya dengan lembut. Kami melepaskan pelukan kami -karna takut Simon, Paul atau mungkin Modest! akan melihatnya-.

"Sudah, kau jangan menangis lagi. Kita akan melakukan rekaman single dan video clip baru. Wajahmu tidak boleh terlihat sedih di hadapan kamera. Kita harus selalu tersenyum dan terlihat senang. Bersyukurlah karna kita masih bisa bersama sama, Harry. Walaupun tidak mungkin bertahan lama. Lebih baik kita ke studio sekarang. Pasti semua sudah menunggu." Ucapku lagi seraya menenangkan Harry sembari menghapus dengan lembut air mata yang berlinang membasahi kedua pipinya. Ia mengangguk pelan. Dan kami berjalan beriringan menuju studio walaupun tanpa sebuah genggaman tangan yang biasanya terikat dengan erat.

"Harry! Louis!"

Seketika Zayn, Niall, dan Liam menoleh kepadaku dan juga Harry yang baru saja melangkahkan kaki kami ke dalam studio saat seseorang berbadan gemuk dan memiliki janggut yang menumpuk didagunya dan berkumis tebal menyerukan nama kami berdua.

"Kenapa kalian lama sekali? Kami sudah menunggu kalian sedari tadi." Tambah orang itu lagi. Kurasa, ia salah seorang dari Modest!.

"Ah ya, maaf, ada sedikit masalah dengan pintu kamarku yang sulit untuk di kunci." Ucapku cepat cepat memberikan alasan. Harry hanya menunduk. Mungkin dia takut melihat wajah salah seorang crew dari Modest! ini.

"Baiklah. Kalau begitu- Kau, Liam Payne." Ucapnya sembari melihat daftar nama personil band kami. Liam mendongak pada orang yang menyerukan namanya barusan.

"Harap segera masuk kedalam ruangan rekaman. Kau giliran pertama." Suruhnya cepat. Liam segera bangkit dan memasuki ruang rekaman. Lalu dilanjutkan dengan Harry dan yang lainnya.

*******

Saat ini kami tengah duduk dengan kursi santai di tepi pantai dengan panorama yang indah ini. Ombak laut kecil menghiasi laut biru di hadapan kami. Pohon pohon teduh berbaris disepanjang tepi pantai. Kicauan burung merdu yang berterbangan di atas langit cerah seakan akan ikut menikmati keindahan pantai ini. Saat ini pula kami sedang dirias oleh penata rias kami, Lou Teasdale. Dan sekarang adalah giliranku untuk dirias.

"Hey, Louis." Sapa Lou Teasdale ramah sambil membawa peralatan make-up khususnya.

"Hey, Lou." Balasku ramah.

Ia mengeluarkan beberapa peralatan make-up miliknya yang ia dibutuhkan untuk meriasku. Dan saat ia meriasku, tiba tiba saja ia berhenti meriasku seperti terkejut akan sesuatu.

"Ada apa? Apa ada yang salah dengan wajahku?" Tanyaku bingung.

"Hey, Louis, ada apa dengan kedua matamu? Kenapa sembab seperti ini?" Tanyanya sedikit cemas.

"Ah. Ini? Ti- Tidak apa apa, kok. Aku hanya kurang tidur saja." Ucapku gelagapan. Terpaksa harus berbohong.

"Oh. Kau insomnia. Kusarankan, sebaiknya kau minum obat tidur sebelum beranjak tidur. Tidak baik untuk kesehatanmu dan kesehatan matamu jika kau terus kekurangan tidur seperti ini. Akan kurias tebal agar tidak terlihat sembab di hadapan kamera ya." Jelasnya menasihatiku lalu melanjutkan merias wajahku. Aku hanya mengangguk mengerti dan tersenyum.

"Baiklah. Sudah selesai." Tambahnya kemudian dengan sebuah senyuman yang terlukis di sudut bibirnya lalu memasukkan kembali peralatan make-up nya.

"Ah, terima kasih banyak ya." Ucapku tersenyum lalu bangkit dari posisi dudukku. Ia mengangguk dan membalas senyumanku.

Ya, setelah rekaman lagu What Makes You Beautiful, dilanjutkan dengan membuat video clipnya. Pantai ini adalah lokasi yang akan menjadi tempat pembuatan video clip kami kali ini. Dan ada beberapa peran figuran wanita dalam video ini.

"Stand by. And- ACTION!" Ucap sang sutradara. Lalu musik pun di putar.

"You're insecure.
Don't know what for.
You turning heads when you walk through the door.
Don't need make-up.
To cover up.
Being the way that you are is enough."

"Everyone else in the room kan see it. Everyone else but you,"

"Baby you light up my world like nobody else,
The way that you flip your hair gets me overwhelmed,
But when you smile at the ground it ain't hard to tell,
You don't know,
Oh, oh,
You don't know you're beautiful,

If only you saw what I can see,
You'd understand why I want you so desperately,
Right now I'm looking at you and I can't believe,
You don't know,
Oh, oh,
You don't know you're beautiful,
Oh, oh,
That's what makes you beautiful."

*******

"Okay, CUT!" Teriak sang sutradara. "Great job, guys! We made it!" Tambahnya lagi diiringi dengan beberapa kali tepukan tangan.

Kami semua -para crew dari pembuatan video dan rekaman, crew dari Modest!, crew dari band kami, serta aku dan teman teman bandku- bertepuk tangan dengan meriah atas keberhasilan dalam pelaksanaan pembuatan single dan video clip baru kami ini.

Aku dan Harry berpelukan dengan erat lalu melepasnya. Harry melompat padaku, aku menggendongnya dibelakang punggungku lalu berputar putar dan tiba tiba hujan turun dengan deras. Kemudian aku menurunkannya lalu kami berdua bergabung untuk berpelukan dengan Zayn, Niall, dan Liam yang tengah berpelukan pula. Kami berpelukan dengan diguyur hujan deras, seakan akan melengkapi keberhasilan kami saat ini.




Sorry, I don't wrote the full song :'( Sorry, ceritanya agak 'gaje'. Sorry, kalo banyak typo dan salah kata, namanya juga MANUSIA. Sorry, ngaret update. Baru selesai UTS hhh. So, leave some vomments here yeap. I'll give a lot of thanks and love for that. Thank you for reads and votes. DON'T BE SILENT READERS. KEEP SUPPORTING ME!
#LarryStylinsonIsREAL
#LetLarryFree
#LoveIsLOVE

Black Triangle [Larry Stylinson]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang