Ryan yang tengah berjalan memasuki sebuah mansion dalam keadaan wajah dingin karena ia sadar apa yang akan terjadi selanjutnya.
Prang...
Baru saja memasuki rumahnya tersebut, sebuah gelas melayang dan tepat mengenai kepalanya tersebut yang mengakibatkan darah segar mengalir.
"Anak kurang ajar kamu masih berani datang kesini ha!.." suara teriakan yang berasal dari sang ayah membuat wajah Ryan semakin mendingin bahkan terlihat tidak perduli dengan ucapannya tersebut.
"Kamu anak haram tidak berguna!.." ucap pria paruh baya itu lagi, Ryan bukannya menjawab atau menangis ia malah meninggalkan ruangan tersebut tanpa perduli dengan ucapan sang ayah yang sudah tersulit emosi.
"Mau kemana kamu hah!..., Saya belum selesai berbicara..." Suara yang mulai mengecil karena Ryan yang sudah menjauh dari ruangan tersebut.
Brak...
Suara pintu Ditutup kasar oleh Ryan.
"Hiks..hi-hiks.." tangisan Ryan pecah.
Tubuhnya bersandar di pintu kamar dalam keadaan kepala berdarah dan masih menggunakan seragam sekolah.
"Hiks..hiks...." Suara tangisan semakin mengeras.
Walaupun Ryan terbilang dingin dan cuek tetapi semua itu terjadi akibat perilaku keluarganya sendiri yang memuat dirinya menarik dari pergaulan dan dari dunia walaupun ia mempunyai sahabat namun baginya itu akan membuat repot, tidak ada yang tahu seperti apa sebenarnya Ryan sesungguhnya bahkan sahabatnya sekalipun.
"Hiks..Aku kangen sama kamu hiks.." ucapan disela-sela tangisannya tersebut, entah siapa yang membuat dirinya merasa rindu, terlihat dengan jelas Dimata Ryan jika dirinya merindukan sosok orang misterius tersebut.
"Hiks..hiks.."
Kamarnya kini penuh dengan tangisan yang terlihat begitu pilu dari Ryan seperti dilihat dunianya sebenarnya sudah hancur lebur namun ia harus menyembunyikan semuanya.
_†★†_
Rihana Valerie yang kini tengah berada dirumahnya terlihat suasana hatinya begitu kosong.
"Non Hana mau makan apa?.." tanya pelayan tersebut dengan sopan.
"Sandwich.." ucap Hana terlihat sedang duduk di meja yang begitu panjang dan cantik tersebut namun satu yang kurang yaitu keluarga.
Hana memang memiliki banyak fasilitas dan harta tapi semuanya itu tak menjamin seseorang bahagia termasuk Hana sendiri , ia merasa kesepian walaupun mempunyai sahabat, Hana ingin mencoba rasanya makan bersama keluarga dan merasakan kehangatan keluarga namun tidak bisa karena orang tuanya hanya fokus pada bisnis milik mereka hingga lupa jika putrinya sudah berusia 17 tahun padahal Hana adalah anak semata wayangnya.
Dengan tatapan kosong Hana menatap sandwich yang diberikan pelayanannya pada dirinya.
"Hambar.." ucap Hana langsung meninggalkan ruang makanya tersebut tanpa perduli dengan sandwich yang belum ia makan bahkan disentuh.
"Untuk apa kekayaan jika kasih sayang saja tidak ada, untuk apa uang jika keluarga saja punya namun tidak perduli, untuk apa sebuah istana jika keluarga saja ada namun mengabaikan kita , dan untuk apa sahabat jika kasih sayang orang tua tidak ada.." ucap Hana menatap kearah luar jendela kamarnya dengan tatapan kosong.
_†★†_
Aksa yang berjalan memasuki rumah yang tak terlalu mewah dan terlihat elegan, Aksa berjalan sembari membawa sebuah martabak manis dengan raut wajah tersenyum bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTAGONIS X PROTAGONIS [ Hiatus ]
Roman pour AdolescentsVona adalah gadis yang memiliki kelebihan yaitu melihat masa depan saat ia mencoba melihat masa depannya sebelum bersekolah disekolah SMA tersebut. Vona tak sengaja melihat kejadian-kejadian gajal yaitu kemunculan gadis yang bernama Keyzia dan Liona...