33. kejujuran dan gadis lavender

14 9 0
                                    

Hari ini seperti biasa sekolah berjalan sesuai keadaan tanpa ada kekacauan untuk saat ini.

Gabby dan Ryan tengah berada diparkiran karena Gabby ingin berbicara pada Ryan secara pribadi walaupun keyzia awalnya tak mau berpisah dari Ryan namun karena Ryan yang lebih patuh pada Gabby pada akhirnya mengusir keyzia dengan kasar.

"Gabby kenapa?.." tanya Ryan pada Gabby dengan raut wajah penasaran.

"Bukti kuat sudah ada Ryan menjauh dari keyzia jika kau tidak ingin kehilanganku.." ucap Gabby dingin.

"Maksudnya aku tak mau jika kau harus pergi tanpa pamit." Ucap Ryan serius.

"Intinya jauhi dia jika memang kau masih ingin melihatku.." ucap Gabby menepuk pundak Ryan.

"Tapi apa salahnya padamu dia gadis yang baik.." ucap Ryan menyangkal ucapan Gabby.

"Kau harus tahu tujuan utama dia adalah menghancurkan kita semua.." ucap Gabby dengan dinginnya.

"Maksudnya keyzia mempunyai dendam pada siswa-siswi disekolah hingga melibatkan banyak pihak termasuk.." ucap Ryan yang langsung disambung oleh Gabby.

"Ya kau juga termasuk aku tak tahu apa dendamnya intinya menjauh.." ucap Gabby langsung meninggalkan Ryan yang masih diam disana.


Dilain sisi , entah apa yang terjadi tetapi Haikal sedang berada dihadapan Vona dengan raut wajah biasa.

"Aku ingin jujur agar bebanmu berkurang.." ucap Haikal tiba-tiba.

"Maksudnya?.." Vona merasa aneh dengan sifat Haikal padahal saat ia memutuskan agar menjauh dari penglihatannya beberapa Minggu yang lalu.

"Aku tahu apa yang kau lakukan dan aku tahu kemampuanmu.." ucap Haikal sukses membuat Vona terdiam.

"Aku tak mau berpisah sama seperti penglihatanmu dan aku tak mau egois pada perasaanku kali ini, Vona izinkan aku mencintaimu dan melindungimu walaupun penglihatanmu aku malah mengabaikanmu, aku mohon.." lanjut Haikal membuat Vona masih setia mematung tanpa berkata-kata.

"A-aku tak tahu dari mana kamu tahu apa yang terjadi sebenarnya?.." Vona bertanya walaupun ia masih tak percaya dengan ucapan Haikal.

"Aku sama sepertimu.." ucap Haikal lagi membuat Vona malah semakin terdiam.

"O-oh baiklah jadi kita sama dan kamu ingin membantuku Agar kejadian itu tak membuatmu menyesali sama saat diperlihatkan penglihatan tersebut.." ucap Vona sedikit gugup

"Iya aku tahu ini adalah fakta yang tidak pernah diharapkan.." ucap Haikal.

"Baiklah aku bersedia tetapi kita harus tetap menyembunyikan ini dulu.."ucap Vona yang diangguki oleh Haikal.

Siapa sangka Haikal sama seperti Vona yang bisa melihat masa depan tetapi Haikal bukan saja bisa melihat masa depan tetapi juga masa lalu untungnya kemampuan Haikal hanya ia yang tahu jadi tidak akan ada yang merasa curiga nantinya.

_______________
________
____

Ruangan yang bercorak putih dan penuh dengan alat medis terlihat gadis cantik tetapi wajah yang tertutup oleh luka Berat maupun sedang, tubuh gadis itu yang dipenuhi oleh alat medis dari ujung kaki sampai ujung kepala tak luput dari alat canggih rumah sakit, Arsya gadis yang tengah terbaring diruangan ICU akibat kecelakaan dua Minggu yang lalu membuat gadis itu harus koma dan harus bersatu dengan alat-alat medis.

Jika bertanya dimana orang tua Arsya tentu jawabannya adalah mereka telah meninggal saat setelah Arsya bertunangan dengan Jovan, dua Minggu setelah pertunangan sang putri tercinta mereka harus mengembuskan napas terakhir akibat kecelakaan pesawat yang mereka tumpangi.

Arsya yang masih setia menutup mata tanpa ada pergerakan pada sang gadis jika dilihat dengan jelas Arsya adalah gadis yang ceria namun kesepian bukan karena kekurangan kasih sayang dan sahabat melainkan karena kembaran Arsya harus menghilang karena penculikan saat ia berusia 6 tahun yang membuat Arsya harus kehilangan kakak sekaligus kembaran yang ia sayangi bernama Arga Aldiano Alexander yang harus menghilang akibat penculikan tersebut.

Sungguh ironis kehidupan mereka semua tidak ada kata bahagia.

Jika saja Arga tak menghilang mungkin Arsya tidak akan seperti ini, dan jika Arga masih ada disisi Arsya mungkin saja ia adalah pemuda yang tampan dan gagah.

Kesempatan akan datang tetapi belum waktunya,yang menghilang mungkin akan muncul ketika waktunya tetapi tidak sekarang.

Jika dikatakan Arsya dan Gabby sebenarnya bukanlah transmigrasi, memang keduanya punya kehidupan kedua tetapi sebenarnya lebih tepatnya Gabby adalah gadis yang mampu membuat kehidupan kedua untuk dirinya yaitu Arsya, karunia Tuhan yang membuat Gabby bisa melakukan hal seperti itu.

Gabby adalah kehidupan yang penuh dengan kekerasan dan siksaan namun kuat dan mandiri sedangkan Arsya adalah kehidupan yang penuh kasih sayang tetapi juga ada kesedihan namun perhatian dan cinta lebih dirasakan dikehidupan Arsya karena memiliki keluarga yang sangat menyayangi dirinya.

Sungguh nikmat Tuhan yang begitu menyayangi Gabby sehingga ia diberikan kehidupan kedua yang bertolak belakang dari kehidupan aslinya bukan masuk kedalam novel seperti cerita lainnya melainkan satu dunia dengan diri aslinya, coba bayangkan jika kita diberikan kesempatan tersebut pasti itu adalah kesempatan yang selalu diharapkan oleh semua orang memiliki kehidupan kedua yang begitu diharapkan.

Krekkk..

Seseorang pemuda masuk sembari membawa kotak yang dihiasi oleh pita merah.

"Hai, apa kabar baby.." ucapnya sembari mengelus rambut Arsya lembut, terlihat matanya memancarkan kelembutan dan kerinduan yang amat mendalam.

"Hiks..Maafin aku gak bisa jaga kamu.." ujarnya lagi sembari menghapus air matanya.

Cup..

Satu kecupan manis mendarat di pipi milik Arsya.

Pemuda itu merasa jika akan ada yang datang dengan cepat ia meninggal ruangan dengan tergesa-gesa agar tidak ada yang menyadari bahwa ia datang.

Tak berselang lama setelah kepergian lelaki tersebut, Jovan datang dengan mata sembab akibat menangis.

Ia duduk disamping gadisnya yang tengah terbaring tersebut dengan raut wajah senduh ia menatap setiap inci dari gadisnya itu.

"Sa, aku kangen kamu walaupun aku gak diakui tetapi setidaknya biarkan aku melihatmu memarahi aku karena selalu menempel padamu , aku mohon Sa ayo buka matamu agar aku mendengar suaramu yang selalu memarahiku.." ucap Jovan senduh sambil mengelus tangan Arsya lembut.

Tak berselang lama matanya tertuju pada sebuah kotak yang tertenger diatas meja yang tak jauh tempatnya berdiri, Jovan mendekat kearah tiga sofa dan satu meja yang ada diruang ICU tersebut.

Ia ragu membukanya namun ia melihat secara detail seperti apa kotak tersebut, lalu matanya memicing layaknya berfikir siapa yang mengantar kotak tersebut dan apa tujuannya terlihat tulisan diatas kotak bertuliskan *untuk gadis lavender*.


Jovan terdiam sejenak lalu memijit pelipisnya, saat ini ia tengah duduk diruang miliknya sambil dihadapan oleh kotak yang ia ambil dari ruangan Arsya tadi, ia berfikir siapa pengirimnya mengapa kata yang ditinggalkannya aneh karena baru pertama kali ia lihat, apakah ada hal yang tidak Jovan ketahui dari Arsya fikir Jovan saat ini kacau karena kotak tersebut.

Bersambung....

ANTAGONIS X PROTAGONIS [ Hiatus ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang