O8-⛄[αku dαn diα]

162 8 0
                                    


Happy reading!!

Warning typo!!

«««

Pada hari itu salju turun sangat kencang seorang pemuda kecil bersurai coklat berjalan sembari mengendong seorang gadis kecil seumuranya.

Ia berjalan dengan agak cepat takut gadis digendonganya tak selamat. Ia mengetuk pintu rumahnya, pintu terbuka menampilkan sosok wanita paruh baya memandangnya khawatir.

"Eren!, kau ini dari mana saja?. Ibu sangat khaw—."

"Ibu, bisa kau rawat gadis ini dulu?."

"Astaga!, dia kenapa?."

Ibunya Eren—Carla Yeager mengambil tubuh gadis itu lalu membaringkan tubuh gadis itu kedalam kamar milik eren. Karna kamar eren yang paling dekat disana. Dengan cepat carla mengambil air hangat dengan kain lalu membersihkan darah yang keluar di kaki dan kening gadis itu.

Eren menutup pintu lalu masuk kekamarnya. Lalu melihat ibunya sudah memperban luka gadis itu.

"Eren, bisa ceritakan apa yang terjadi?."Tanya carla sembari menatap eren anak semata wayangnya. Eren mengangguk sebagai jawaban.

Flashback on

Hari ini turun salju membuat eren ingin sekali bermain bola salju dengan armin dan mikasa. Tapi ibunya melarangnya membuat eren hanya menatap anak anak seusianya bermain bola salju dijendela kamarnya.

Langit berubah menjadi orange menandakan sebentar lagi malam. Eren bangun dari tidur siangnya lalu menatap kearah jendela ia melihat mikasa dan armin sedang bermain. membuatnya turun lalu berjalan pelan kearah pintu lalu menutupnya.

Ia mengedap endap untuk keluar rumah tak lupa syal merah yang terpasang di lehernya. Setelah keluar ia menghampiri armin dan mikasa yang sedang membuat boneka salju.

Beberapa saat mereka selesai membuat boneka salju. Lalu memandang boneka salju, yang mereka buat.

"Seperti ada yang kurang."Celetuk mikasa membuat armin dan eren memandangnya lalu memandang boneka salju.

"Kau benar."-Armin.

"Ah, kita perlu wortel untuk hidungnya, ember untuk topinya lalu ranting dan batu tak lupa sapu tangan juga syal merah."Lanjut armin.

"Aku punya wortel dan juga ember yang sudah tak terpakai di rumah."Ucap mikasa.

"Aku punya sapu tangan dan syal merah yang sudah tak terpakai juga."Ucap Armin.

Armin dan mikasa memandang eren, membuat eren memandang mereka juga. "Ada apa?."

"Ah, eren bisa kau mencari ranting dan juga batu?."Tanya Armin.

"Baiklah aku mengerti."Jawab eren.

Mereka pun berlari kerumah masing masing selain eren yang memasuki hutan untuk mencari ranting. Saat akan mengambil ranting suara seseorang jatuh membuat tanganya mengantung diudara. Ia membalik badan lalu berjalan kearah suara.

Netra emerldnya menemukan seorang gadis bersurai hitam pendek dengan luka di kaki dan juga keningnya tergeletak di atas salju.

Eren berlari kearah gadis itu. Menepuk pipinya pelan tapi sigadis tak bangun sama sekali. ia pingsan. Dengan hati hati eren memeindahkan si hadis kepungungnya lalu membawanya.

Matahari sudah terbenam 2 yang menit lalu. Perjalanan eren lancar lancar saja tapi tiba tiba angin berhembus kencang disusul badai salju membuatnya sulit untuk melihat kedepan. Tapi dengan kerja kerasnya akhirnya eren berhasil kembali kerumahnya.

Flashback off

"Selesai."

Carla memandang gadis itu lalu menatap putranya. Carla menghela nafas lalu berjalan kearah Eren. Eren yang melihat Carla berjalan kearahnya melindungi telinganya dengan kedua tanganya takut kena jeweran. Tapi yang carla lakukan adalah mengusap kepala eren dengan senyuman lembut di wajah rupawannya.

Eren yang melihat ibunya mengusap kepalanya menbuang nafasnya lega. Tapi setelah itu telingan kiri eren ditarik membuat si empu keget.

"ib–"

"Dasar anak nakal!!" setelah mengatakan dan melepaskan tarikan telinganya. Carla keluar dari kamar eren meninggalkan eren dan gadis itu.

Skip time 4 hari kemudian

Matahari sudah hampir berada di atas kepala, tapi tak membuat seorang gadis terbangun dari mimpi panjangnya.

Gadis itu adalah gadis yang ditemukan oleh eren, padahal Empat hari berlalu tapi si gadis tak membuka matanya sama sekali. Membuat Carla dan eren cemas.

Hari ini salju mulai mencair, dengan matahari yang terik. banyak anak kecil berlari kesana kemari dengan melempar sisa sisa salju yang belum mencair. Salah satu dari mereka adalah eren, mikasa, Armin.

Saat ini mereka sedang duduk di bibir danau, memandang danau yang mulai mencair menjadi air.

"Eren."Panggil Armin.

Eren menoleh lalu berucap. "Apa?."

"Gadis itu sudah bangun?."Tanya Armin.

Eren menggeleng. "Belum. Dia belum bangun sama sekali."

Mikasa hanya melirik mereka lalu memandang danau itu. Tak ada niatan ikut berbicara.

"Aku merasa aneh dengan gadis itu."--Eren.

"Aneh kenapa?."--Tanya Armin.

"Dia memakai baju yang aneh."--Eren.

"Aneh bagaimana?."--Tanya Armin.

"Ini hanya firasatku atau bukan, kalau gadis yang aku temukan bukan dari dunia ini."

«««



—T b c

Chapter ini full masa kecil eren mungkin bebrapa chapter lain juga.

Mungkin kalau ada kata yang aneh. Maaffin ya.

Wkwkwk makin sini makin gaje.

Karna gk ada yang bisa Sya bicarakeun ye jdi

See you><👋



Tertanda Pacarnya sijeruk🍊

Eren X Reader || Aku Dan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang