Akhirnya pelajaran telah usai, pulang sekolah tiba. Renjun yang sudah berjanji menemui kedua temannya di lantai 7 segera keluar kelasnya. Saat ia akan berjalan menuju elevator, ia dihentikan oleh seorang pria tampan yang benar-benar tampan. Bagaimana kau membayangkan seorang pangeran tampan di negeri dongeng? Tinggi? Gagah? Bermata tajam? Hidung mancung? Semua ada di diri orang itu.
Hal pertama yang terlintas di benak Renjun ketika melihatnya adalah: seperti protagonis.
Σ( ° △ °|||)
Protagonis?! Jangan bilang ini adalah Ryan?!
Benar sekali! Pria yang tampak bak pangeran di negeri dongeng ini adalah Ryan. Namun ekspresi nya bukan seperti dia akan menolongmu dari monster, lebih seperti dia akan menghadapi monster itu sendiri.
Renjun berusaha menenangkan degupan jantungnya yang gugup.
Saat Ryan sudah sampai di depan nya, Renjun baru menyadari bahwa ada seseorang yang mengikuti di belakang Ryan, itu Yu Lan. Raut wajah Renjun semakin datar. Seingatnya, dia tidak melakukan apapun yang berhubungan dengan membully Yu Lan hari ini, yahh kecuali yang di kelas itu. Namun bukankah dia telah merubah plot novel itu? Dia tidak mendorong Yu Lan.
Menurut novel itu, memang setelah Park Renjun mendorong Yu Lan, Yu Lan berlari keluar kelas dengan ketakutan dan menangis, lalu dia berlari ke taman dan 'tidak sengaja' bertemu Ryan disana. Ryan yang simpati menenangkan Yu Lan yang menangis, apalagi dia melihat bahwa dibeberapa tubuh Yu Lan ada bekas goresan. Awalnya Yu Lan berusaha menolak memberitahu penyebab dia menangis dan terluka, namun setelah dibujuk akhirnya dia memberitahu Ryan. Dan entah bagaimana Ryan juga akhirnya tahu bahwa yang mengunci Yu Lan di toilet kemarin itu juga Park Renjun. Lalu setelah pulang sekolah, dia berniat membuat Park Renjun menyesal dan semakin mempermalukan Renjun didepan semua orang.
Seharusnya seperti itu di novel. Namun, mengapa masih saja terjadi? Dia tidak mendorong Yu Lan hari ini. Mengapa bajingan itu terlihat sangat marah? Rasanya Renjun ingin memutar bola matanya malas. Ah, apakah tentang ia mengunci Yu Lan kemarin?
Suasana disana terlihat mencekam dan canggung. Untuk beberapa saat, hanya hening disana. Entah untuk berama lama, akhirnya Ryan membuka mulutnya.
"Aku sudah mengatakan ini berkali-kali, Park Renjun. Jangan menyentuh batasku! Aku selama ini tidak peduli denganmu, bukan berarti kau bisa melakukan apapun semau mu. Ini semua sudah keterlaluan! Mengapa kau menyakiti sahabatmu sendiri?" Ucapnya dengan amarah yang hampir meledak. Dibelakangnya, Yu Lan mengintip dengan takut-takut. Dia terlihat berusaha menghentikan Ryan.
Renjun yang mendengar itu mengernyit dan menatap pada Yu Lan, dia benar-benar tidak tahan dan ingin muntah.
"Memangnya apa yang ku lakukan?" Renjun berkata dengan berani.
Ryan yang mendengar itu semakin marah. "Kau bertanya padaku?! Apakah kau pikir aku tidak tahu bahwa kemarin kau mengunci Yu Lan di toilet? Dan hari ini kau membuatnya menangis. Jangan pikir aku tidak tahu juga bahwa kau pernah menyiram Yu Lan dengan air kotor! Hentikan kepura-puraanmu itu! Kau menjijikan!"
"Lalu? Kau menuduhku disini, apakah kau punya bukti bahwa aku yang melakukan itu?" Renjun membalasnya dengan tenang.
Ryan yang mendengar itu terdiam, dia memang tidak memiliki bukti bahwa Renjun melakukan itu semua. Namun, bukankah itu semua sudah jelas? Dia mendengar bahwa sebelumnya, hubungan Yu Lan dan Park Renjun sangat baik, kemudian hubungan mereka menjadi renggang. Selain Renjun yang melakukannya, memangnya siapa lagi? Yu Lan juga tidak menyanggah saat ia bertanya apakah Renjun pelakunya. Lagipula, yang dia tahu, Renjun itu orang yang tidak masuk akal.
"Aku tidak memiliki bukti. Namun, bukankah hanya kau yang bisa melakukan itu? Hubungan kalian tidak baik dan semua orang tahu itu. Lagipula, semua orang juga tahu bahwa kau tidak masuk akal." Ucap Ryan sinis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become a Villain in a Romantic Novel (NoRen)
FanficHuang Renjun hanyalah seorang pekerja kantoran biasa yang baru saja akan naik pangkat dan sangat suka membaca webnovel. Suatu hari ketika dia sedang berjalan seusai lelah bekerja, dia menolong seorang wanita yang akan dirampok. Namun naasnya, pisau...