Disinilah semuanya dimulai. Huang Renjun namanya, dia hanya seorang pekerja kantoran biasa berumur 27 tahun yang sebentar lagi akan naik jabatan. Malam itu seperti biasa ia akan pulang setelah dengan senang hati merayakan naik jabatan bersama teman sekantornya. Dengan wajah memerah dan sedikit mabuk, dia berpamitan dengan teman nya.
"Hyung, kau benar-benar baik kan? Aku bisa mengantarmu jika kau terlalu mabuk." Ucap seorang pria yang lebih tinggi dari Renjun.
"Tidak apa, Hari-a. Aku tidak terlalu mabuk. Kalau begitu, aku pulang ya. Kau juga hati-hati, sampai jumpa minggu depan!"
Setelah berbincang sebentar dengan temannya, Renjun pun pulang dengan berjalan kaki. Bukannya ia tidak punya uang untuk membayar taksi, namun rumahnya dan restoran tempat ia minum dengan teman-temannya tidak terlalu jauh, mungkin sekitar 10 menit? Lagipula ia lebih memilih menghemat sedikit uang.
Saat Renjun berjalan melewati gang gelap yang biasa ia lewati, ia mendengar suara samar wanita yang menangis dan beberapa pria yang tertawa genit. Tunggu! Aku mempunyai firasat buruk tentang ini. Apakah aku harus memeriksanya? Tapi bagaimana jika itu merepotkan? Saat ia masih sibuk menimbang apakah harus memeriksa atau tidak, terdengar lebih keras suara tangisan wanita tersebut.
"Yah! Kalau kalian tidak pergi, aku akan memanggil polisi!"
Baiklah, hati nuraninya menang. Meskipun sejujurnya dia sangat takut sekarang. Dengan mencoba mengancam para perampok itu dengan dalih memanggil polisi, dia muncul seperti pahlawan dalam webnovel yang suka ia baca. Bagaimana pahlawan itu bisa begitu berani—bodoh— menghadapi situasi seperti ini? Ahh, mungkin karena mereka memang protagonis yang takkan mati sebahaya apapun situasinya. Tapi Renjun bukanlah protagonis, dia hanya manusia biasa. Dia tidak mempunyai Halo Protagonis yang dapat menyelamatkan hidup dalam keadaan bahaya apapun.
"Polisi? Cobalah memanggilnya. Mari kita lihat apakah pisauku yang lebih dulu menusuk jantungmu atau jarimu yang menekan layar ponselmu? Hahahaha."
Bukannya takut dengan ancamannya, perampok itu malah tertawa terbahak-bahak. Dadanya berdebar kencang, ia takut. Renjun melirik wanita yang sedang menangis dibelakangnya, dia berbisik: "Larilah dan cepat panggil polisi, aku akan menahan mereka sebisaku."
Wanita itu mengerti dan berlari kencang. Setelah Renjun melihatnya berlari, dia berbalik untuk menghentikan perampok yang ingin mengejar wanita tersebut. Meski Renjun tidak suka olahraga, tapi dia tetap seorang laki-laki, jadi seharusnya tidak akan kalah semudah itu kan?
"Sialan! Kejar wanita itu! Pakaiannya bagus, seharusnya dia dari keluarga kaya. Jangan biarkan dia lolos!"
"Kau mau kemana? Langkahi aku dulu."
Renjun sedikit terharu, bukankah dia sangat keren sekarang? Meski dia sangat ingin menangis. Apakah polisi masih lama? Rasanya aku hampir mati disini. Pak polisi, ayolah cepat datang. Aku mohon. Oke, kita simpulkan ternyata dia pasti akan kalah semudah itu.
Dan benar saja, saat dia berusaha melawan para perampok itu, hanya beberapa pukulan dia sudah jatuh ke tanah. Renjun menyesal dia tidak pernah belajar bela diri sebelumnya. Dengan sekuat tenaga dia mencoba bangkit kembali, namun mungkin karena para perampok itu sudah kepalang kesal melihat 'cecunguk' lemah ini berjuang terus-menerus, akhirnya salah satu dari mereka menusuk perut Renjun. Bersamaan dengan itu, suara sirine polisi datang dari jauh.
"Sial! Ayo lari! Cecunguk lemah sialan ini, pergilah kau ke neraka!"
Setelah menendang tubuh lemah bersimbah darah Renjun, mereka akhirnya melarikan diri. Polisi sialan, mengapa mereka lama sekali? Ahh, apakah ini akhirnya? Kalau tau begini aku akan mencoba melakukan seks kepada pria tampan terlebih dahulu. Sial, tabunganku selama 8 tahun sia-sia. Kasihan sekali, Renjun hanya hidup sendiri sejak umur 15 tahun. Orang tua nya? Renjun tidak tau, karena ia berasal dari panti asuhan. Berjuang hidup sejak dia masih muda. Padahal dia berencana akan mencoba berkencan saat umurnya 28 tahun yang tinggal 2 bulan lagi setelah dia sibuk mencari uang dan tidak punya waktu untuk berkencan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become a Villain in a Romantic Novel (NoRen)
Fiksi PenggemarHuang Renjun hanyalah seorang pekerja kantoran biasa yang baru saja akan naik pangkat dan sangat suka membaca webnovel. Suatu hari ketika dia sedang berjalan seusai lelah bekerja, dia menolong seorang wanita yang akan dirampok. Namun naasnya, pisau...