Pagi yang cerah, secerah hati Renjun. Ia tidak sabar memulai hari ini, dengan cepat ia bangun dari kasur dan langsung menuju kamar mandi.
Setelah mandi, dia menuju ke bawah, dia melihat ayah dan hyungnya sedang duduk berbincang didepan televisi. Sepertinya mereka sedang membahas tentang pekerjaan, Renjun sedikit mengerti bahwa mereka sedang membahas tentang saham, investasi, dan keuntungan. Namun tidak mungkin kan Renjun secara terbuka bergabung dengan mereka? Mereka akan curiga apabila tuan muda yang bahkan tidak tahu tentang pelajaran disekolah tiba-tiba dapat memberikan pendapat tentang urusan perusahaan.
Renjun menyapa mereka dengan senyuman. Mereka menghentikan pembicaraan dan menoleh kepada Renjun, dan balas tersenyum. Renjun mereka semakin manis dari hari ke hari.
"Ayah, hyung, ayo cepat kita sarapan! Aku sudah tidak sabar ingin ke sekolah."
Mereka hanya membalas dengan gelak tawa, mereka tahu Renjun sangat senang sekali hari ini karena ia akan masuk club melukis. Jika mereka tahu Renjun sangat suka melukis, mereka akan membuat Ruang lukis khusus dirumah ini untuk Renjun.
Ah, apakah mereka harus?
"Ren, jika kau sesuka itu melukis, kami akan membuat ruang lukis untukmu dirumah ini, bagaimana?"
Renjun yang mendengar itu sangat senang hingga rasanya ia akan memeluk hyungnya.
"Benarkah?! Benarkah aku bisa?! Aku ingin, hyung!" Renjun bertanya dengan semangat.
"Tentu saja kau bisa! Apapun akan kami berikan untukmu."
Dengan segera, Renjun memeluk hyungnya dengan erat.
"Terimakasih, hyung! Aku sangat menyayangimu."
"Jadi? Hanya hyung yang kau sayang? Bukankah itu semua uang ayah?"
Ayah Park berpura-pura kesal. Renjun hanya tertawa geli. Dan berjalan menghampiri ayah Park, lalu memeluknya erat.
"Aku juga menyayangimu, ayah."
Ucapan Renjun membuat ayah Park terkekeh bahagia. Setelah itu mereka menuju ruang makan untuk sarapan. Setelah sarapan, Renjun segera berangkat ke sekolah. Sungguh pagi yang menyenangkan.
Setelah Renjun pergi ke sekolah, ayah Park memerintahkan orang untuk segera membangun ruang lukis di ruangan samping kamar Renjun. Dia ingin ketika Renjun pulang dari sekolahnya, ruang lukis itu sudah jadi. Lalu, ia dan Mingyu segera berangkat ke kantor.
————
Renjun telah sampai di sekolahnya. Dia segera menuju kelasnya yang berada di lantai 3. Memasuki kelas, Renjun segera menjadi pusat perhatian. Namun, Renjun tidak mempedulikan hal itu dan langsung menuju kursinya.
Dia duduk dikursinya, dan seperti biasa, melamun melihat langit sambil menunggu guru tiba. Menurut ingatan Park Renjun, ia memang tidak punya teman dikelasnya, bahkan dua teman yang menghasut Renjun saja berada dikelas yang berbeda.
Ngomong-ngomong, dimana mereka? Sejak kemarin, Renjun belum melihat mereka. Mungkin hari ini mereka akan menemui Renjun.
Guru pun masuk, kelas seketika menjadi hening. Mereka pun memulai pembelajaran.
————
Jam istirahat tiba, Renjun segera keluar dari ruang kelas dan berjalan menuju kantin. Ah, Renjun hampir lupa memberitahu, kantin itu berada di lantai 1. Karena kelasnya berada di lantai 3, akan melelahkan jika menggunakan tangga, jadi dia berjalan menuju elevator untuk turun ke lantai 1.
Ting
Akhirnya Renjun telah sampai di lantai 1, lantai ini memang lebih luas dibanding lantai atasnya. Karena selain ada kelas 1, disini ada kantin, ruang guru, lobby, dan loket pembayaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become a Villain in a Romantic Novel (NoRen)
FanficHuang Renjun hanyalah seorang pekerja kantoran biasa yang baru saja akan naik pangkat dan sangat suka membaca webnovel. Suatu hari ketika dia sedang berjalan seusai lelah bekerja, dia menolong seorang wanita yang akan dirampok. Namun naasnya, pisau...