06. Takut khilaf

1.3K 80 29
                                    

Vote komen di persilahkan 😤❤

Happy Reading💕
___________________

Tangan berurat yang sibuk menata piring dan gelas di atas meja makan. Di mata Qierra itu adalah hal yang menabjubkan.

Mata elang yang tajam semakin menarik perhatian.

Kriett

Salah satu kursi Arsel tarik untuk ia duduki. "Kenapa? gak enak makanannya?" tanya Arsel.

Qierra menggeleng pelan lalu kembali menyuap nasi gorengnya. Sedangkan Arsel meminum teh hangat.

Arsel menghembuskan nafas lelahnya. Hari ini sangat melelahkan baginya apalagi dirinya belum sempat istirahat sehabis mengerjakan berkas-berkas anak didiknya tiba-tiba saja Qierra menelpon.

Kerutan di dahinya tercetak jelas, tangan besar itu mendarat tepat di sudut bibir Qierra.

"Sudah gede mau punya anak tapi makan masih kayak bocah, belopotan." ucapnya dengan menggelengkan kepala merasa lucu sendiri.

Qierra sempat terkejut beberapa detik saat jari Arsel menyentuh sudut bibirnya namun mendengus setelahnya saat mendengar ucapan Arsel.

"Yang bikin aku punya anak siapa?" ketusnya.

Arsel terkekeh sambil menggaruk kepalanya. "Iya, saya bapaknya anak-anak kamu nanti."

Arsel mendekat pada Qierra lalu menunduk menghadap perut Qierra yang masih rata.

Qierra menaikkan sebelah alisnya, merasa heran pada Arsel.

"Mamah kamu kayaknya bakal galak, nanti kalau kamu udah lahir pintar-pintar yah jangan sampai bikin mamah marah. Biar papa aja yang ngerasain omelan sama judesan mama kamu." bisik Arsel lalu mengelus lembut perut Qierra.

"Lahir aja juga belum." ketusnya lalu ucapanya berubah menjadi seperti anak kecil. "Umur adek belum ada satu bulan ayah. Mamah gak bakal omelin adek bolehnya omelin ayah aja."

"Uhhh gemesnya calon mama muda." Arsel mencubit pipi Qierra.

"Aaa~ jangan di cubit." rengeknya.

Arsel menghentikan kegiatan mencubitnya. Jam silver yang melingkar di pergelangan tangan kekarnya menunjukkan jam 21:22.

"Sudah malam. Sekarang waktunya kamu istirahat jangan begadang."

"Tapi aku belum ngantuk."

"Qierra, nurut sama saya ya. Ini juga buat kesehatan kamu sama adek."

"Gak mau tidur." Qierra merengut. "Aku bakal tidur kalo bapak nginep disini."

"Ha?" Arsel melotot tak percaya.

***

Di sinilah Arsel dan Qierra yang tidur dalam satu ranjang.

Tadinya ia setuju untuk menginap tapi tidur di ruang tamu bukan tidur di satu kamar yang sama dengan perempuan di sebelahnya.

"Qierra?!" Arsel terperanjat kecil karena pergerakan spontan Qierra yang memeluk salah satu tangannya.

"Jangan kemana-mana." gumamnya.

Arsel terdiam beberapa saat sebelum Qierra membuatnya kelimpungan. Wajah cantik itu mendekat pada leher Arsel sehingga setiap hembusan nafas menggelitik lehernya.

Belum lagi tangan ramping yang dengan sengaja menyentuh perut kerasnya seolah menggoda.

"Pak Arsel,"

Arsel menoleh kesamping dan sial wajah sayu dengan mata berkaca-kaca membuat sesuatu di dalam sana terpancing.

"Mau," ucapnya mendayu.

"Ra--!" nafasnya tercekat.

"Hiks...pak Arsel gak mau ya? Apa gara-gara aku gak perawan lagi." rengek Qierra.

Arsel paham betul hormon ibu hamil memang labil. Tapi kalau yang ia hadapi seperti ini dirinya merasa gemetar sendiri.

"Astaga ra, bukan gitu." Arsel memeluk tubuh itu kedalam dekapannya.

"Terus apa? aku mau 'itu'." karena memang kenyataanya di bawah sana sudah becek.

"Saya bukannya gak mau cuman saya takut khilaf terus kebablasan karena kamu masih hamil muda takut kenapa-napa."

Qierra mendongak begitupun dengan Arsel yang memunduk, jadilah mereka saling tatap-tatapan.

"Gakpapa mainya pelan aja biar adeknya gak kenapa-napa."

Arsel terlihat berpikir sebentar lalu mengecup sebentar bibir pink navy tersebut.

"Kalau sakit bilang ya,"

Qierra mengangguk kecil dan mengalungkan tangannya di leher Arsel, sedangkan Arsel bergerak dengan posisi hampir menindih tubuh Qierra.



***

Wokawok gajelas yah 😔☝

Btw TBC yah....

Sabtu, 18 juni 2022




One Night StandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang