One Night Stand

01. Awal petaka

Hai kalian yang baca
Makasih udah mampir di sini ^^
Cuman mau bilang kalo cerita ini ratingny di atas 18+ jadi aku harap kalian bijak ya sebagai readers.
Oke😉👌

Happy Reading

***

"Ayo mau ya Qierra, kita kesana cuman buat have fun aja."

"Iya, nikmati masa liburan kita."

Qierra --Qierra jianna-- memijat pangkal hidungnya, pusing menghadapi tingkah temannya yang kali ini bersikap memaksa.

"Oke, gue bakalan ikut."

Keysa --Keysa Biana-- dan Lula --Zean Lula-- tersenyum lebar lalu bertos tangan.

"Oke, kita berangkat bareng nunggu di halte biasa." ucap Lula berjalan keluar cafe sambil melambaikan tangan.

"Gue juga mau pulang, lo gak pulang qierra?" tanya keysa

"Enggak nanti aja ada yang mau gue kerjain." jawabnya santai.

Keysa mengangguk. "Duluan."

Sepeninggal keysa sebelum pergi, Qierra menopang dagu, matanya menatap laptop yang ia bawa.

Tangannya mengetik cepat di atas keyboard, raut wajahnya terlihat serius, sesekali alisnya akan mengerut.

Qierra jianna, gadis berusia 20 tahun yang masih menyandang mahasiswi kuliahan di universitas. Sibuk menuangkan ide-ide yang di buat menjadi sebuah cerita di sebuah aplikasi.

Hobi yang dia sukai ini sedikit membuahkan hasil karena cerita yang ia buat sudah ada yang dicetak dalam bentuk buku.

Sebuah senyum tercetak indah di belah bibir ranumnya.

"Akhirnya selesai," gumamnya

Qierra tersenyum senang saat tak lama dia publish ceritanya banyak notif yang terlihat di dalam layar.

Bibirnya bergerak tanpa suara membaca setiap komentar pembacanya. Ada rasa senang tersendiri ketika melihat ke antusiasan pembacanya.

Melirik jam yang melingkar cantik di pergelangan tangannya. Sudah saatnya ia pulang sejak tadi.

Akhirnya Qierra memutuskan untuk pulang menggunakan taxi online.

***

Malam hari sudah tiba kini mereka bertiga Qierra, Keyla, dan Lula sudah berada di depan bangunan yang terlihat sekali banyak orang keluar masuk dari sana.

"Emm...yakin?" tanya Lula ragu yang sebenarnya juga belum pernah masuk kedalam hiburan malam.

"Yakin-lah udah sampai masa mau pulang." ucap keyla menggeret kedua temannya masuk kedalam.

Dentuman musik menyambut pendengaran mereka, jika ingin berbica diharuskan untuk sedikit meninggikan suara jika tidak maka jangan harap lawan bicaramu dapat mendengar suaramu.

"Kita duduk dimana?" tanya Qierra

Keyla menunjuk sebuah tempat yang sepertinya memang sudah di pesan, keyla memang sering ketempat seperti ini maka dirinya yang membawa kesini teman-teman polosnya sudah mengatur semua.

Mereka duduk kecuali keyla.

"Kalian berdua duduk disini dulu gue mau ambil minuman."

Lula dan Qierra hanya mengangguk patuh. Sesuai perkataannya tadi keyla berjalan menuju bartender disana dan mengambil beberapa minuman.

Jelas sekali jika Qierra maupun Lula merasa tidak aman berada di tempat seperti ini.

Melihat adegan yang vulgar di depan mata, berbaur menjadi satu sambil bergoyang mengukuti alunan musik.

Belum lagi tatapan beberapa laki-laki hidung belang yang kadang sesekali melirik mereka berdua dengan tatapan menggoda.

"Ra, mau pulang." rengek Lula ketika matanya mendapati seorang laki-laki yang menatapnya intens membuat dirinya risih.

"Nanti Keyla marah gimana?" ucap Qierra mengingatkan Lula kalau Keyla itu sedikit pemarah.

Lula menghembuskan nafas pelan, duduknya semakin rapat dengan Qierra.

Keyla datang membawa dua botol minuman yang sudah pasti minuman beralkohol.

"Kalian kenapa?" tanya keyla sambil menuangkan minuman ke gelas kaca.

Qierra menggelengkan kepalanya.

Keyla menyerahkan masing-masing gelas yang sudah terisi itu pada Qierra dan Lula.

Dengan senyum manis. "Ayo minum." Keyla menenggak minuman itu tanpa ragu.

Qierra mengambil gelasnya dan meneguknya sampai habis sama seperti yang dilakukan Keyla.

Tenggkrokannya terasa panas saat meminum minuman itu.

Gak minum lagi dah gue, gak enak! Batin Qierra

Lula yang awalnya sama dengan Qierra yang asing dengan minuman itu akhirnya terlihat seperti orang yang kecanduan sama halnya dengan Keyla yang seperti tidak ada beban saat meminum minuman tersebut.

Baik keyla dan Lula mereka sudah sempoyongan, berbicara melantur. Sedangkan Qierra menatap keduanya bingung, gimana nanti dia membawa kedua temannya pulang jika sudah mabuk begini?

Qierra beranjak dari tempatnya duduk, berjalan sedikit tergesa karena ingin membuang sesuatu di dalam dirinya.

Toilet mana toilet!

Tidak peduli jika dirinya beberapa kali menabrak bahu orang-orang yang ia lewati.

Karena saat ini yang terpenting dirinya harus ke TOILETT!

***

Akhirnya Qierra merasa lega selepas membuang air kecil.

Aneh itulah yang dipikiran Qierra saat melewati lorong, kenapa terasa sepi? tadi saat melewati ini banyak orang berlalu lalang.

Qierra melewati lorong panjang yang memiliki pintu di setiap beberapa langkahnya.

Saat melewati pintu yang sedikit terbuka, Qierra mendengar suara laknat yang berasal dari sana. Suara desahan?

DESAHAN!

Yang benar saja? pikir Qierra

Brak

"Kamu jangan lari!" Berbarengan dengan suara gebrakan pintu yang di buka tidak santai suara lantang laki-laki mengintrupsi seorang perempuan yang keluar tergesa dari ruangan tadi.

Qierra hanya terdiam menatap perempuan itu berlari kencang.

Tiba-tiba tangannya di cengkram oleh seseorang.

"Eh? Lepasin!" Panik Qierra saat dirinya di seret paksa masuk kedalam ruangan yang ternyata sebuah kamar yang berisi tempat tidur dan satu kamar mandi.

"Kenapa kamu khianatin saya Zia." Suara laki-laki itu terdengar berat membuat Qierra merinding mendengarnya.

Qierra memberontak saat dengan kurang ajarnya laki-laki itu melumat bibirnya.

Tangan laki-laki itu bahkan sudah meraba ke mana-mana.
Jangan tanya bagaimana Qierra? dia sudah menangis sambil memberontak tapi terasa tidak berguna.

"Saya sudah berikan semua yang kamu mau, tapi kenapa kamu khianatin saya Zia? KENAPA!" bentak lelaki itu di akhir kalimat.

Qierra tersontak kaget saat di bentak seperti itu, tubuhnya melemas ketakutan saat menatap mata yang menyiratkan nafsu, kecewa, marah? entahlah.

***

TBC

Gimana tertarik gak? 😭
Semoga tertarik ya.

Sabtu, 01 januari 2022