08. Calon mantu 2

676 47 9
                                    

Untuk bab selanjutnya pakai target ya:)
Cuman 25 voting ke atas aja kok.

_______

"Calon mantu mama."

Ema -- ibu dari Arsel mengerutkan keningnya tidak mengerti.

"Kamu bukannya sama Zia, ya Arsel?"

Arsel terdiam sejenak. "Zia sama aku udah gak ada hubungan apa-apa lagi mah."

"Sejak kapan? perasaan baru minggu lalu kamu ngomong di hadapan mama mau ngelamar Zia?"

Qierra meremat tangannya, sejak nama itu keluar, pikirannya langsung mengingat kejadian di mana awal masalah di mulai, dimana saat sebelum qierra di setubuhi oleh Arsel. Arsel sempat meneriakkan nama 'Zia'.

Dan akhirnya dirinya tau siapa sekarang perempuan yang seharusnya ada di posisinya, jika saja dia tidak lari saat itu mungkin hidupnya akan damai-damai saja seperti dulu.

Namun apa nasi sudah menjadi bubur. Orang di masa lalu calon suaminya sendiri membuat dirinya sekarang ragu harus meneruskan rencananya ingin menikah atau berhenti disini sebelum semuanya terlalu jauh.

Untuk urusan anak yang di dalam perutnya biarkan ia saja yang memikirkannya nanti.

"Dia selingkuh ma, jadi sekarang yang ingin ku kenalkan pada mama adalah gadis yang ada di sampingku. Namanya Qierra Jianna." ucapnya.

Ibunda dari Arsel hanya mengangguk menanggapi. "Qierra sekarang sudah umur berapa sayang?"

Dengan kikuk campur takut Qierra menjawab seadanya. "Umur saya 20 mau ke 21 tahun tante." jawab Qierra.

Ema menutup mulutnya lalu memelototi anak laki-lakinya. "Kamu pinter banget ya Arsel! tolong inget umur kamu berapa, kamu itu cocoknya jadi pamannya Qierra."

"Jodoh gak ada yang tau mah," tangannya memeluk bahu sempit Qierra. "Iyakan sayang."

Sayang?

"I-iya bener ma kata ma-mas Arsel."

Arsel mengulum bibirnya menahan senyum lebar.

Ema tersenyum. "Kalau kalian sudah sama-sama siap mau menikah, mama setuju-setuju saja. Sekarang Arsel kamu hari ini nginap dulu dirumah sama calon istri kamu. Kamu ngomong sama papa kamu soal rencana ingin menikah."

Qierra menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Tapi tante, Qierra gak ada bawa baju ganti." ucapnya dengan polos.

Ema terkekeh geli pada sikap Qierra. "Dasar pedofil, sukanya sama bocah polos. Mamakan jadi kasian sama menantu mama."

Arsel yang dibilang pedofil merengut tak suka. "Aku bukan pedofil ya ma."

"Iya in." tawa pecah Ema meledak puas meledek Arsel.

Qierra tersenyum melihat keharmonisan keluarga Arsel.

____

Tidak terasa langit yang tadinya cerah sudah berganti menjadi gelap. Qierra terduduk termenung di tepi kasur sendirian di kamar tamu.

Arsel dan Qierra tentu saja tidak berada di dalam satu kamar. Karena Ema tidak ingin anaknya melakukan apa-apa pada calon menantunya. Walaupun sudah di apa-apakan sampai hamil tanpa sepengetahuan beliau.

Tok tok tok

"Qierra."

"Qierra ayo keluar kita makan malam." ucap Arsel dari luar.

"Iya tunggu sebentar."

Qierra beranjak dari tempat tidurnya dan membuka pintu kamarnya.

"Makan dulu kasian dedeknya laper mamanya gak ada makan tadi sore." goda Arsel dengan suara pelan.

"Aku tadi sore beneran gak nafsu makan, pak."

Seketika senyum lebar tadi tergantikan dengan hembusan nafas. "Saya lebih suka kamu manggil saya dengan sebutan 'mas' seperti tadi. Kamu manggil saya bapak tapi saya bukan bapak kamu." komplain Arsel.

"Tapikan bapak memang bapak Aku di sekolah waktu dulu." jawab tak mau kalah.

"Itukan dulu sekarang saya ini calon suami kamu." balas Arsel tidak terima.

"Sama aja." Qierra berlalu mendahului Arsel menuruni tangga.

Arsel mengusap wajahnya frustasi. "Segitu tuanya ya muka aku?" monolognya.

Jika saja Arsel menyadari rona merah samar di pipi Qierra tadi. Dirinya pasti akan tau kalau tadi Qierra merasa malu karena memanggil dirinya dengan sebutan 'mas' seperti itu membuatnya salah tingkah.






TBC

Selasa, 23 Agustus 2022







One Night StandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang