|皇帝的死亡哨声|Bab-8|

828 86 13
                                    

       Pergi tanpa pamit.. Hanya meninggalkan sepucuk surat. Taukah kamu, Wei Ying.. Kisah kita bahkan belumlah usai.. Tahun ini bukan lah Tahun kita. Tapi aku harap, di tahun yang akan datang.. Itu adalah Tahun milik kita..
   
     🥀🥀_ Lan Wangji.

..... Sory lama Up nya Gaes, ane lagi melakukan beberapa riset tentang BDSM.. Happy Reading...

.....

Lan Wangji berdiri di depan pintu geser berwarna coklat. Dengan motif ukiran Burung Merak yang indah. Sebenarnya, tangan Wangji sudah mengudara, dan siap mengetuk pintu. Tetapi, dia urung melakukan itu. Karena dia takut bila mana nanti, ia telah menganggu Wei Wuxian. Jadi dengan ragu ia memutar badan, mengambil beberapa langkah kecil untuk kembali.

" Kenapa pergi? Ayo masuk."

Langkah kaki Wangji terhenti, ia berbalik dan memerikan hormat kepada Wuxian. Wuxian menarik tangan nya dan membawa nya masuk kedalam. Merengkuh pinggang kecil Wangji dan menghimpit nya di antara pilar besar berwarna kuning. Gorden putih transparan menyamarkan wajah Wangji yang merona.

" Manis sekali, seperti madu. Di izinkan tidak, Kaisar ini mencuri ciuman." Wuxian mengusap pipi Wangji dengan lembut. Mengambil sedikit rambut yang menjuntai dan mengendus aroma nya.. " Hmm, camelia.. Harum sekali.. Tapi tetap bau keringatmu aku lebih suka. " saat mengatakan itu, Wuxian berbisik tepat di dekat telinga Wangji.

" Ww-wei Ying, jangan katakan itu. Aa-aku datang untuk menyakan sesuatu." Wangji menunduk malu, ia tak berani menatap wajah Wuxian yang jarak nya begitu dekat. Ia sadar bahwa saat ini wajah nya memerah.

" Wangfei-ku, izinkan dulu aku mencuri ciuman di sini." Wuxian menyentuh pipi.." Lalu di sini, di sini dan sini. " ia menyentuh bibir dan hidung. Lalu membawa kepala Wangji agar mendongak menatap nya.

" Wei Ying, untuk apa meminta izin? Kamu bisa melakukan nya jika kamu ingin. " Wangji enggan menatap wajah Wuxian. Mata nya bergerak kesana kesini.

" Aku ingin, setiap saat.. Stiap detik, dan setiap waktu. Tapi, apa Wangfeiku bersedia setiap saat? Aku boleh memaksakan kehendak padamu.. Kau ini anak Dewa yang agung. Aku bisa di kutuk tujuh kehidupan."

Wangji menggeleng,. " Tidak Wei Ying, tidak akan ada yang menghukum dirimu. Tubuhku milikmu, hati dan jiwaku sudah menjadi milikmu sejak dulu. Jadi mengapa para Dewa akan menghukummu?. "

" Begitu?. "

Wangji mengangguk.

" Jadi aku di izinkan?. "

" Iya, cc-cium saja." Wangji mengatakan nya dengan gugup.

Wuxian yang tak tahan pun tertawa lepas, ia memeluk Wangji dengan erat, tangan nya meraba pada bagian bokong dan meremas nya gemas. Terkejut, Wangji pun berjengit. Wajah nya benar - benar-benar memerah karena malu.

" Wangye, jangan nakal." keluh nya dengan suara yang lembut.

" Hahahaha, memang nya aku anak kecil? Biar aku tunjukkan seberapa nakal nya aku, Wangfei.." jemari Wuxian merambat kebagian sensitif Wangji yang di balut dengan kain sutera biru langit. Ia menelusup masuk dengan membuka ikatan tali di bagian pinggang.

" Wei Ying, jangan.. Aku tidak sedang ingin melakukan ini. Aku... Aku.. Aku.. " Wangji takut melanjutkan ucapan nya. Ia meremas jubah Wuxian dengan erat. Tak pelak, Wuxian menghentikan kenakalan tangan nya. Ia melirik punggung dan tengkuk Wangji yang memerah.

" Ini yang aku maksud, jangan begitu mudah mengiyakan keinginanku, Lan Zhan. Kamu tidak tau, sebesar apa keinginanku yang sebenar nya. " Wuxian melepaskan pelukan nya. Ia juga merapikan pakaian Wangji dan kembali mengikat tali pakaian yang sempat ia lepaskan.

" Keinginan yang seperti apa?. "

" Keinginan yang sulit kamu lakukan, tapi tidak bisa kamu abaikan. Jangan sampai kamu berada di posisi itu. Karena aku tidak suka, ketika melihatmu ragu dalam mengambil keputusan."

Wangji mengangguk, dia diam. Dan Wuxian diam. Kedaan ini membuat nya tidak nyaman. Takut jika Wuxian marah pada nya.

" Kau... Tidak marah padaku?."

" Marah untuk apa? Kalau kamu tidak mau maka aku tidak akan lakukan. "

" Wei Ying, kamu marah. "

Wuxian mengangkat kepala nya, menangkup pipi Wangji dan mengecup bibir nya sebentar : " Apa aku kelihatan sedang marah? Tidak kan.. "

" Bagaimana dengan hatimu? Apa tidak kecewa?. "

" Kecewa.. Kepadamu? Tidak pantas aku kecewa padamu, Lan Zhan. Seharusnya aku yang bertanya. Apa kamu tidak pernah kecewa padaku? Atau membenciku? Karena fakta nya, aku lah orang yang sudah membumi hanguskan keturunan Lan. Beserta Ayah dan Kakakmu. Apa tidak kecewa?. "

Wangji menegang, ingatan nya terlempar kembali ke Kejadian lampau. Tapi itu tidak berlangsung lama. Karena kepahitan pada tahun itu, suda tergantikan dengan kemanisan sikap Wuxian. Wangji sudah melepaskan segala nya. Dendam dan kebencian itu sudah ia hilangkan dari dalam hati nya.

Orang bijak pernah mengatakan..

" Melepaskan dendam dan kebencian, bisa membuat kita lebih bahagia. Menghapus belenggu masa lalu adalah pilihan terbaikku. Wei Ying, apa kamu tau tentang catatan lama di ruang belajar. Tentang bagaimana kita, harus Memerdekakan diri sendiri?."

Wuxian mengangguk, ia membawa Wangji untuk duduk di kursi panjang, yang menghadap langsung kearah taman Rahasia yang hanya di ketahui oleh Wuxian dan Wangji.

" Ingat.. Mana mungkin aku lupa. Kamu mencuri kiasan itu dan menyimpan nya di buku pelajaranku." Wuxian tersenyum geli. Dan Wangji merengut karena kesal.

" Kenapa mengingat bagian itu!."

" Mau bagaimana lagi? Yang aku ingat hanya aku dan kamu. Tentang kita. Yang lain nya aku abaikan. Lagi pula, apa penting nya kiasan itu?. "

" Wei Ying.. Dengar... Kita kamu melepaskan dendam, amarah dan kebencian dalam hatimu. Kamu akan lebih bahagia lagi. Hatimu tidak terbelenggu oleh perasaan yang tidak perlu. Kamu har~..

" Ketika hari itu tiba, kita pasti sudah berada di ujung jalan." Wuxian mengecup bibir Wangji. Melepas nya dan melanjutkan ucapan nya.. " Amarah di hati ini sudah melekat, sudah permanen. Butuh hati baru bentuk melupakan nya. Dan ketika hati itu tiba, kita pasti sudah berada di ujung perjalanan. "

Perasaan Wangji jadi tidak enak. Ucapan Wuxian menguat hati nya sakit. Tanpa sebab ia meremas jemari Wuxian dengan erat. Lalu dengan berani menatap mata Wuxian serius.

" Jangan tinggalkan aku. "

" Kita akan bertemu. "

" Aku tidak ingin kau pegi. "

" Takdir yang bicara."

" Siapa takdir? Dia tidak berhak memisahkan kita."

" Takdir datang tanpa peringatan."

" Maka aku yang akan memperingatkan nya.. Untuk jangan mengambil Wuxian dari hidupku.. Katakan pada Takdir jika Lan Wangji.. Mencintai Wuxian.. Seperti Matahari yang mencintai Bumi. "

Dan seperti itu juga kita tidak bisa bersama lebih lama... Batin Wuxian. Ia menangkup tengkuk Wangji dan mencium bibir itu dalam. Ia menutup mata, menyesap dan menikmati bibir itu lebih lama. Ia bersumpah, ia tak akan melupakan kelembutan dan kenikmatan bibir ini..

...... Tbch🥀

Tebak hayooo plottwis nya gi mnaaaa

[XianWang] Emperor Death Whistle Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang