prolog

1.5K 44 26
                                    

"Buanglah anak perempuan itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Buanglah anak perempuan itu.hanyutkan di sungai atau titipkan saja ke panti asuhan!ini membuatku pusing!"

Dada Giordano kembang kempis menahan amarah yang membuncah di dadanya.dua masalah besar dihadapannya gara gara ulah rekannya yang ceroboh.

"Awas saja Jhon! Aku akan memotong kepalamu nanti-" batin pria berusia akhir 20-an itu.

Sang dokter kandungan ketakutan. Batu kali ini ia melihat pemilik perusahaan Dirlangga semarah ini, apa penyebabnya? Entahlah, ia tidak mau bertanya jika di situasi begini.

"Kenapa kau masih disini?! Cepat buang anak itu!" Teriak Giordano. Matanya menatap nyalang sang dokter kandungan dengan ber api api.

"Y -Ya tuan" jawabnya seraya membungkuk lalu berlari menjauh dari Giordano.

. . .

"Suster! Suster!" Teriak dokter Dipta diambang pintu. Suster yang berada di dalam ruang bersalin itupun menoleh.

"Ya pak? Ada yang bisa saya bantu?" Tanyanya
Dahinya berkerut kala melihat atasannya sedang pucat pasi serta keringat bercucuran kemana-mana.

Dokter Dipta mendekat." Tuan Giordano meminta anak perempuan nya dibuang, haruskah kita kubur saja hidup-hidup?" Tanyanya yang berhasil membuat Edith terkejut

"Dokter! Apa anda sudah gila?mengubur bayi hidup-hidup sama saja dengan tindakan kriminal!" Jawab Edith dengan menggebu, sisi keibuannya muncul.memang, Edith sendiri sudah mempunyai anak laki-laki berumur satu tahun.lagian orang waras mana mengubur bayinya hidup-hidup?? Kecuali orang itu sudah gila.

Raut wajah dokter Dipta semakin pias," kalau begitu, bawalah bayi itu bersama mu, aku akan mengatakan pada nyonya Liliana bahwa anak perempuannya mati."

Setelah mengatakan hal itu, sang dokter keluar dengan raut wajah yang masih sama.ketakutan akan kemarahan pemimpin perusahaan Dirlangga.ia khawatir jika rumah sakitnya akan hangus dibakar oleh bawahan sialan itu.

Edith mengalihkan wajahnya kedalam box bayi bewarna pink.terlihat manusia kecil dan rapuh itu masih tertidur lelap. Raut wajahnya menyendu,ia teringat dua bulan yang lalu ia kehilangan janinnya dikarenakan pendarahan.

Perlahan ia mengangkat manusia mungil itu, mendekapnya pelan,menciumi setiap inci wajahnya.aroma khas bayi begitu merayap di dalam hidungnya.

Aroma yang sudah lama ia dambakan.

Satu kalimat terbesit di pikiran nya

'Haruskah aku mengadopsi bayi ini?'

Entahlah,ia akan membicarakanya pada suaminya nanti.

"Edith, ini gila!." Bentak Lucifer sambil melotot kearah nya.

Setelah pulang kerja di Bar kekuarga Ludovic, istrinya kini menggendong sebuah bayi perempuan yang telah dibuang oleh Giordano Ludovic, pemilik Estonia club di kota besar ini.

"Kumohon, kasihanilah." Pinta Edith memelas kepada Lucifer yang masih geleng-geleng kepala-tak habis pikir.

"Tidak. Buang saja bayi itu,Jika tuan Giordano tahu, maka kita akan dibunuh dalam satu malam."

Lucifer memegang kedua pundak Edith, mencoba meyakinkan untuk membuang anak dari bosnya, atau riwayat mereka akan mati.

"Dengar, tuan Giordano sangat kejam. Jika siapa saja yang menentangnya walau istrinya sekalipun, keluarganya sekalipun, apa kau tahu akhir dari mereka?,"

"Mati."

Edith menggeleng, kemudian mengusap pipinya yang sudah basah karena linang air matanya yang begitu deras.

Lucifer mengambil buaian itu, lalu berjalan kearah pintu belakang rumah dengan membawa sebilah pisau dapur yang tajam.

Lucifer mengambil buaian itu, lalu berjalan kearah pintu belakang rumah dengan membawa sebilah pisau dapur yang tajam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Hoi hoi aink kambek with Nyu stori..

Hehehe maaf ketagihan nulis,sumpah Loh wkw

Btw , ini cerita spesial banget ya mas.

Soalnya collab sama mbak @veby_fyi_

Jangan lupa untuk mencet tombol petrik ya...kalo nggak gue slebew lu satu satu.

Rame, lanjut part selanjutnya cekidot>>

MIDNIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang