Jam pelajaran olahraga sosial-1 telah usai, sudah hal biasa bagi aleandra membersihkan semua bola voli yang menggelinding dimana-mana.
Gadis dengan rambut coklat keemasan mengambil bola yang berserakan satu-persatu, kemudian menaruhnya di tempat bola.
"Kutu buku!" Panggil Olivia seraya melemparkan bola voli ke arah Aleandra. Gadis itupun mengaduh saat sesuatu menghantam keras tengkuknya, kemudian disusul beberapa hantaman bola sehingga gadis itu terjatuh.
Aleandra mengepalkan tangannya, lalu bangkit sembari mengambil satu bola voli, kemudian melempar ke arah tiga siswi yang gemar menindasnya.
"Berhentilah menggangguku!."
Lantas Aleandra pergi melenggang begitu saja.
. . .
"Apa kamu yakin? Menjadikan Olivia sebagai istrimu?." Kini James, Nathan,Gabriel dan Alvizer tengah menikmati jam Istirahat di kantin.
"Aku bahkan tak yakin jika menerima itu."celetuk James ambigu membuat Hati Nathan dilema, pemuda itu mengambil korek api untuk menyalakan rokok di mulutnya.
"Aku juga tidak tahu,"
"Kuharap dia menerima apa yang selama ini kusembunyikan." Lanjut Nathan sembari menghisap kembali rokoknya,kemudian mengeluarkan asap rokok melalui mulut ranumnya itu.
"Ey, itu si kutu buku. Katamu akan memberinya hukuman." Ucap Ilyas yang menunjuk Aleandra di kantin dengan dagunya.
"Hukuman? Apa kau akan menidurinya Gab?." Ucap James terkekeh yang mendapat pukulan mentah dari Gabriel.
"Hei, suruh kutu buku itu untuk ke sini." Titah Gabriel kepada salah satu adik kelasnya.
Aleandra menepuk perutnya saat melewati kantin sekolah, sialnya ia lupa membawa uang untuk makan. Sudah satu hari perutnya tak diisi karena harus membayar hutang ibunya juga biaya perawatan rumah sakit jiwa neneknya.
"P-permisi kak." Ucap seorang gadis yang sedikit lebih tinggi darinya, dilihat dari badge-nya bewarna biru,berarti gadis ini masih kelas sepuluh.
"Ya? Kenapa?."
"Kakak di suruh kesana." Ia menunjuk takut-takut ke arah segerombolan berandal sekolah yang entah siapa nama mereka, Aleandra hanya mengenal satu orang, yaitu Alvizer.
"Terimakasih." Ucap Aleandra yang dibalas anggukan oleh adik kelas nya.
.
"Apa kau tahu kenapa aku memanggilmu ke sini?." Ujar Gabriel menatap teduh ke arah Aleandra yang duduk di meja kanan dekat yang belakangnya terdapat lapangan luas, hanya dibatasi jaring-jaring tinggi agar bola tidak mengenai siswa-siswi yang sedang makan.
Aleandra menggeleng, kemudian Gabriel membuka tasnya, lalu melemparkan tiga buku tugasnya untuk dikerjakan.
Jujur saja, sejak dirinya berjalan, dia agak nyaman dengan Nathan. Ia merasa jikalau dikuliti, menatapnya lamat-lamat dari ujung kepala sampai ujung kaki. Itu membuatnya risih.
"kerjakan tugasku," ucap Gabriel diangguki oleh Aleandra.
"Oh,jangan lupakan punyaku ya!," Timpal Ilyas sambil menyerahkan dua buku tugas miliknya.
"Punyaku." Ujar Nathan ikut-ikutan sambil menyerahkan empat buku tugas yang sama sekali tidak dia sentuh.
Aleandra berdecak sebal dalam hati, tampaknya dia harus begadang nanti malam. Mau tak mau, Aleandra mengangguk lalu berdiri hendak meninggalkan mereka, Namun Nathan buru-buru mencegatnya sehingga Aleandra mengurungkan niatnya untuk kembali.
"Kerjakan di Rumahku,"
"Apa?!." Sontak Aleandra meninggikan suaranya, heran.
"Untuk membuktikan apa otak encermu hasil belajar sendiri atau bantuan dari internet." Timpal Ilyas diangguki semuanya.
Wajah Aleandra berubah menjadi kusut, pikirannya kemana-mana sekarang, dia bahkan tidak mengenal mereka, walaupun dirinya sudah mengenal alvizer, tapi tetap saja kan? Alvizer masih asing di ruang lingkup hidupnya.
Takut jika mereka berbuat tak senonoh pada dirinya, Mengingat mereka adalah anak-anak para gengster. Bagaimana jika mereka menyiksanya? Lalu memotong kecil-kecil tubuh kurusnya. Atau- ah, sudahlah. Pikirannya kalut sekarang.
"Jangan Khawatir, kami tidak akan melakukan-"
"Baiklah." Final Aleandra kembali duduk.
"James, bawa tasnya kemari, jangan lupa masukan buku-bukunya juga." Titah Nathan yang di-ijabahi oleh James.
Nathan mengurai senyumannya, kemudian menggendong Aleandra bagai karung beras- diikuti Alvizer dan kawan-kawan di belakangnya.
Aleandra pun memberontak minta diturunkan, Namun perkataan-bukan, menurutnya lebih ke anacaman. membuat Aleandra kicep.
" Diam. Atau kucincang seluruh tubuhmu."
Melihat kejadian itu, para siswa-siswi pun berbisik-bisik. Diam-diam salah satu dari mereka memotret moment tersebut, kemudian mengirimkannya ke Olivia.
menghela nafas pasrah, dirinya pasti di cap sebagai siswi penggoda sekarang.
° °
Yuhuuuu Up lagi
Klik tombol petrik ya kawan kawand.

KAMU SEDANG MEMBACA
MIDNIGHT
Teen FictionThe midnight. adalah sebuah organisasi gelap yang beroperasi saat tengah malam. menjarah,membunuh, dan bermain dengan wanita malam sudah tak biasa bagi mereka,karena itu sudah menjadi kebiasaan. Suatu hari, sang istri pemimpin gengster tersebut mela...