-03-

25 8 1
                                    

"Bunda bilang juga apa?! Kamu gak boleh sering main-main sekarang. Taukan kondisi kamu kayak gimana?! Bunda tuh khawatir banget nunggu kamu yang nggak bangun-bangun selama 4 hari!"

Wanita paruh baya itu terus mengomel pada seorang gadis yang tengah terkapar di ranjang rumah sakit. Ya, dia Jean.

"Baru bangun dimarahin, ngajak berantem."
Gadis itu mencibir pelan menirukan iklan susu milkita dengan sedikit perubahan pada dialog.

Tak ingin ambil pusing dengan mendengarkan ceramah penyejuk hati dari sang bunda, Jean akhirnya menyambar bubur diatas nakas lalu melahapnya.

Walau ia kurang suka bubur, tapi tak apa. Asalkan aktivitas ini membantunya menulikan pendengaran dari celotehan wanita paru baya kepala 3 itu. Jujur saja Jean juga lapar saat ini.

Dirasa kemarahannya  sudah mereda dan kekhawatiran yang kian menyejuk, Carla pun berhenti mengomel lalu duduk di samping sang anak yang masih dalam pekerjaan memakan bubur.

"Jean, nikah aja yah nak, bunda takut banget dari kemarin,"
Rayu bunda Carla sambil memegang pundak kiri sang anak membuat tangan kanan Jean yang bergerak hendak memasukan bubur ke mulutnya itu kian terhenti.

"Takut kenapa bun?"
Tanya Jean herman. Siang bolong gini mana ada mahluk ghaib-pikirnya.

"Bunda, takut kamu pergi tiba-tiba, bunda takut kamu ninggalin bunda tanpa ngucapin perpisahan, bunda takut kamu pergi nggak bawa bekel ke akhirat-"

"To the point aja bun."
Potong Jean kesal, habisnya dari tadi sang bunda terus menguraikan kata-kata indah yang malas ia dengar.

"Bunda, pengen liat kamu bahagia Jean, bunda pengen liat Jean nikmatin hidup walaupun cuman sebentar, bunda juga, pengen liat anak bunda pake gaun pernikahan terus ngelanjutin hidup barunya..."
Jelas bunda Carla lalu menunduk, rambut sebahunya yang terurai membuat wajahnya terhalang saat Jean mencoba memandangnya dengan tatapan tak enak.

Dilihatnya setetes air dipunggung tangan sang bunda, ah, bunda Carla menangis. Untuk pertama kalinya Jean melihat Wonder woman satu ini menangis.

"B-bunda, jangan nangis..... Maafin Jean......."
Ucap anak itu lalu memegang hangat tangan bundanya untuk menyusut setetes air hasil kesedihan yang ada dipunggung tangan ibunda.

Carla masih diam tak bergeming. Membuat Jean semakin bingung sendiri. Iapun mengangkat dagu sang bunda lalu menatapnya sambil tersenyum.

"Bunda.... Makasih banyak. Bunda itu ultraman paling kuat dan hebat yang pernah Jean kenal. Bunda ngasih segalanya buat Jean dan berusaha ngasih yang terbaik buat Jean. Mm, tapi, Jean minta maaf, karena Jean belum bisa bales kebaikan bunda. Entah bisa atau nggak. Jean sebenernya pengen banget buat bunda bangga sama Jean, buat bunda bahagia, tapi, entah kenapa tuhan nggak mau biarin Jean lakuin itu semua..... Bunda, Jean minta maaf..."

Air matanya tumpah, ia langsung saja memeluk bundanya dan menyembunyikan air matanya di bahu sang bunda.

Sepasang ibu dan anak itu akhirnya menangis bersama, mereka berdua larut dalam kesedihan.

"Bunda, di RS ini ada bawang merah yah? Kok kita nangis?"
Tanya Jean masih disela-sela isaknya membuat Carla menggeplak kepalanya karena geram.

"Jean... Bodohnya jangan sambil nangis dong..... Jadi pengen ketawa....."
Ujar bundanya juga sambil isak-isakan.

"Permisi saya harus periksa pa- ah, maaf, kayaknya salah lapak"
Suster pun pergi begitu saja setelah membuka pintu ruangan tanpa salam dan bicara tak jelas.

Us And Love ||Zeyu Lokal Ver.|| Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang