Cinta Pandangan Burem

4 1 3
                                    


Jiden pulang dari kampus dengan Transjakarta. Karena Yasha harus kerja paruh waktu sama Bang Didi lagi ada pasien, Jiden memutuskan untuk pergi ke rumah Damar. Rumah Damar sama Bang Johan nyaman banget. Jiden bosan berada di kosan nya.

Setelah sampai di perumahan, Jiden langsung ke rumah nya Damar. Sayangnya, Da

mar nya gaada. Mobil yang biasa di pake Johan tidak terlihat batang besinya. Jiden memutuskan buat balik ke kosan.

Dari jam 1-4 sore Jiden di kosan truss, karena Jiden bosan, selesai Sholat Ashar, Jiden mau pergi ke pantai lagi.

Sesampainya di pantai, Jiden merasa angin sepoi-sepoi menyentuh kulit putihnya. Dia kemudian mau makan sesuatu. Tapi, Jiden tidak bisa makan ikan, sehingga dia gabisa makan siomay langganan Yasha.
Jiden terus mencari makanan. Dan, akhirnya Jiden nemuin makanan nya. Jeng jeng corn dog sosis keju~

Setelah beli, karena sudah jam setengah 6, Jiden mau balik ke kosan. Sapa tau Yasha udah pulang.

Jiden berjalan di tengah oren nya langit pada hari ini.

"Terkadang ku muak dengan senja."

Pandangan Jiden tiba-tiba nge blur.

Jiden itu punya Rabun Ayam alias Rabun senja. Yang mengakibatkan Jiden tidak bisa melihat dengan jelas saat hari mulai malam, seperti pada hari senja.
Jiden kelupaan bawa kacamata nya, terpaksa Jiden berjalan menunduk, liatin jalan.

BRUKK
TARR

Jiden menabrak seseorang.
Ada suara pot pecah.

"Aduh, maaf, maaf banget, gua gabisa liat jalan. Pandangan ku burem."

"Gapapa kok," Terdengar suara wanita.

"Aduh, potnya pecah lagi." Wanita itu mengumpulkan pecahan pot yang pecah kemudian dia buang di tempat sampah. Untung pot tanah liat.

"G-gua bisa bantuin lu ga? Beli pot baru. Nanti gua ganti kok." Jiden menawarkan diri.
"Tapi, pandangan lu katanya burem. Gapapa?"
"Gapapa kok, Gua masi bisa liat jalan."

"Yaudah, sini gua pegang tangan lu ya."

Wanita itu memegang tangan Jiden dan mereka pergi ke tempat gerabah buat beli pot baru lagi. Jiden merasakan hal yang beda nih. Pegangan yang di berikan membuat hati nya berdebar-debar. Apakah ini cinta? Tapi Jiden gabisa lihat wanita itu dengan jelas. Apa ini cinta pandangan burem ya?

"Terimakasih ya dah beliin pot baru." Ucap wanita itu.
"Sama-sama, sapa nama kamu." Seperti Jiden biasanya, menanyakan nama kepada orang yang baru dia kenal.
"Namaku Seina, rumah ku di perumahan dekat sini. Nama kamu juga siapa?"
"Jiden, gua tinggal di kosan Babeh Minto."

"Wahhh itu kos-kosan ayah gua. Kamu pasti Jiden yang sering di ceritain Ayah kan?"
Jantung Jiden seketika makin menjadi.

'Dia anaknya Babeh?!'

'Dia anaknya Babeh?!'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jiden Nak Rantau {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang