First LDR-an

6 2 1
                                    

"jiji, nih Yasha bawain bakwan udang favorit jiji dari warteg~ sama ini Yasha buatin susu coklat. Jangan sedih terus dong." Yasha yang berusaha menghibur Jiden agar dia ga sedih lagi.

Baru sekitar setengah bulan Jiden-Seina menjalani hubungan mereka. Tapi, Seina harus ke Singapura untuk study khusus se asia di Singapura, Seina sendiri mewakili Indonesia. Dan sehabis itu dia ke Korea Selatan buat pemotretan magazine edisi Desember di sana. Kemungkinan pas tahun baru Seina baru balik ke Indonesia.

Mereka terpaksa melakukan hubungan jauh alias Ldr an. Jiden tau dia punya pacar itu yang sering keluar masuk negeri. Jiden awalnya merasa  karena dirinya mendapatkan seorang wanita yang sangat pintar dan berkarir. Tapi, Yasha selalu berkata kepada nya.

"Jiji, jadilah dirimu sendiri ya. Lu itu pintar, ramah, rajin beribadah, tidak suka bentak-bentak, pemaaf juga. Jadi, bukan kepintaran atau status yang membuat cinta sejati mendekati lu, melainkan ketulusan hati dan selama lu ga membuat hati Seina terluka, tidak menutup kemungkinan kalo Seina juga suka sama lu."

Benar, Jiden beruntung bisa menjadi diri sendiri yang baik. Dia juga dari SD sudah mengharumkan nama sekolah yang di tempatin dengan berbagai prestasi nya. Dan dia beruntung mempunyai wanita yang baik dan berprestasi di Internasional.

"Jiji, kok diam?" Yasha melambaikan telapak tangan nya di hadapan Jiden.
"Jiji!" Yasha meninggikan nada suara nya yang membuat lamunan Jiden hilang.
"Heumm ya ya. Maaf Yasha, Jiji melamun."

"Ini di minum sama di makan. Abis ini lu mau zoom kan? Gua mau kerja dulu ya."
Jiden yang sudah melihat di depannya ada sepiring Bakwan udang dan secangkir susu. Mungkin Yasha berusaha supaya dia engga sedih karena di tinggal setengah bulan sama Seina.

"Yasha gajadi di pecat gara-gara pengurangan pekerja?" Jiden tau dari berita-berita, kalo karena suatu kondisi tak kondusif, maka sejumlah tempat kerja mengurangi jumlah pekerja.

Yasha menggeleng dan menjelaskan dia engga di pecat. Dia masih bisa bekerja. Yasha bekerja sebagai komunikasi penjualan di sebuah restoran. Dia menjelaskan tentang restoran dan makanan yang di hidangkan. Yasha juga sama dengan Seina, masuk ke jurusan ilmu komunikasi. Tak di pungkiri, Yasha mendapatkan pekerjaan itu.

Jiden melihat Yasha yang langsung keluar dari kamarnya dan mau bersiap untuk bekerja.
"Yasha baik banget, sungguh! Dia gamau Jiju sedih." Jiden memandang pemberian Yasha tadi. Meskipun dia sedih karena LDR-an sama Seina, tapi dia sungguh bersyukur mempunyai sahabat yang membuat dia nyaman dan bahagia selama berada di kota orang.

Sebelum berangkat, Yasha mengambil 3 obat nya dari kotak obat yang dia sengaja sembunyikan dari Jiden.
"Sepertinya gua ga butuh obat depresi ini lagi." Yasha tersenyum. Selama ini Jiden lah adalah obat alami nya. Perlahan rasa depresi itu pergi dan merasa Yasha membaik. Lalu dia membuang dan membakar obatnya itu di tempat sampah depan kosan bawah.

Yasha akhirnya bisa senyum kemenangan, dirinya sudah menghilangkan rasa depresi yang selama ini menyiksa dia. Tapi, dia juga harus berjuang untuk penyakit Jantung dan Hemofilia  yang dia punya. Perjuangan Yasha belum selesai...

"Mungkin Seina blum sampai ke Singapura, maka nya dia engga nelpon² gua." Jiden yang sambil zoom di laptop nya, membuka hp nya untuk memastikan Seina sampai dengan selamat.

Beberapa jam setelah mengikuti zoom, sekarang jam sudah menunjukkan jarum panjangnya ke arah 6 dan jarum pendek nya menuju ke pertengahan 3 dan 4. Artinya sudah jam 15:30. Itu waktunya Ashar. Jiden izin ke dosen nya untuk menjalani ibadah nya sebagai hamba yang beriman kepada Allah.

Malam yang sejuk buat hari ini.
Dear Angin Malam

Aku mohon supaya hari-hari ku berjalan dengan lancar. Dan aku bermohon kepada Allah supaya Seina sampai dengan selamat dan saat tahun baru nanti, Seina bisa kembali ke sini dengan keadaan selamat. Aku merindukan nya meski baru tadi pagi saat ku antar dia ke bandara. Ku harap angin malam ini bisa mengantarkan hati rindu ku dan harapan ku ke Seina. Dia termasuk orang yang sangat Jiden sayang. Jiden beruntung punya dia.

Jiden Nak Rantau {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang