Tumben galau

4 2 0
                                    

Jiden duduk di samping jendelanya yang menunjukkan sebuah pertunjukan air turun dari awan ke tanah. Sambil secangkir susu coklat dan kue kering di pangkuannya. Jiden mencampurkan kue kering ke susu coklat menjadi satu dan jadi sereal buatan sendiri. Kenikmatan yang haqiqi ini.

Jiden meminumnya sambil memandang hujan di jendelanya. Dan seperti Jiden lagi melamun. Melamuni sapa dia?

Yasha yang baru mandi dari kosan Jiden menyaksikan peristiwa langka. Seorang Ajiden Martha Ruandra melamun di depan matanya sendiri.

"Wahh galau nih ji?" Yasha duduk di sambil nya sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk.
"Gatau, suasana hati Jiji kek apaa gitu. Kek sedih." Jiden yang masih menghadap mukanya di jendela.
"Itu berarti lu galau ji. Katanya gua gaboleh galau kek gini, kok lu malah ikutan galau. Mungkinkah lu telah terjangkit virus galau gua?"

"Jiji juga manusia, Yasha. Manusia tempat nya keliru."

Suasana hati Jiden saat itu seperti dia itu lagi memikirkan seseorang.

"Biarkan adik kau yang baik ini menghibur mu." Yasha yang sudah siap dengan gitar dan lagunya.
"Hmm boleh." Kini pandangan Jiden teralih ke Yasha.

★★★

Sunday night after a rainy day
I delete all your pictures
I walk away from you

Nights are the hardest
But I'll be okay
If we are meant to be
Hey, we'll find our way
But now, let it be

I Love You but I'm Letting Go  -Pamungkas

★★

Jiden yang tadinya mendengarkan nya anteng berubah jadi kebingungan.
'kok lagunya gini? Jiji lagi mikirin jatuh cinta, bukan putus cinta.'

But tak apa, setidaknya Yasha sudah berusaha.
"Kok lu bingung gitu ji?" Yasha yang menghentikan nyanyian nya.
"Jiji lagi jatuh cinta Yasha, bukan putus cinta." Jiden yang kembali memandang jendela. Hujan yang tadinya deras sekarang sudah pergi.

"Wahhh jatuh cinta? Cieee Jiji~" merasa bangga mempunyai Jiji yang sudah merasakan jatuh cinta.
"Galau ga enak tau sha plis. Jiji mau semua ini berlalu."
"Nah biar ga galau, lu selesaikan masalah nya. Lu jatuh cinta sama sapa?"
Jiden menatap hp nya dan melihat chatnya bersama Seina.

"Sama orang ini sha. Dia cantik banget,baik lagi mau bantuin Jiji. Baru pertama kali Jiji tau seperti apa mukanya. Yang sebelumnya burem." Jiji menunjukkan poto profil Seina ke Yasha.
"Seina? Anaknya Babeh Minto toh?! Wahhh."

"Iyaa, Jiji pingin ungkapin secepatnya. Tapi, Jiji masi malu sama kejadian November awal itu."
"Apalagi pas itu Jiji buat Yasha nangis."
Muka Jiden yang berubah jadi sedih.

Dia teringat pas saat dia berjoging sama Yasha waktu itu.

Awal Minggu November

Jiden berolahraga dengan berjoging bersama Yasha. Karena ini hari minggu, jadi mereka tidak kuliah dan Yasha cuti bekerja. Mereka melewati pekarangan rumah Mba Joyan yang sudah rame ibu-ibu yang akan bersenam.

Seina jadi pemimpin nya saat itu. Jiden pingin lihat kembali muka Seina tanpa burem. Tapi, saat Jiden berjalan di pinggir, tiba-tiba dia tersandung sama kabel yang menyambungkan musik. Ya musik nya mati dong.

Jiden yang saat itu di liatin ibu-ibu dan Seina sendiri.
'malu banget Ya Allah.'

Jiden yang setelah menyambungkan musik nya kembali langsung mengambil seribu langkah dan menuju ke pantai.

"SHA, MALU BANGET JIJI SUMPAH!!"
"JANGAN GINI DONG AH! MASA SAMPAI MAU TERJUN SIH?!"
Yasha yang berusaha mencegah Jiden buat terjun dari batu karang besar menuju laut yang dalam.
"DALAM INI JI!"

"KALO JIJI CAHAYA, JIJI AKAN NGINEP DI BULAN DALAM SATU DETIK SHA."
"MALU NYA SAMPAI TUJUH TURUNAN INI!" Jiden yang masih memberontak.

"Jangan gini Ya Tuhan! Lu ga mikirin gua apa ji?"
"Kalo lu terjun, sapa lagi yang mau buatin gua kopi di kosan? Sapa lagi yang mau boboan di paha gua? Sapa lagi yang nemenin gua gitaran Jiji?!"

Yasha yang meluk Jiden dari belakang buat mencegah Jiden. Jiden merasakan punggungnya basah.
"Yasha nangis?" Jiden yang berubah tenang setelah tau Yasha nangis.
"Yasha sayang sama Jiji?" Jiden yang membalas pelukan Yasha.

"IYALAH. CUMA LU YANG ADA SEKARANG BUAT GUA. GUA GAPUNYA SIAPA-SIAPA LAGI!"
"Gua blum siap ji, blum siap..."

Jiden merasakan bersalah banget buat Yasha nangis tanpa bersuara seperti ini

Back di Akhir November.

"Aahh gapapa sih, biarin aja berlalu. Lu dari kejadian itu gapernah ketemuan lagi sama Seina lho. Setiap Seina lewat pasti lu ngindar kan? Makanya lu galau sekarang ji."
"Sini tiduran. Kepalanya taruh di paha gua."
Jiden tiduran beralaskan karpet bermotif dengan kepalanya di paha Yasha.

"Kalo lu beneran jatuh cinta sama dia, sebaiknya secepatnya bisa lu ungkapin. Kalo dia nolak gapapa. Namanya jodoh ga akan kemana ji."
"Kalo Seina itu jodoh lu, pasti di deketin kok. Lu hanya berusaha, tapi Tuhan yang merencanakan."
"Setidaknya lu dah berusaha."
"Kalo engga, ya lu galau seperti ini."

Kata-kata Yasha itu membuat Jiden  merenung. Benar katanya Yasha.
'setidaknya lu dah berusaha.'


Di waktu yang sama.

Seina duduk sambil memainkan hp nya di depan jendela kamar Anara. Dia setelah pulang kuliah, dia bermain sama Anara sampai Anara tertidur.

Mba Joyan yang membawakan teh buat Seina.

"Ina, ini mba buatin teh. Makasih ya dah main sama Nara. Senang banget dia tadi." Joyan tersenyum ramah.
"Kenapa diam aja? Lagi galau ya?" Joyan duduk di sebelah Seina.

"Iya mba, aku galau. Apalagi hujan-hujan gini huh."

"Di minum dulu teh nya. Biar anget."

Seina mengangguk dan meminum tehnya. Suasana hatinya juga lagi sedih+bingung.

"Apa kamu lagi memikirkan seseorang na?" Tanya Joyan sambil mengelus lembut kepala Seina.
"Huum. Aku mikirin Jiden. Kenapa dia sering menghindar dari aku? Aku ada salah ya sama dia?"
"Ohh mikirin Jiden toh? Kamu punya perasaan sama dia?"

Seina tersenyum tipis dan mengangguk. Dia punya perasaan sama Jiden. Seina merasa Jiden sering menghindar dari dia saat ga sengaja berpapasan, apalagi pas ke rumah Ayah. Seina gatau kenapa Jiden begitu. Apa dia punya salah sama dia?

"Jangan salah paham dulu sayangku. Mungkin Jiden begitu karena ada alasan lain. Coba kamu dekati dia pelan-pelan, suruh jelasin kenapa dia ngindarin kamu ya."
"Kalo dia gamau menjelaskan, jangan maksa ya. Mungkin suatu hari nanti dia bakal jelasin ke kamu."
"Jangan takut, setidaknya kamu sudah berusaha,na."

Mba Joyan benar, setidaknya dia sudah berusaha.

Happy birthday nyaii😍😍😍Hari ini khusus bangetKita semua fanbase nomor 1 nyai💓

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy birthday nyaii😍😍😍
Hari ini khusus banget
Kita semua fanbase nomor 1 nyai💓

Jiden Nak Rantau {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang