huit

204 34 1
                                    

Hari ketiga. Mereka mulai mengemasi barang-barang mereka kini mereka juga sudah tak tidur terpisah, mereka tidur berlima dikamar Taehyun.

Tak ada kegiatan apa-apa untuk hari ini karena Soobin yang baru saja pulih dari demam, jika mereka bepergian takut membuat membuat Soobin sakit lagi karena kondisi tubuhnya yang belum terlalu fit.

Taehyun juga sudah mengirim pesan pada Taehyung untuk menjemputnya besok, Taehyun juga menceritakan semua yang mereka alami. Awalnya Taehyung akan langsung menjemputnya tapi Taehyun melarangnya takut 'mereka' curiga akan membahayakan.

Karena mereka tak pergi kemana-mana hari berlalu begitu saja dan hari pun mulai berganti menjadi malam.

Lagi dan lagi ada yang melanggar peraturan Beomgyu bukannya lupa atau sengaja. Tapi saat itu Beomgyu benar-benar butuh kamar mandi sedangakan kamar mandi hanya ada satu yaitu di lantai bawah dekat dapur otomatis ia harus keluar dari kamar. Mau tak mau ia harus keluar kamar padahal jam sudah menunjukan pukul 00.00 dini hari.

Sudah 10 menit berlalu semenjak Beomgyu pergi kekamar mandi sampai saat ini pemuda itu belum kembali juga, tak berselang lama sebuah teriakan nyaring membuat mereka berempat terbangun.

"BEOMGYU!" seru mereka kompak.

Mereka kalang kabut cepat bangkit dari tidur mereka, mereka keluar kamar bersamaan perlahan agar tidak menciptakan suara. Mereka berjalan mengendap-endap seperti maling saat menuruni anak-anak tangga.

Sedari tadi Taehyun terus mencoba menelpon sang kakak tapi tak juga mendapat jawaban membuat Taehyun frustasi.

Kai yang paling depan hampir saja berteriak jika saja tangan Soobin tidak membekap mulut. "Jangan teriak!" ucap Soobin pelan.

"I-itu ... Beomgyu ...." Soobin lantas melihat apa yang ditunjuk oleh Kai. Matanya membekap saat hantu yang mencekiknya malam itu kini mencekik Beomgyu bahkan sampai tubuh pemuda itu melayang.

Samar-samar terdengar suara dari makhluk itu, "tidak kapok juga kalian melanggar nya, padahal aku sudah berbaik hati untuk tidak membunuh kalian jika saja kalian patuh." ucapnya dengan suara parau.

"Kau tidak belajar dari kesalahan yang kakak mu perbuat. Kakak mu hampir saja mati tapi lolos, dan kini tak akan ku biarkan kau lolos dari genggamanku." setelah nya tertawa cekikikan membuat siapa saja yang mendengarkan merasa merinding.

"Kalian hanya akan menonton? Tidak menolongnya?" suara yang tak asing itu masuk kedalam indra pendengaran mereka berempat.

Mata mereka membelalak saat pria itu merubah wujudnya manjadi lebih muda, pria itu menyeringai sembari mengangkat tinggi-tinggi kapak yang ia bawa bersiap memotong apa saja yang ada di hadapannya.

Jleb!!








































































Taehyung terbangun karena mimpi buruk, ah lagi-lagi pria itu tertidur dikantor. Belakangan ini pekerjaannya sangat banyak membuat nya harus begadang padalah dia CEO kenapa tidak minta pada asistennya untuk mengerjakan? Entahlah pria itu memang hobi menyusahkan diri sendiri.

Ia mengucek matanya lalu melihat jam tangannya.

"Jam dua belas lewat sepuluh menit." gumamnya lalu ia merentangkan kedua tangannya.

Kini matanya tertuju pada ponselnya yang mendapat pesan dari sang ibu dan banyak miss call dari adiknya, setelah membalas pesan ibunya Taehyung siap-siap untuk pulang sembari mencoba menghubungi Taehyun.

[i] RUNAWAY ; The Death HolidayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang