Mereka pergi kearah depan. Saat Beomgyu hendak memegang pagar untuk membukanya, suara Taehyun membuatnya berhenti.
"Jangan di buka! Gerbang itu dialirin listrik. Mereka bener-bener gak ngebiarin kita keluar dengan mudah." ucap Taehyun.
"Gua bakal masuk lagi kedalem buat cari remot untuk non aktifin aliran listrik di pintunya." lanjut nya, ia hendak pergi tapi sebuah tangan menggenggam nya erat.
"Gak bisa Hyun! Gua gak bisa biarin lu berjuang sendiri kalau lu kenapa-napa gimana, gua udah janji ke bang Taehyung buat jaga kalian tapi gua udah gagal lindungin Kai." Yeonjun menatap Taehyun dengan tatapan sayu, terlihat pria itu sedang menahan sakit.
Taehyun merobek bagian bawah baju nya lalu mengikatnya pada tangan Yeonjun yang terus mengeluarkan darah. "Lu harus bertahan bang! Cuma ini yang bisa gua perbuat buat nahan pendarahan di tangan lu." ujar Taehyun.
"Gua bakal masuk kedalem, kalau misalkan gua gak selamat kalian harus selamat! Secara gak langsung kalian juga udah nyelamatin gua sama Kai." Taehyun menatap keempat temannya untuk meyakinkan mereka.
"Kalau gitu gua ikut!" sahut Soobin.
Setelah sedikit perdebatan akhirnya mereka sepakat, Taehyun dan Soobin kembali masuk dan Beomgyu menemani Yeonjun diluar mereka berdua bersembunyi di semak-semak.
━━Soobin dan Taehyun berjalan masuk kedalam dengan hati-hati, setelah di dalam mereka berdua berpencar.
Taehyun masuk kedalam kamar nenek dan kakeknya sedangkan Soobin pergi ke dapur, mencari remot itu di laci-laci.
Saat ia berjalan mendekat kearah kulkas ia melihat sebuah pintu rahasia yang tertutup oleh gordeng.Di pintu itu terdapat lubang kecil dengan ragu Soobin membuka pintu itu yang ternyata tak terkunci, disana gelap, benar-benar gelap sampai yang bisa Soobin lihat hanya warna hitam.
Ia berjalan semakin dalam lalu ia merasakan sesuatu yang mencengkram kakinya, Soobin menelan ludahnya ia mulai keringat dingin. Di rogohnya saku celana untuk mengeluarkan ponselnya, ia menyalakan senter dan mengarah kan nya kebawah.
Soobin hampir saja berteriak jika tangan Taehyun tidak membekap mulut nya. "Jangan berisik bang, nanti mereka kesini."
"Udah nemu remotnya?" tanya Soobin, Taehyun membalasnya dengan anggukan kepala.
Taehyun berjongkok di hadapan seorang gadis yang wajahnya terlihat sedikit menyeramkan karena banyak bekas luka sayatan yang sudah mengering dan juga yang masih basah, tak hanya di wajah di tangan dan kakinya pun banyak.
Ada lebam juga diwajahnya. Pakaian gadis itu juga kotor, gadis itu menatap Taehyun dengan tatapan menyedihkan sarat akan ketakukan.
"Lu jadi korban mereka juga?" tanya Taehyun seraya membantu gadis itu untuk berdiri.
Gadis itu menatap Taehyun dan Soobin bergantian, "tolong bawa gua pergi, gua mau pulang" ucap gadis itu dengan suara parau, cairan bening telah membanjiri pipinya.
Disisi lain Yeonjun dan Beomgyu bersembunyi dengan hening, Beomgyu masih benar-benar shock teman seperjuangannya telah tiada, Beomgyu berharapa semua ini hanya mimpi buruknya ia ingin bangun dari mimpi buruk ini dan kembali bertemu dengan Kai.
"Kayak ada yang aneh gak si Gyu." ucap Yeonjun pelan. Beomgyu menoleh sebelum akhirnya menjawab.
"Aneh gimana?"
"Ya aneh aja gitu, kok Taehyun tahu kalau pagernya di alirin listrik."
Beomgyu terdiam mendengar ucapan Yeonjun setelah dipikir-pikir benar juga, kenapa Taehyun bisa tahu kalau pager itu dialiri listrik. Beomgyu cepat-cepat menyingkirkan pikiran buruknya itu.
"Ya mungkin tiap malem secara otomatis pagernya bakal dialirin listrik kali biar ga ada maling masuk." setelahnya mereka kembali terdiam.
Kembali dengan Soobin dan Taehyun. Saat mereka dan gadis itu akan pergi tiba-tiba pintu tertutup dengan keras, membuat mereka terlonjak kaget, lalu setelah disusul dengan suara cekikikan yang menyeramkan.
Soobin mencengkram tangan Taehyun kuat, ia juga menyuruh Taehyun dan gadis yang belum di ketahui namanya itu untuk berdiri di belakang nya.
"Kalian sudah diberi kesempatan untuk lari malah kembali masuk, oh apakah karena pagarnya?" ujar Yuju sembari menyeringai tepat di depan wajah Soobin, jarak wajah mereka hanya sekitar dua jengkal.
Mulutnya yang terdapat banyak darah membuat wajahnya semakin menyeramkan. Tiba-tiba angin berhembus entah dari mana dan dalam sekejap ruang itu di sinari oleh lilin, membuat perawakan Yuju menjadi sedikit lebih jelas.
Tangan kanannya memegang potongan kaki lalu ia menggigit kaki itu seperti ia sedang menggigit paha ayam, ia tersenyum menatap Soobin dan Taehyun yang kini menatap kearah nya dengan tatapan permusuhan. Melihat itu membuat Taehyun teringat kembali pada Kai tapi ini bukan saat yang tepat untuk bersedih dan menangisi Kai, ia harus bisa melarikan diri dari sini lalu setelah itu ia akan menangis sepuasnya.
Entah bagaimana caranya tapi ini Taehyun berada dalam cekikan Yuju, Soobin mendekat hendak menolongnya tapi wanita itu menusuk mata kiri Soobin dengan kukunya yang panjang dan runcing. Darah keluar cukup banyak dari matanya gadis yang berdiri dibelakang Soobin panik saat pemuda itu mengerang kesakitan sembari menutup matanya sebelah.
"Kau tau Taehyun semua ini adalah salahmu, salahmu semua temanmu terluka dan mati salahmu gadis asing itu ikut menjadi korban. SEMUANYA SALAHMU TETAP HIDUP BAHAGIA DAN IBUMU TAK MENDERITA SEPERTI AKU DULU!" Yuju berteriak marah seraya semakin mencekik Taehyun kuat, Taehyun mulai merasakan sesak.
"Andai saat kau masih menjadi janin tak ada 'sosok' yang melindungimu dan ibumu semua ini tak akan terjadi! Dan kau sudah mat– arghh!"
Yuju tiba-tiba beteriak Kesakitan, saat sebuah pisau mencap dalam di lehernya karena dia manusia setengah iblis darahnya berbeda dengan manusia kebanyakan, darahnya lebih pekat dan kental.
Wanita itu berbalik dan menatap marah kepada pelaku yang telah berani menusuknya, Beomgyu.
Beomgyu dan Yeonjun langsung masuk kedalam saat mendengar suara teriakan Soobin, dengan panik Beomgyu mengambil pisau di dapur. Awalnya Beomgyu akan langsung masuk kedalam pintu rahasia yang tertutup rapat itu tapi di tahan oleh Yeonjun, Yeonjun membuat nya mengulur waktu untuk mendapat waktu yang pas untuk menikamnya.
Dengan gemetar dan mata berkaca-kaca Beomgyu hampir saja ambruk jika Yeonjun tak menahannya, ia merasa kakinya benar-benar lemas dan tak menyangka apa yang telah ia lakukan.
Melihat Yuju yang masih lengah dan mengerang marah mereka ber-enam cepat pergi dan sana sebelum Dokyeom datang dan mungkin akan membunuh mereka.
Taehyun berlari paling depan sembari menggandeng erat tangan gadis yang ia dan Soobin temukan diruang tadi, seraya berlari keluar ia memencet remot untuk menonaktifkan aliran listrik dipagar.
Lalu sesuatu yang tak diinginkan terjadi. Mereka kembali kehilangan, salah satu diantara mereka terkena jebakan yang telah dibuat dua manusia gila itu. Seperti sebuah benang tapi mustahil jika disebut benang karena berhasil memenggal kepala manusia hanya dalam hitungan detik.
Mereka diam terpaku saat kepala itu jatuh menggelinding dengan mata yang terbuka. Tubuh mereka penuh darah karena terciprat.
KAMU SEDANG MEMBACA
[i] RUNAWAY ; The Death Holiday
Fiksi Penggemar❝Apapun yang terjadi, kita semua harus selamat. Kita pergi berlima pulang pun harus berlima!❞ * Liburan yang sudah mereka nanti-nanti kini menjadi mimpi buruk bagi mereka berlima. Yang mereka bayangkan liburan musim panas mereka akan berjalan baik d...