08 - Bimbingan

173 43 0
                                    


[The Twins]

Diruangan pembimbing, ada lima orang siswa yang sedang mendalami materi ksn. Diantaranya ada Seline, Abimanyu, Ghea, Afwan dan juga Ilham.

Mereka berlima terpilih untuk menjadi peserta lomba ksn yang mewakili SMA Pelita Jaya 04.

Pak Agus sedari tadi sudah melontarkan berbagai pertanyaan, yang untungnya dapat dijawab oleh mereka semua.

Suasananya tak terlalu tegang, cenderung ke santai karna ini semua juga berkat pembawaan Pak Agus yang tidak terlalu serius.

"Menurut WMO, rentang waktu yang tepat untuk dikatakan sebagai iklim adalah?"

Seusai Pak Agus beres menyebutkan pertanyaannya, anak-anak langsung heboh berteriak sambil mengangkat tangan mereka keatas.

"Saya Pak sayaa!"

"Enggak Pak! Ilham duluan yang angkat tangan!"

Ghea menyikut lengan Ilham seraya mendelik. "Lambe lo! Orang jelas-jelas gue yang ngangkat tangan duluan juga!"

Pak Agus mengusap keningnya pusing. Ah selalu saja seperti ini. Tapi tak apa, Pak Agus suka dengan semangat mereka yang mau menjawab pertanyaannya.

Pak Agus menilik kearah Dami dan Abim yang terlihat santay dan tidak terlalu mau untuk menjawab pertanyaan darinya. "Abimanyu, kamu tau jawabannya?"

"Kalau jawaban saya bener, traktir siomay Bang Ijen ya Pak." cengir Abim.

Pak Agus hanya mengangguk pasrah, toh sebentar lagi waktu belum pergantian jam pelajaran.

Abimanyu langsung semangat empat lima. Ia menggebrak meja dengan kencang, membuat Seline tersentak kaget. "Astaga Ka Abim." desis Seline pelan, ia memegang dadanya yang berdegub dengan kencang.

"Jawabannya 10-30 tahun Pak!" jawab Abim dengan lantang dan meyakinkan.

"Bagus Abim pertahankan kepintaran kamu."

"Oke pertanyaan selanjutnya, apa tanggapan kalian tentang banyaknya Banguanan-bangunan yang dibuat dengan material kaca?"

"Ada yang bisa memberi tanggapan?"

Ada jeda beberapa saat, sebelum akhirnya Ilham mengangkat tangannya tinggi-tinggi. "Saya Pak saya!" pinta Ilham dengan semangat.

Pak Agus mengangguk. "Ya Ilham silahkan kasih tanggapan kamu."

"Kalau menurut saya, saya kurang setuju dengan bangunan-bangunan yang menggunakan kaca Pak! Soalnya itu ngebuat sinar matahari terpantul kembali gitu Pak, dan pada akhirnya bisa nyebabin efek gas rumah kaca." jelas Ilham secara rinci. Murid yang lain terlihat menganggukan kepala mereka menyetujui.

"Bagus Ilham, bapak suka tanggapan kamu. Yang lain  ada yang mau memberi tanggapan juga?"

Seline mengangkat tangannya ragu.

"Iya Seline, silahkan kasih tanggapan kamu."

Seline hidup nafasnya dalam-dalam, dia sedikit gerogi dilihat oleh semuanya. "Menurut saya si ini semua tergantung sama lokasi bangunan-bangunan itu dibuat Pak."

"Saya gak ngelak, kalau bangunan yang terbuat dari kaca bakal nyebapin efek gas rumah kaca, karna sinar matahari terpantul kembali. Tapi kalau kita lihat Di kota-kota besar kaya Jakarta. Disana banyak sekali bangunan-bangunan gedung tinggi yang menggunakan kaca."

"Saya rasa dengan menggunakan kaca sebagai material bangunan gedung tinggi itu, ada beberapa manfaat nya Pak. Seperti menghemat listrik contohnya."

"Jadi pas pagi sampai siang, sepertinya gedung-gedung tersebut tidak terlalu memakai listrik banyak-banyak untuk penerangan. Soalnya ada sinar cahaya matahari yang tembus dari kaca tersebut. Jadi ngebuat ruangan digedung itu gak terlalu nguras listrik karna ada pencahayaan alami dari sinar matahari."

Jantung Seline lega setelah mengeluarkan semua pendapat nya. Ia tersenyum senang saat teman-teman dan Pak Agus memberikannya tepuk tangan.

Terlebih lagi Abim yang mehgusak rambutnya seraya berkata. "Gilee! Lo udah pro anjay! Hebat hebat."

Seline senang mendapat pujian dari Kak Abimanyu.

"Bagus Nak Seline atas tanggapan kamu, Ilham juga bagus udah kasih tanggapan ya. Bener kata Seline tadi. Ini semua tergantung dimana lokasi bangunan-bangunan itu dibuat. Kalau di perkotaan yang jadi pusat bisnis, dengan gedung gedung yang pakai material kaca, bakal ngebantu mereka untuk menghemat energi listrik."

"Bapak rasa sampai disini dulu bimbingan kita, silahkan lanjut pembelajaran sesuai kelasnya masing-masing ya."

"Baik Pak terimakasih." ucap semuanya yang merapihkan buku paket dan catatan mereka.

"Oh iya satu lagi, buat besok kita gak bimbingan dulu. Bapak ada urusan di pusat buat ngurus data-data kakak kelas kalian yang bermasalah."

...

"Gilaa, tadi lo keren banget Sel." Sedari tadi Abim masih saja memuji Seline yang telah memberikan tanggapan yang waw untuk mereka semua.

Seline menggeleng pelan. "Paan si? Orang biasa aja juga. Jangan dipuji-puji terus Kak, nanti aku bisa sombong."

Abim ketawa, terus mengacak surai Seline dengan gemas. "Jiaah iya dah iyaa, kaga bakal gue puji-puji lagi."

Seline memutarkan matanya dengan malas. Lalu melepas paksa tangan Abim yang ada di kepalanya. "Rambut aku.." Seline merengek kecil, sambil menatap Abim dengan kesal.

Abim tertawa lagi, lalu kembali menaruh lengannya di surai Seline. "Iya dah iyaa, ini gue rapihin lagi. Gak usah ngambek."

Gawat.

Seline tidak bisa untuk bernafas. Wajah mereka..

Wajah Seline dan Abim terlalu dekat. Membuat jantung Seline berpacu dengan kencang.

Seline benci ini. Benci saat menyadari bahwa ia telah jatuh untuk kesekian kalinya pada pemilik lesung pipit bernama Abimanyu Mahendra.

"Wey? Lo gak kesamber ketampanan gue kan?"

"Ah? Enggak kok. Pede banget." Seline langsung memalingkan wajahnya. Enggan untuk menatap Abim. Ia masih perlu untuk menetralkan detak jantungnya terlebih dahulu.

"Lo abis ini lanjut mapel apa Sel?" tanya Abim.

"Ulangan Indo, itu juga kalau Bu Muti gak lupa. Kalo Kakak?"

"Gue?" Seline menangguk.

"Lanjut mapel olahraga gue. Males banget sebenernya sumpah. Yaudah gue ke kelas dulu ya babay."

Abim tepat meninggalkan Seline di depan pintu kelas 10 IPA 8—kelasnya Seline.

Seline masih tersenyum tipis, menatap punggung Abimanyu yang perlahan menghilang dari pandangannya.

Lengan Seline tanpa sadar memegang area jantungnya yang masih saja berdegub dengan kencang. Seline tersenyum tipis seraya menggigit bibirnya pelan. "Sial.." Seline memaki dengan senyum tipis yang malu-malu untuk tampil diwajahnya.






TBC



13 Juni 2022
Chapter 08 selesai ditulis.




 ❝The Twins❞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang