06 - Makasi Papa!

228 57 4
                                    


[The Twins]


Pagi menyapa kediaman si kembar. Sudah terjadi kebisingan di area dapur. Rupanya ada sang Ibu yang sedang memasak nasi goreng cepat-cepat untuk sarapan keluarganya.

Sikembar juga sedang repot mencari sesuatu yang tak kunjung ia dapatkan.

"Mama, tali sapatu adek dimana Ma? Kok gak ada di lemari?" teriak Anya.

"Kok nanya Mama? Barang-barang kamu juga. Cari yang bener coba, jangan apa-apa Mama mulu."

Anya mendesah gusar sembari mengusap rambutnya frustasi. "Udah adek cari Ma! Tapi gak ketemu!" kesal Anya.

"Coba cari lagi adek! Jangan marah marah mulu pagi-pagi juga!" Anya kena omel Mama Risa.

Anya mendecak kesal, ia berjalan ke kamar dengan kaki yang dihentak-hentakan ke lantai.

"Adek kenapa si? Pagi-pagi udah marah marah aja." tanya si Papa yang barusan keluar dari kamar.

"Ini Pa! Sepatu adek yang item kan basah kena hujan semalem, jadi adek mau gak mau pake sepatu yang new basket itu, cuman tali sepatunya ilang! Gak ada di lemari adek. Padahal adek udah cari-cari! Tapi gak ketemuu!" Anya  menceritakan dengan nada yang kesal namun sekaligus merengek.

"Gimana atu Paa, udah telat adek! Mana jadwal pertama Ekonomi Pa." adunya pada sang Papa.

Si Papa menghela nafasnya. "Yaudah pinjam punya Kakak dulu aja."

"Gak dibolehin pasti."

"Gak dibolehin sama siapa?" tanya si Papa bingung.

Anya menunduk. "Mama." ucapnya pelan.

...

Anya dengan raut wajah murung duduk di kursi makan. Menatap tak nafsu pada nasi goreng yang tersaji hangat dihadapannya.

Hentakan kaki yang menuruni tangga terdengar dengan jelas. Tercium aroma parfum vanila yang merupakan ciri khas dari Seline.

"Pagi Ma, Pa." sapa Seline begitu tiba di lantai bawah.

"Pagi sayang, ayo kita sarapan dulu."

"Iya Ma." Seline langsung berjalan kearah meja makan. Ia menarik kursi disebalah Anya.

Seline menyadari akan raut murung dari wajah Anya, namun dirinya enggan untuk bertanya.

SI Papa berdehem, menarik perhatian Seline. "Kak, tolong pinjemin adek mu sepatu dong. Kasian dia sepatunya kebasahan."

"Loh? Kok malah minjem ke Seline Pa?" Mama Risa nampak keberatan.

"Emang gak boleh ya?" tanya si Papa, langsung mendapatkan gelengan kaku dari Mama Risa.

"Ya engga juga Pa, tapikan dia udah punya sepatu masing-masing. Masa iya masih pinjem punya Seline?"

"Sepatu Adek basah Ma, semalem kena hujan. Sepatu yang satu lagi talinya gak ada. Adek udah nyari-nyari tapi gak ketemu." Anya menggerutu dengan kesal.

"Ya salah kamu teledor, kenapa bisa sepatunya sampe basah? Emang gak kamu masukin ke dalem?"

Anya menunduk memainkan Jari-jarinya. "Kelupaan." cicitnya pelan.

Mama Risa menghela nafasnya kasar, sedangkan Papa memijat keningnya terlalu pusing untuk mendengarkan perkacakapan antara Ibu dan anak ini.

"Kebiasaan kamu. Coba kamu contoh noh Kakak kamu yang resik."

Seline merasa tak enak, akan Anya yang seperti dipojokkan oleh Mama Risa. Seline akhirnya memegang jari-jari Anya yang saling bertaut. Lalu ia usap pelan.

 ❝The Twins❞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang