10.Kepergok

4.8K 872 108
                                    

Sore ini Friska sengaja duduk di atas kasur dan menunggu Adam yang sedang berada di kamar mandi. Lelaki itu sedang mandi, pandangan Friska Adam akan keluar kamar dengan handuk yang melilit di pinggangnya.

Dengan begitu Friska bisa melihat tubuh Adam yang atletis, dan juga perut Adam yang Kotak-kotak seperti jendela rumah gambaran anak tk. Friska sudah agak gila memang.

"Lah ...." Harapan Friska hancur kala Adam yang keluar dengan pakaian lengkap.

"Kenapa?" Adam kini mengeringkan rambutnya yang basah dengan menggunakan handuk.

"Lo setiap mandi keluar-keluar emang rapi gitu ya?" Friska benar-benar kecewa.

Adam merasa aneh dengan pertanyaan Friska. "Iya, emang kenapa?"

"Gapapa, cuma nanya aja. Kenapa lo nggak suka?!" Friska tiba-tiba sewot.

"Lah, kok ngegas?" Adam semakin bingung.

"Suka-suka gue lah, ribet amat lo!" Friska justru malah semakin sewot.

Adam hanya menggeleng tak habis pikir dan menyimpan handuknya yang basah. Adam mengambil sebuah buku dan duduk di samping Friska. Adam lebih fokus pada bukunya.

'Kampret emang si Adam, udah nggak jadi lihat yang kotak-kotak eh sekarang gue di duain sama buku.' Seorang Friska sewot tidak jelas hanya karena Adam.

"Cih gaya-gayaan baca buku, sok pinter lo," cibir Friska.

Adam akhirnya menoleh dan tertawa pelan. "Kamu kenapa sih? Dari tadi sewot mulu? Bukannya udah selesai datang bulannya?"

Friska cemberut, ia merangkul lengan Adam dan menempel-nempel seperti lem kayu. "Iya udah selesai, kenapa? Nanti malem mau ibadah?"

Adam terdiam sejenak. "Shalat tahajud? Tumben kamu pengen shalat tahajud?"

Demi apapun Friska ingin salto, tumben sekali otak Adam berpikir positif. Padahal yang Friska bahas bukan shalat tahajud, tapi ibadah halal. Adam sangat tidak peka memang.

"Kok shalat tahajud?" Friska melepaskan lengan Adam dan sedikit menjauh. "Bukan itu Dam."

Adam berpikir lagi. "Loh salah? Ya terus apa? Shalat hajat?"

Friska ingin sekali menangis. "Bukan itu Adam, itu loh Dam gituan. Nggak usah sok polos lo."

Adam akhirnya tertawa, terlihat sangat menyebalkan. "Oh nganu toh, bilang dong."

"Kampret, bahasa lo di perhalus bisa nggak sih? Jangan bikin otak gue tercemar."  Friska berlagak sok protes.

"Di perhalus gimana sih? Kata nganunya perlu saya ganti sama ekhem?" Adam semakin barbar saja.

"Nggak usah!" Friska mengubah nada bicaranya agar sedikit lembut. "Jadi gimana? Nanti malem mau ibadah?"

"Terserah kamu," ucap Adam.

Adam kembali fokus pada bukunya, Friska semakin kesal saja. Ini kesannya seperti pihak Friska lah yang sangat ingin melakukan ibadah halal, padahal kenyataannya ya memang benar.

Friska berusaha untuk tidak memaki, ia benar-benar akan memberi Adam pelajaran. Friska tidur dengan kepala yang di letakkan di pangkuan Adam.

"Kamu ngapain sih?" Adam awalnya terkejut, tapi dia berusaha terlihat biasa.

"Tidur." Friska menjawab seadanya.

"Ada-ada aja kamu." Adam fokus dengan bukunya lagi.

Friska kembali cemberut. "Gue tadi sengaja tahu nungguin lo mandi."

"Kamu mau ngapain emang?" Adam masih fokus pada bukunya.

"Mau lihat lo keluar pakek handuk doang, ya penasaran aja badan lo kayak tukang sayur atau pemain gulat," ucap Friska.

Adam & Friska { Pasangan Halal }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang