Kalian tim happy end atau sad end?
Bacanya pelan-pelan aja ya.
Tinggalin satu komen di satu paragraf yang menurut kalian paling greget.
Terserah komen apa aja, asal jangan spam next.
~~~
Beruntung saja ada mobil yang lewat membuat Adam bisa di larikan ke rumah sakit, dan saat ini lelaki itu sedang di tangani oleh dokter. Friska, dua adik Adam beserta abah dan ummah Adam kini berada di depan ruang rawat."Adam pasti baik-baik aja kan Ar?" Air mata Friska sudah mengalir.
Arkan tampak berdiri dan bersandar pada dinding. "Gue harap Bang Adam baik-baik aja Kak."
"Ini semua salah gue, andai gue nggak minta ke pasar malem---" Friska tidak sanggup lagi melanjutkan kata-katanya.
Friska menutup mulutnya dengan punggung tangan, wanita itu akhirnya menangis. Semuanya terlintas begitu saja di ingatannya, saat Adam di tusuk dan saat lelaki itu mengeluarkan darah dari mulutnya.
"Kak udah, itu bukan salah Kakak." Arvan memegang bahu Friska.
"Adam di tusuk Van, gara-gara gue." Friska menunduk dan terisak pelan.
"Kita doain yang terbaik buat Bang Adam." Jujur saja Arvan tidak tega melihat Friska seperti itu.
"Bang Adam pasti baik-baik aja." Arkan berusaha untuk kuat.
Ummah Adam tampak mengeluarkan air mata, namun wanita itu tidak berhenti berdoa. Abah Adam juga ikut mendoakan Adam, setelah menunggu lama dokter akhirnya keluar dari ruangan. Mereka semua langsung menghampiri dokter tersebut.
Dokter bilang luka tusukannya sangat parah, dan waktu Adam untuk hidup hanya tinggal sesaat. Di sisa waktunya Adam ingin bertemu dengan keluarganya, mendengar hal itu membuat dada Friska begitu sesak.
"Nggak." Friska menggeleng dan langsung memasuki ruangan Adam.
Friska duduk di kursi yang ada tepat di samping brankar, ia bisa melihat wajah Adam yang pucat.
"Hai." Adam berusaha untuk tersenyum.
Mendengar suara lemah Adam membuat dada Friska semakin sesak. "Dokter nya jahat Dam, dia bilang lo mau ninggalin gue."
"Jangan nangis, saya nggak bisa hapus air mata kamu." Tubuh Adam benar-benar terasa lemas.
Air mata Friska justru semakin berjatuhan. "Janji dulu kalau lo nggak bakal ninggalin gue."
"Saya janji nggak bakal ninggalin kamu." Adam menjeda ucapannya. "Kecuali kalau maut yang memisahkan."
"Nggak, gue nggak suka lo ngomong kayak gitu!" Friska marah, tapi akhirnya wanita itu kembali menangis.
Friska mengenggam erat tangan Adam, mendekatkan tangan itu ke wajahnya membuat tangan Adam basah karena air mata. Friska tidak ingin di tinggalkan oleh Adam, tapi jika maut yang memisahkan Friska tidak bisa berbuat apa-apa.
"Sini deketan," ucap Adam.
Friska menghapus air matanya dan mendekat. "Apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Adam & Friska { Pasangan Halal }
Diversoskisah dua orang yang saling bertolak belakang yang terikat dalam hubungan pernikahan. ••• Adam Haidar Arizki, lelaki yang mempunyai sifat sholeh, menikahi seorang gadis bernama Friska Jeselin yang terbilang babar. Entah bagaimana jika mereka menjadi...