Adam mengajak Friska ke sebuah toko baju, entah apa yang akan di beli oleh Adam. Friska sama sekali tidak di beri tahu oleh Adam, dan saat ini mereka berdua sedang mengelilingi toko.
"Kita mau ngapain sih Dam ke sini?" Jujur saja Friska masih bingung.
Adam masih tampak melihat-lihat. "Mau beli kado."
Friska tersenyum lebar. "Buat gue ya? Tapi gue nggak ulang tahun Dam."
Adam menoleh. "Bukan buat kamu, buat Safira."
Detik itu juga senyum Friska luntur. "Oh buat dia."
Adam bisa melihat dengan jelas perubahan raut wajah Friska, bahkan wanita itu juga enggan menatap Adam. Friska berjalan terlebih dahulu dan meninggalkan Adam.
"Friska." Adam menyusul Friska dan meraih tangannya. "Saya bisa jelasin."
Friska berhenti, ia menatap ke arah lain. "Nggak perlu, udah cepet kalau mau beli. Gue mau pulang."
"Jangan marah, lihat saya." Adam memegang pipi Friska agar wanita itu menatapnya. "Jangan marah, dengerin saya dulu."
"Apa?!" Nada suara Friska terdengar tidak bersahabat.
"Saya ngasih kado ke Safira karena dia ulang tahun, dia biasanya juga ngasih saya kado pas saya ulang tahun," jelas Adam.
"Lo pikir gue peduli? Nggak!" ketus Friska.
Adam tertawa pelan, di matanya Friska terlihat sangat menggemaskan. "Jangan marah, saya cuma ngasih kado itu sebagai teman. Udah itu aja, nggak lebih."
Friska mendengus pelan, ia menyingkirkan tangan Adam yang memegang pipinya. Friska menatap ke arah lain, tentu saja hatinya merasa panas. Adam mengajak Friska hanya karena mau membeli kado untuk Safira.
Adam tersenyum tipis, ia tahu Friska sedang cemburu. Adam memegang tangan Friska, tapi tangannya langsung di tepis begitu saja. Adam berpindah ke hadapan Friska.
"Kamu masih marah? Udah jangan marah." Adam tertawa pelan.
"Cepetan kalau mau beli kado buat dia, gue mau pulang!" sewot Friska.
"Kalau kamu larang saya beli kado buat dia, saya nggak akan beli." Adam tidak ingin membuat Friska marah.
Friska menghela nafas panjang. "Gapapa kok, beli aja."
"Seriusan gapapa?" Adam berusaha memastikan.
"Iya gapapa." Kali ini suara Friska terdengar lembut.
"Ya udah ayo nyarinya bareng-bareng." Adam tersenyum dan menggandeng tangan Friska.
"Mau beli kado apa buat dia?" Sebenarnya Friska masih merasa tidak terima, tapi ia tidak boleh egois.
Adam tampak berpikir, ia belum tahu hendak membelikan Safira kado apa. Adam masih melihat-lihat, tatapannya jatuh kepada stand kerudung, ada banyak kerudung yang berjejer. Hingga akhirnya mereka berhenti di sana.
"Beli kerudung aja kalik ya?" Adam meminta pendapat Friska.
"Terserah sih." Friska tidak terlalu peduli dengan kado yang akan di berikan untuk Safira.
"Kalau ini bagus nggak?" Adam mengambil kerudung berwarna merah.
"Terserah Adam." Friska justru malah sibuk melihat-lihat kerudung lain.
"Terserah mulu," ujar Adam.
Friska akhirnya menoleh. "Ya gue nggak tahu selera dia."
"Yang ini kayaknya bagus deh." Adam menunjukkan kerudung berwarna biru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adam & Friska { Pasangan Halal }
Diversoskisah dua orang yang saling bertolak belakang yang terikat dalam hubungan pernikahan. ••• Adam Haidar Arizki, lelaki yang mempunyai sifat sholeh, menikahi seorang gadis bernama Friska Jeselin yang terbilang babar. Entah bagaimana jika mereka menjadi...