12.Huru-hara

4.7K 875 111
                                    

Saat sampai di kampus Friska segera turun dan melepas helmnya, wanita itu menggantungkan helm di setir kemudian mendekati Adam. Tangan Friska terulur untuk meraih pengait helm Adam.

"Mau ngapain?" Adam menahan tangan Friska.

"Ngelepasin helm lo lah." Untuk kesekian kalinya Friska menguji kesabaran Adam.

Dengan sabar Adam perlahan menurunkan tangan Friska. "Nggak perlu, saya bisa sendiri."

"Perlu lah!" sergah Friska.

"Nggak usah, udah ya kamu diem dulu." Adam melepas pengait helmnya.

"Dam jangan main-main." Friska menunjuk wajah Adam. "Gue nggak nerima penolakan."

"Kamu di ajarin siapa sih ngomong kayak gitu? Dari tadi pagi ngaco mulu kerjaannya," ujar Adam.

Friska masih berusaha untuk menggapai pengait helm Adam, tentu saja Adam berusaha untuk menghindar. Bisa runtuh harga diri Adam jika Friska benar-benar membantunya membuka helm.

Dimana-mana lelaki lah yang selalu membantu wanita untuk membuka helm, dunia memang benar-benar sudah tidak baik-baik saja. Friska mendengus kesal saat Adam sudah melepas helmnya.

"Heh! Siapa yang suruh lo buka helm?!" Friska berteriak membuat orang yang berlalu lalang kini menatapnya.

Adam segera turun dari motor dan membekap mulut Friska. "Nggak usah teriak bisa kan?"

Dengan tidak berperasaan nya Friska menggigit tangan Adam. "Nggak bisa."

Adam mengibaskan tangannya. "Kamu mah kdrt mulu."

Friska tersenyum dan merangkul Adam. "Ayo ke kelas gue anter."

"Sumpah saya pengen nangis." Adam merasa tidak ada harga dirinya sebagai lelaki.

"Heh jangan nangis, entar gue di kira-kira macem-macemin lo." Friska tidak ingin orang-orang salah paham.

"Ada ya cowok di macem-macemin sama cewek?" Wajah Adam terlihat tertekan.

Friska mengangkat bahunya acuh, ia merangkul bahu Adam dan mulai berjalan. Adam tidak diam saja, ia menurunkan tangan Friska dan langsung merangkul wanita itu dengan sangat erat.

Friska sempat memberontak, beruntung tenaga Adam lebih besar daripada Friska. Adam menatap Friska yang tampak kesal, padahal Adam tidak melakukan kesalahan apapun. Justru Friska lah yang banyak bertingkah.

"Awas lo Dam nanti malem, gue bakal bikin lo hamil," bisik Friska.

"Saya ngiranya jangan-jangan kamu yang hamil, habis tingkah kamu aneh banget." Adam masih tidak habis pikir dengan tingkah Friska.

"Nggak! pokoknya lo yang harus mengandung anak gue titik nggak pakek tanda tanya." Ucapan Friska seakan tidak bisa di bantah.

"Terserah kamu lah." Sebagai suami yang baik Adam lebih memilih untuk mengalah.

Friska mendengus pelan. "Pokoknya kalau gue hamil, gue bakal laporin lo ke perlindungan wanita."

"Atas tuduhan?" tanya Adam.

"Menghamili istri," balas Friska dengan tatapan yang begitu polos.

Detik itu juga tawa Adam pecah. "Yang ada kamu malah di usir, kalau di seluruh dunia ini semua wanita kayak kamu. Fiks, semua laki-laki bakal mati karena tertekan."

Tanpa pikir panjang Friska langsung menendang kaki Adam, wanita itu memang sangat barbar. Sudah barbar, banyak tingkah, suka melakukan kekerasan, beruntung Adam mau memungutnya menjadi istri.

Adam hanya tertawa, jika orang lain yang ada di posisi Adam pasti Friska sudah di sumbangkan ke panti jompo. Adam semakin erat merangkul Friska, istrinya itu sangat menggemaskan. Padahal Friska seperti singa, tapi di anggap imut seperti kucing anggora.

Adam & Friska { Pasangan Halal }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang