Rumor

3 1 0
                                    

Sepertinya kebanyakan orang lebih menyukai sesuatu yang berbeda.
Sebuah rumor yang memperburuk si tokoh, tapi setelah bertemu, kenyataan berbeda jauh.
Memang, sangat luar biasa. Dia bisa membuktikan bahwa dirinya mampu membantah apa kata orang.
Tapi, lebih baik lagi jika bisa membungkam mulutnya rapat-rapat.

Ahahaha.. seleraku memang luar biasa aneh.

Aku tidak ingin membantah semua orang.
Aku malah ingin menunjukkan kalau apa yang mereka bicarakan dan pikirkan tentangku itu benar adanya.

Kenapa tidak dibantah? Bagaimana jika ada kesalahpahaman?

Aku tidak ingin membantah apapun. Biarkan saja apa kata mereka.
Mereka berani berkata karena memang melihat kenyataan. Entah kenyataan itu asli atau palsu, mereka juga tidak salah.

Bukankah aku sudah mengabulkan apa yang mereka ingin lihat?
Jika aku menyediakan info yang berbeda bukankah akan membuatnya malu atau mungkin malah marah?
Aku sudah baik, loh.
Bukankah mereka bisa melihat masa depan?
Lihat, apa yang dikatakannya benar loh, bla bla bla.
Wah .. hebat ya.

Seseorang tumbuh dari dirinya sendiri dan juga lingkungan. Jika salah satunya tidak mendukung, tidak akan ada yang berjalan lancar.

Masalahnya, aku sendiri lemah.
Mentalku lemah, sulit untuk menyesuaikan diri sendirian.

Manusia hidup melukiskan kisah.
Setiap situasi yang kita hadapi akan melalui beberapa pilihan yang menentukan masa depan.
Untuk mendapatkan akhir yang baik, membutuhkan pemicu yang tepat. Dan tidak semua orang bisa mendapatkan pemicu yang tepat.

Mungkin, aku lebih suka mengecewakan orang lain.

Di sebut "suka" terdengar salah kah?
Maaf, tapi apa sebutan yang cocok untuk masalah itu?

Berbeda dengan dia yang membantah rumor dengan keterampilannya. Aku mungkin malah ingin membenarkan rumor tersebut. Meski tidak sungguh benar, setidaknya tidak banyak kesalahan dalam rumor tersebut.
Sekilas mereka melihatnya sama saja, tapi hanya orang yang beruntung yang bisa melihat kebenarannya. Dan itu bisa di hitung pakai jari.
Aku bukanlah seorang yang memiliki banyak berkat dari leluhur maupun orang lain.
Aku tidak memiliki bakat yang spesifik.
Aku juga tidak tahu apa yang benar-benar aku sukai.
Untuk tujuan, aku masih bisa melihat.
Meski sulit didaki, jika aku mau, aku bisa berdiri di atasnya. Meski tidak akan menang, setidaknya aku bisa menikmatinya.
Meski kadang mengeluh, tapi aku tidak menyesal.
Meski ada sedikit penyesalan, setidaknya hati bisa lega.

Aku bukan seorang yang ambisius.
Aku terlalu lelah menghadapi kekalahan.
Tapi, jika ada setidaknya satu orang saja yang mampu mendorong atau menemaniku melangkah maju, aku akan sangat berterima kasih.

Apa aku terdengar seperti seorang yang tidak memiliki pendirian?

Mungkin iya, tapi juga tidak.

Aku memang selalu mengikuti arah angin, tapi bukan berarti aku tidak memiliki pendirian. Aku masih memiliki pondasi. Meski tidak begitu kuat, setidaknya tidak akan hancur begitu saja.

Aku adalah aku. Bukan orang lain.
Keberadaanku tidak begitu dihiraukan.
Aku hanyalah salah satu dari sekian banyaknya sampah masyarakat.
Aku bukan bintang berkilau di langit biru.
Meski begitu, aku masih memiliki keindahanku sendiri.
Dan aku masih bisa berjalan lurus kedepan meski banyak kerikil menghalau.
Berhasil tidaknya memang belum pasti.

Kemungkinan kalahnya, sudah pasti.
Setidaknya bukan hari ini.

Aku akan kalah suatu hari nanti.
Aku tidak ditakdirkan untuk menjadi pemenang.
Meski begitu aku masih bisa bertahan lebih lama dibanding orang lain.
Aku memang lemah, seperti itulah kelihatannya.
Kenyataannya pun memang begitu.
Tapi aku tidak selemah yang mereka pikirkan.

Existence NotionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang