4. First Kiss 첫 키스

603 45 1
                                    

Jun pulang, di antar Haru. Sebenarnya Haru sudah lumayan hafal lingkungan itu.

"Aku pulang." Jun menutup kembali pintu. Setelahnya dia pergi ke kamar, tapi kembali ke ruang tamu.

Dia membuka pintu kamar neneknya. Neneknya sudah tidur, tapi Park Jihoon belum pulang. Jun mengirimi Jihoon pesan, tapi tidak dibalas. Jun berpikiran positif, mungkin saja dia pulang ke rumahnya.

.
.
.

Ke-esokan paginya saat sarapan. Jun bersiap ke sekolah, setelah mandi dan berpakaian seragam, dia pergi ke ruang makan untuk sarapan bersama neneknya.

"Di mana Jihoon? Kenapa tidak keluar dari kamar?" Tanya nenek Jun.

"Hmm? Dia tidak pulang semalam, mungkin dia menginap di rumahnya." Jun menjawab, lalu menyuapkan nasi ke dalam mulutnya.

"Eh? Tidak pulang? Semalam dia ke sini, tapi kau belum pulang, katanya kau tidak mengiriminya pesan. Setelah itu dia berpamitan mencarimu, lalu berlari dengan sangat kencang." Ucap nenek Jun.

Jun tidak menyelesaikan makan-nya. Dia langsung berpamitan pada neneknya. Dia telah melakukan kesalahan besar. Jihoon pasti sangat marah sekarang. Dia sebenarnya hanya ingin menunggu beberapa saat, sampai sekiranya Jihoon dan Hyunsuk telah selesai jalan-jalan, tapi dia malah lupa karena kejadian bersama Haru.

Jun berlari ke rumah Jun.

"Oh, ibu!" Panggil Jun ketika melihat ibu Jihoon mengunci pintu rumah.

"Jun? Ada apa nak?" Tanya ibu Jihoon.

"Apa Jihoon telah berangkat?" Jun balik bertanya. Napasnya masih tidak teratur.

"Dia sudah berangkat pagi sekali. Ngomong-ngomong kenapa kalian tidak berangkat bersama?" Ibu Jihoon heran, ini pertama kalinya terjadi.

"Hmmm—" Jun tidak tahu harus berkata apa.

"Dan, kenapa kakinya pincang? Ibu tanya tapi dia tidak mau jawab, dia hanya bilang jatuh saat main bola. Apa benar? Dia tidak berkelahi dengan seseorangkan?" Tanya ibu Jihoon ingin memastikan.

"Aku berangkat ibu. Aku menyayangimu." Jun memeluk ibu Jihoon, pikirannya kacau, dia juga tidak tau harus berkata apa, setalah pamit dia juga langsung berlari lagi.

.
.
.

Jihoon menatap jendela kelas. Membayangkan kejadian semalam. Semalam, setelah mengantar Hyunsuk, Jihoon pulang ke rumah Jun. Jihoon berpikir Jun telah pulang karena tidak mengirim alamat tempat mengajar padanya.

"Nenek sudah pulang? Bagaimana acaranya? Ngomong-ngomong apakah Jun sudah pulang?" Jihoon bertanya pada nenek Jun.

"Ya, acaranya berjalan senagaimana mestinya. Tapi Jun belum pulang. Kenapa tidak pulang bersama?" Nenek Jun khawatir.

"Tidak perlu khawatir nek! Aku akan mencarinya, nenek tidur saja, saat nenek bangun dia sudah ada di rumah! Aku janji!" Ucap Jihoon.

Setekah berpamitan Jihoon berlari. Dia khawatir, tidak biasanya sahabatnya tidak ada kabar. Saat ingin menelepon Jun, handphone Jihoon tiba-tiba mati.

Pikiran Jihoon kacau. Dia merasa sangat bersalah, harusnya dia tadi tetap menemani Jun. Jihoon menyinggahi beberapa rumah murid Jun, tapi nihil. Dan pada murid terkahir yang dia tanyai, katanya Jun telah selesai mengajar dua jam yang lalu.

Jihoon berjongkok di depan rumah murid itu, menangis karena takut. Dia benar-benar gemetar. Dia berlari kesana kemari berharap bisa menemukan Jun.

Splat.

Jihoon tertabrak sepeda. Jihoon bangkit dan membantu pengemudi sepeda itu berdiri. Jihoon dimarahi, setelah meminta maaf, Jihoon berlari lagi, dengan kakinya yang kini pincang karena tertabrak sepeda tadi.

My Private Tutor || Harukyu || Hoonsuk ✔️✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang