II

1.7K 262 29
                                    

Sanji

Sanji memandang dari balik bukunya. Ace, Luffy, Sabo, dan Zoro berkumpul di depan warungnya sambil bicarain suatu hal yang tidak ia pahami. "Ah sori gue gak bisa, mau gue bantuin cari orang lain aja nggak?" Ace bertanya.

Zoro menggeleng pelan. "Gue gak kenal temen lo bang," ia tertawa hambar. Matanya kini memandang Sabo, meminta tolong.

"Gue juga nggak bisa..." Sabo menepuk pundak Zoro.

Luffy masih mengemut es krim di tangannya, memandangi heran. Dia ikutan nimbrung di depan warung mumpung ada dua kakaknya, sekalian minta dibayarin. Sanji hanya bisa menghela napas ketika untuk kesekian kalinya ia membuka lemari es untuk memberikan satu bungkus es krim segar.

"Kan ada satu orang lagi," Luffy mendadak bersuara. Zoro mengangkat wajah, melipat kedua tangannya dan menunggu jawaban si rambut arang. "Itu, Sanji," dengan gampangnya jari telunjuknya menunjuk si pirang yang sejak awal tidak tahu menahu.

Mata Zoro memandangi Sanji, membuat kontak dengan iris birunya. "Hah, kalau gue sama dia pacaran berarti dunia udah kiamat," tawa Zoro meledak. Dahi Sanji berkerut.

"Maksud?" Sanji bertanya, agak tersinggung.

"Jadi gini, Zoro lagi nyari orang yang bisa pura-pura jadi pacarnya, kebetulan gue sama Sabo nggak bisa, jadi mungkin... lo bisa?" Ace melempar senyum pada si pirang.

Sanji ikut tertawa. Ia mengesampingkan bukunya dan menatap Zoro, irisnya membara penuh tantangan. "Boleh..." Suaranya keluar begitu lembut, bagai tengah menggoda. "Tapi gue gak murah, kalau lo mau bayar gue lima juta, gue bisa jadi pacar apapun yang lo mau,"

Zoro memandang Sanji, balas tersenyum. "Bagus, deal kalau gitu,"

Sanji nggak nyangka si hijau lumut semudah itu mengiyakan permintaannya. Salah tingkah, ia berdehem rendah. "Ku-kurang! Lo juga harus ngenalin gue ke sepupu lo yang cantik itu!"

Zoro berkedip sebentar, mulai kelihatan menimbang segalanya. Ia tidak berkutik.

Nah, gak bisa kan lo.

"Robin? Iya bisa," ia mengangguk.

Oh.

"Gue transfer lima juta malem ini, besok kita omongin lebih lanjut lagi," Zoro melempar seringai kecil. Giliran Sanji yang dibuat tak berkutik.

Malam itu uang 5 juta benar-benar masuk ke dalam rekeningnya. Gilaaa! Sanji mau nyabutin tiap rambut si ijo saking keselnya. Buru-buru ia menelepon Zoro, meminta kejelasan. "Lo serius?! Lima juta?! Ini gue yang pura-pura jadi pacar loh! Lo yakin??" Ia berteriak.

"Kan lo yang minta harga segitu," yang di seberang telepon malah terkekeh pelan.

"Lo ga harus ngeiyain gue juga kali, lo tinggal bilang gak bisa kan!"

"Dan ngelewatin kesempatan ini? Yah... Anggep aja gue kepengen ngeliat cowok straight pura-pura ngegay bareng gue haha,"

Iya, Zoro nggak bakal mau kehilangan kesempatan mempermalukan Sanji kapanpun dan dimanapun. Dia bakal gunain kesempatan ini sebaik mungkin. Sanji yakin.

"Tapi jokes aside, gue bener-bener butuh lo."

Ha, kalau gitu Sanji bakal tunjukin kalau dia bisa jadi pacar palsu paling meyakinkan buat Zoro. Dia bakal totalitas. Dia gak bakal kalah. Bahkan dia bisa bikin Zoro jatuh cinta. Liat aja.

~•*•*•*•~

Zoro

Sanji duduk di sofa ruang tamunya dengan ponsel di tangan. Kakinya disilangkan dan wajahnya nampak bosan. Zoro membisu di single seat lainnya, berusaha menamatkan game yang sedang ia mainkan.

"Gue ngapain di sini?" Sanji nanya, mata masih terpaku pada layar ponsel.

"Gimana kalau mulai latihan?" Zoro menjeda permainan dan meletakkannya di atas meja. Hari ini Sanji bilang giliran Zeff yang jaga warung, jadi dia bela-belain dateng ke sini. Nggak mungkin kan dianggurin gitu aja.

"Latian? Kayak gimana?"

"Perkenalan coba," ia bersandar pada sofa dan menopang dagu. "Saya pacarnya Zoro gitu,"

Sanji malah memasang wajah geli. Kayaknya lagi menyesali keputusan. Setelah menutup mata dan menarik napas dalam, ia mengangguk. Kakinya berdiri dan berjalan gontai ke depan Zoro. Ia terdiam beberapa saat.

"Halo, salam kenal, saya pa— huweek! Pa— huweek! Pacar— huweeek!"

"Anjing lo,"

"Zoro gue gak bisa—"

"Bisa, ulang,"

"Saya pacar— HUWEEK!"

"Lo harus udah siap malem ini, kita berangkat besok," Zoro menghela napas. Sanji menjerit tertahan.

"Besok?! Gila lo ya!" ia berseru. "Baju gue gimana?!"

"Siapin, pokoknya besok udah harus beres," Zoro menatap Sanji. Dia sebenarnya berniat berangkat malam ini, tapi lebih baik memberi kelonggaran waktu pada si pirang. Belum lagi tentang latihan ini. Sanji kelihatan belum mahir berperan sebagai pacar gadungan.

Dia hanya butuh Sanji berpura-pura. Tidak akan ada yang terjadi setelah mereka kembali. Hanya pacar sementara sebelum akhirnya ia akan mengenalkan si pirang pada Robin.

Tidak masalah, terdengar mudah.

Iya kan?

~•-•~

Ini tanda yang Sanji sama Zoro in italic itu berarti ganti POV ya. Kayak Heated Rivalry, ganti2 POV antara Shane sama Ilya. Eh kalian ada yang baca buku itu nggak sih? Bagusss banget pokoknya recommend!

1 Week BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang