End

2.1K 276 69
                                    

Sanji

Siang yang terik dan Sanji berjongkok di paving depan rumah. Zoro ikut di sebelahnya, mengambil beberapa tanah untuk dimasukkan dalam pot. "Ketemu lo lagi, ketemu lo lagi..." Sanji menghela napas.

"Kan lo yang minta gue ke sini, udah diturutin bilang makasih kek, apa kek,"

"Bosen liat muka lo..." Sanji bersungut-sungut.

"Cemberut mulu kayak bebek," ucap Zoro. "Katanya lo mau nanem mangga, kenapa ganti jadi lemon gini?" Ia meletakkan bibit lemon ke dalam pot.

"Lebih aesthetic," Sanji menjawab asal.

"Dih bego, aesthetic pala lo," Zoro tertawa. Sanji menghembuskan napas, berpaling dari wajah si hijau yang terlihat seratus persen lebih tampan ketika tertawa. Ia memperhatikan kedua kakinya yang berlapiskan sandal jepit. Angin mendadak menerpa mereka di tengah sengatan panas matahari.

"Sejuk," gumam Sanji. Apalagi dia lagi jongkok di bawah naungan pohon gini, bawaannya bikin ngantuk. Angin sepoi-sepoi dan cuaca cerah menjadi poin tambahan bagi Sanji untuk menyelam ke alam mimpi.

"Jangan tidur," tegur Zoro.

"Hmn..."

"Nji,"

"...apa..?"

"Gue suka sama lo,"

"Hah...?"

"Gue bilang," Zoro mendekatkan wajahnya. "Gue suka sama lo."

Mata Sanji terbuka lebar. Baru saja ia mau bertanya, Zeff keluar membawa dua gelas teh dingin. "Ada mie ayam juga di dalem, ayo istirahat dulu," titahnya. Zoro meletakkan peralatan berkebunnya dan berdiri. Kedua tangannya terentang, melepas pegal.

Sanji masih menatap Zoro tak percaya. Ini beneran?

"Lo... Lo serius?" Sanji menahan tangan Zoro.

"Apanya?"

"Jangan pura-pura ga tau! Ayo cepetan! Lo serius ini?"

"... bercanda,"

"BANGKE! EMANG TAIK LO ZO—"

Jari Zoro mengapit wajah si pirang lalu mencium bibirnya. Setelah beberapa detik, pemilik surai hijau menarik wajahnya lagi dan tersenyum congkak. "Lo gemesin kalo marah," dan ia berjalan pergi menyusul Zeff, meninggalkan Sanji ternganga sendirian di luar.

~•*•*•*•~

Zoro

"Jadi gimana... Dunia udah berakhir nih?" Sanji bertanya, memainkan ponselnya dengan kepala bersandar pada pundak Zoro. Sekarang mereka lagi selonjoran di kamar si hijau. Sanji awalnya datang berkunjung buat nonton film berdua sekalian nganter ayam saus jeruk untuk ketiga kalinya. Zoro nggak begitu merhatiin sih, tapi pokoknya film tentang polisi baru yang kerjasama sama penjahat gitu buat menuntaskan kasus.

"Maksud?"

"Kan lo yang bilang dunia udah kiamat kalau kita pacaran," si pirang menjawab, mata birunya beralih menatap Zoro tajam.

"Emang lo bisa ngeduga kita bakal pacaran beneran? Nggak kan!" Zoro membela diri.

Sanji mengangkat bahu. "Kapan dah lo mulai suka sama gue?" Ia bertanya.

"Kepo amat, emang kenapa sih?"

"Pengen tau aja, emang gak boleh?"

Zoro menghela napas. Sebelah tangannya ia gunakan untuk membelai rambut pirang Sanji, sedikit memaksa pria itu untuk bersandar pada pundaknya lagi. "Semenjak lo ngerubah cara pandang gue," pelan ia berkata.

1 Week BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang