11. Kado Untuk SenaBintang menghela napas kasar untuk yang kesekian kalinya, jika gadis itu tidak mempunyai stok sabar yang miliaran mungkin saja Alaska sudah kena amuk olehnya.
Bagai mana tidak kesal jika dari tadi Alaska tiga kali memutari mall untuk membeli kado Sena tapi tidak ada yang cowok itu beli satu pun!
Bintang sudah menyarankan ambil barang apa saja untuk di berikan pada Sena, tapi cowok keras kepala itu tidak mau.
Alaska bilang, "Gue gak mau ngasih Sena barang asal-asalan. Dia itu adik Sean temen gue, masa sih gue ngasi barang yang nggak berkelas buat dia."
"Kalo gitu kasih jam tangan aja, kan berkelas tuh," Bintang berucap ketus sembari menatap Alaska nyalang.
Alaska ngenggelng, "Nggak."
"Terus lo mau beli apa buat kadonya Sena? Lo bilang kan yang berkelas, yang bisa jadi kenangan sewaktu-waktu buat dia pake. Dan menurut gue barang yang lo deskripsikan itu jam tangan," sewot Bintang.
"Nggak, Tang! Bukan jam tangan. Emang lo gak tau filosofi jam tangan?" tolak Alaska.
"Filosofi apa lagi, sih?"
"Kata orang, kalo seseorang ngasih jam tangan buat kado seseorang itu sebuah jam tangan, itu filosofinya orang yang ngasih jam tangan itu pengen setiap kali orang yang di kasih jam tangan kalo ngeliat waktu inget dia," jelas Alaska.
"Terus apa hubungannya?"
"Ya ada lah."
"Apa?"
"Kalo gue ngasih jam tangan ke si Sena, ntar dia kege'eran. Dia mikirnya gue pengen selalu di inget sama dia," ucap Alaska.
"Ya terus lo mau kasih barang apa buat dia? Baju? Tas? Sepatu? Aksesoris? Apa All! Ayo buruan, ini udah sore loh," tanya Bintang.
"Bentar dulu, gue pilih-pilih dulu," ucap Alaska lalu kembali berjalan hendak memutari kembali mall itu.
Bintang menarik tangan Alaska kencang hingga membuat cowok itu menghentikan langkahnya.
"Apa?"
"Lo mau muterin mall ini berapa kali lagi? Kita udah tiga kali muterin mall ini loh, Al. Tapi belum satupun lo tertarik sama barang buat kadonya Sena. Gue cape Al!" Bintang rasanya ingin menangis sekarang, Alaska memang benar-benar sangat menyebalkan!
"Iya nanti dulu, kalo gue udah nemuin barangnya. Ini juga gue lagi mikir kali, Tang," balas Alaska santai.
"Lo mikir apaan, emang otak kecil lo itu bisa mikir?" ketus Bintang.
Alaska tak menjawab, cowok itu hanya melirik Bintang datar.
"Ke toko aksesoris ayo," ucap Alaska lalu menarik tangan Bintang tanpa persetujuan gadis itu.
Sesampainya di toko aksesoris, Alaska kembali memilih-milih aksesoris yang cocok untuk Sena.
Bintang mengambil sebuah jepit rambut berwarna merah dengan hiasan manik-manik keristal berbentuk kupu-kupu. Lalu gadis itu sodorkan kepada Alaska.
"Ini aja," ucap Bintang.
Alaska menggeleng, "Terlalu biasa, Sena gak bakal suka."
"Tapi gue sebagai cewe suka, mungkin aja Sena juga suka," ucap Bintang.
"Kalo lo gak cocok sama yang itu," ucap Alaska.
"Gak cocok?"
Alaska mengangguk, "Iya." Lalu cowok itu mengambil sebuah jepit rambut yang terlihat sangat indah. Dengan warna biru muda berbentuk love.
Tak di sangka, Alaska memakaikan jepit rambut itu pada Bintang, "Kalo yang ini lo cocok, keliatan anggun."
Bintang bingung dengan dirinya sendiri, mengapa di puji seperti itu dengan Alaska membuatnya senang?
Alaska kembali sibuk sendiri memilih barang yang cocok untuk di jadikan kado. Sementara Bintang masih termenung dengan perlakuan Alaska barusan.
"Udah ayo Tang," ucap Alaska menyadarkan lamunan Bintang.
"Udah ketemu kadonya?"
"Udah."
"Apa?"
"Topi pantai," jawab Alaska.
Bintang kembali kesal dengan Alaska, mengingat dari tadi ia tiga kali memutari mall untuk mencari barang yang di bilang berkelas oleh Alaska. Memilih baju, tas, sepatu, jam tangan, dan barang lainnya yang Alaska tolak. Dan yang Alaska pilih untuk kado Sena hanya sebuah topi pantai berwarna putih dengan hiasan bunga matahari yang kecil di depannya.
Memang kelihatan elegan dan juga cantik.
Tapi tetap saja Alaska itu menyebalkan!
Jika tau dari awal cowok itu akan memilih topi pantai mengapa ia harus memutari mall seluas itu selama tiga putaran? Sangat melelahkan bukan?
"Udah ayo! Ko malah bengong," ucap Alaska lalu pergi meninggalkan Bintang.
Bintang menghela napasnya kesal dan menyusul langkah cowok menyebalkan itu.
.
.
.
Bintang duduk di depan cermin sembari memoles wajahnya dengan makeup. Gadis itu sudah siap dengan penampilannya untuk ke pesta ulang tahunnya Sena malam ini.
Sebenarnya ia sangat malas untuk keluar malam ini, tapi karena Alaska ngotot mengajaknya ia bisa apa. Menolak? tentu saja tidak bisa.
Jika kalian bertanya sudahkah Bintang meminta izin kepada Ibunya untuk pergi malam ini? Tentu saja sudah, tapi bukan ia sendiri yang minta izin, melainkan Alaska yang berbicara kepada ibunya untuk meminta izin pergi malam ini menemaninya.
Ia memakai gaun yang di belikan Alaska tadi sore, gaun selutut berwarna biru muda. Bintang tidak mengikat rambut coklatnya, ia membiarkan rambutnya tergerai dengan sedikit curly di bagian bawahnya.
Tak lupa, gadis itu memakai jepit rambut yang tadi Alaska berikan padanya. Sangat indah berada di rambutnya.
"Berasa jadi Cinderella dadakan gue, serba biru muda."
Bintang terkekeh dengan pemikirannya sendiri, lalu ia mengecek ponselnya dan mengirimi pesan pada Alaska bahwa ia sudah selesai.
Ia melirik jam yang berada di naks samping tempat tidurnya. Sudah pukul sepuluh malam, tapi Alaska belum juga sampai menjemputnya.
"Ck! Kemana sih tu orang? Dia sengaja ngerjain gue ya? Gue ga jadi di ajak gitu?" Bintang berdecak sebal sambil mencoba menelpon Alaska.
"Hallo, lo di mana? Ini gue udah selesai siap siapnya."
"Tunggu bentar, gue lagi otw."
"Buruan!"
Bintang mematikan secara sepihak, ia kesal dengan sikap semaunya Alaska.
Lima belas menit telah berlalu, Alaska baru sampai di rumah Bintang setelahnya.
"Lama lo!" ujar Bintang kesal atas keterlambatan Alaska.
"Telat lima menit doang," balas Alaska.
"Lima menit pala lo! Gue nunggu lo udah setengah jam ya!" hardik Bintang, ia menunggu Alaska dari pukul sepuluh dan cowok itu baru sampai sepuluh lewat tiga puluh menit. Yang artinya ia menunggu setengah jam. Memang Alaska menyebalkan!
"Tadi ada urusan bentar." Alaska melihat jam di pergelangan tangannya, "Ya udah ayo, udah mau jam sebelas nih, nanti telat."
"Yang bikin telat elo."
Lalu keduanya memasuki mobil dan pergi.
TBC!
KAMU SEDANG MEMBACA
BINTANG ALASKA
Teen FictionWelcome To My Story.... Semoga pada suka ya😊 . . . Ini kisah Bintang, gadis yang di klaim sebagai babu dari cowok pendiam dan ketus bernama Alaska Elvano Algazio hanya karena kesalahan kecil yang ia perbuat. Hanya karena kesalahan kecil itu, ia har...