Chapter 3 - Yellow

119 7 1
                                    

Di ruang OSIS SMP Rintis, Gempa duduk di meja kerjanya sambil memijit keningnya. Dia bingung sekali. Dia tidak mengerti letak kesalahannya. Segala cara telah dia lakukan, tapi hasil positif tidak pernah dia dapat. Gempa sudah pusing memikirkan tugas-tugas sekolah dan berbagai tugas lain yang berkaitan dengan jabatannya sebagai ketua OSIS SMP Rintis, malah ditambah lagi dengan satu 'murid bermasalah' ini.

Gempa menghela napas lelah.

"Kenapa, Gem? Blaze lagi, ya?" tanya Ying, sang sekretaris OSIS sambil mengangkat tumpukan kertas, "oh, hai, Yaya."

"Hai, Ying."

"Iya, karena itu Yaya ada di sini. Lagi-lagi melaporkan kekacaucan yang dibuat oleh Blaze di kelas mereka," jawab Gempa pasrah.
Blaze adalah nama 'murid bermasalah' yang membuat kepala Gempa pusing. Dia baru pindah 3 bulan yang lalu ke SMP Rintis dan ditempatkan di kelas 8-1, kelas yang diketuai oleh Yaya. Namun, hanya dalam kurun waktu itu, Blaze sudah terlibat dalam berbagai masalah dan berkali-kali dipanggil ke ruang BP. Biasanya Blaze terkait dengan kasus perkelahian, dengan teman sekelasnya hingga dengan kakak-kakak kelas. Semua mengenalnya sebagai orang dengan tempramen tinggi. 'Jangan berurusan Blaze jika tidak mau tulangmu patah' adalah salah satu pepatah yang tersebar di sekolah mereka saat ini.

"Jadi si Blaze itu ngapain lagi?" tanya Gopal sang bendahara OSIS yang sudah rahasia umum punya banyak utang di kantin (tapi orangnya bisa percaya tidak akan mengkorupsi uang OSIS).

"Dia ... memukul seorang kakak kelas di depan kelas kami," jawab Yaya.

"Hah. Padahal dia uda pernah kena skors. Gak kapok, ya, dia?" dengus Fang sang wakil ketua OSIS.

"Padahal berbagai hukuman sudah dia terima, dari yang ringan seperti piket atau membersihkan kebun belakang sekolah sampai kena skors, tapi kenapa dia tidak berubah, ya?" Gempa kembali memijit keningnya.

"Um ... Menurutku Blaze tidak jahat, kok. Entahlah dengan perkelahian sebelumnya. Tapi, kasus kali ini aku menyaksikan dari awal, jadi aku tahu penyebabnya. Kalian tahu Suzy, teman sekelasku? Kakak kelas yang dipukul Blaze adalah pacar, ah tidak, 'mantan' pacarnya Suzy yang bernama Ejojo. Suzy baru tahu kemarin bahwa pacarnya itu merokok dan minum miras, jadi Suzy memutuskan hubungan mereka. Ejojo tidak terima dan mendatangi Suzy ke kelas kami. Aku memang tidak mendengar seluruh hal yang mereka bicarakan, tapi Ejojo tiba-tiba berteriak dan menjambak Suzy. Dia bahkan hampir memukul Suzy, tapi Blaze menahan tangan Ejojo dan memintanya melepaskan Suzy, tapi malah dibalas dengan pukulan. Untung saja Blaze bisa menghindar, lalu mereka berkelahi sampai guru datang dan melerai mereka."

Para anggota OSIS terdiam mendengar penjelasan Yaya.

"Ho ... Jadi, siapa yang menang?"

"Ish, kau nih lha, Gopal. Itu pula yang kau pikirkan."

"Hm ... Menurutku jika perkelahian diteruskan, Blaze yang akan menang," kata Yaya.

"Eh? Ejojo itu kan pemenang perlombaan taekwondo regional. Blaze bisa mengalahkannya?" tanya Fang takjub.

"Adoi, kalian ini. Malah jadi salah fokus." Ying menepuk dahinya.

"Ya sudah. Terima kasih sudah menceritakannya, Yaya. Aku tadi mendapat kabar bahwa Blaze sudah masuk ruang BP dan walinya dipanggil ke sekolah."

"Wali?"

"Orangtua Blaze sudah tidak ada. Dia tinggal bersama pamannya saat ini."

"Oh ...."

"Apa anak itu akan kena skors lagi?"

"Mungkin saja. Jika itu terjadi, sekali lagi dia membuat masalah maka dia akan dikeluarkan dari sekolah."

Roulette Oneshots BoBoiBoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang