Chapter 8 - Purple

66 7 0
                                    

A/N : Supranatural. Inquiry dan penjelasannya berasal dari novel/manhua/donghua Mo Dao Zhu Shi atau yang live actionnya berjudul The Untamed.

###

Tring tring

Suara alat musik petik terdengar di sebuah malam, mengusik sunyi saat hampir semua mahkluk hidup sudah terlelap.

Seorang pemuda tampak tengah khusyuk memainkan sebuah guqin, alat musik tradisional cina. Tangannya dengan terampil memetik tujuh senar dari alat musik berukuran 1,2 dua meter yang ada dipangkuannya, menciptakan nada-nada yang saling berharmonisasi membentuk melodi yang apik.

Fang, nama sang pemuda keturunan cina, tiba-tiba berhenti. Dia menegadah dan menghela napas panjang. Teringat kembali di pikirannya, hal yang membuat suasana hatinya menjadi buruk saat ini.

Pertengkaran dengan Kaizo, kakak laki-lakinya, sekaligus satu-satunya keluarganya yang tersisa. Keduanya berbeda pendapat hingga bentrok adalah hal yang biasa. Keduanya juga keras kepala, sehingga kadang butuh waktu lama untuk kembali berbaikan. Tapi menurut Fang, kali ini kakaknya sudah kelewatan batas.

Karena itulah dia di sini sekarang. Saat ia mau menenangkan hatinya yang galau, memainkan guqin sering kali bisa membantunya. Alat musik itu diajarkan turun-temurun dalam keluarganya, sehingga Fang yang sudah memainkannya sejak masih memakai popok, sekarang bisa memainkannya dengan mata tertutup.

Namun kini bahkan memainkan guqin tidak mampu menenangkan hatinya.
Masih menegadah, Fang memejamkan matanya. Mungkin malam yang hening dan sinar bulan purnama membuat suasana nostalgia dan menjadikannya melankolis. Kenangan-kenangan saat dirinya, papa, mama dan Kaizo masih bisa tertawa bersama menyeruak. Saat papanya menuntun tangan kecilnya untuk memetik senar dari guqin yang dua kali lebih besar dari badannya. Saat mamanya menunjukkan sebuah buku leluhur dan mengajarkannya sebuah lagu ....

Fang membuka matanya cepat. Lagu. Bagaimana kalau dia memainkan 'lagu' itu?
Fang memperbaiki posisinya dan bersiap memainkan guqinnya. Biasanya, anggota keluarga Fang akan menerima guqin miliknya sendiri saat sudah cukup umur, dan pemiliknya boleh menamainya. Fang juga melakukannya. Guqin yang di pangkuannya diberikan oleh orangtuanya, dan dia menamainya BaiHe, yang berarti bunga lili.

Musik kembali mengalun. Lagu yang dimainkan oleh Fang terdengar magis dan seolah memanggil sesuatu.

'Lagu' tersebut memang bukan sekedar lagu biasa. Dalam keluarganya terdapat sebuah mitos. Leluhur Fang dulunya adalah kultivator yang mengembangkan kemampuan spiritual mereka hingga mencapai hal di luar batas manusia. Salah satu yang mereka ciptakan adalah ini. Wen Ling atau Inquiry, sebuah teknik memainkan guqin dengan memakai kekuatan spiritual, yang mampu memanggil arwah. Sang pemanggil bahkan bisa berkomunikasi dengan arwah yang dipanggil melalui guqin. Tiap petikan memiliki arti bagai kata-kata, yang disebut dengan bahasa qin.

Fang sendiri antara percaya dan tidak percaya, karena dia tidak pernah melihat sendiri orang yang berhasil melakukannya. Tapi, terlepas dari itu, dia memainkan lagu ini untuk 'memanggil' kembali kenangan dengan keluarganya. Dulu, dia menghapal lagu ini mati-matian, begitu juga arti tiap petikan, untuk membuat kedua orang tuanya bangga.

Fang terlalu hanyut dalam musik, membuatnya tidak memperhatikan sekitarnya. Angin mulai berhembus, berputar mengelilingi Fang. Bola-bola cahaya kecil muncul, dan perlahan berkumpul di depan Fang. Saat lagunya selesai barulah Fang menyadari hal yang terjadi.

Mata Fang membulat dan dia terlonjak kaget saat melihat bola-bola cahaya kecil yang berkumpul di depannya. Tapi, sejak kecil dia sudah dilatih untuk tenang dalam berbagai situasi dan kelurganya dekat dengan hal-hal semacam ini. Dengan cepat, Fang kembali mengusai diri.

Roulette Oneshots BoBoiBoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang