[✨Note 10✨]

1.3K 132 11
                                    

Hari ini adalah hari biasa bagi Solar
Chandrakeshwari. Solar masih terdiam di tempat tidurnya yang empuk dan juga lembut menatap malas langit-langit. Dan hanya bisa menghela nafas, ia pun bangun secara perlahan-lahan dan badannya yang sudah sakit karena kakaknya yang entah kenapa kemarin saat melatihnya sangat sadis.

"Dasar kakak siala--" batin Solar dengan tatapan marah. "Oh iya kan bukan kakakku kakaknya Cahaya" gumam Solar menghela nafas kembali. Ia pun mulai bangun dari kasurnya menuju ke kamar mandi yang mewah dan sekarang Solar mulai terbiasa melihatnya meskipun Solar ingin sekali mengambil setidaknya satu untuk di jual di dunia modern atau tempat asalnya pasti dia akan menjadi kaya dadakan. Ah, Solar lupa dia kan sudah kaya.

Ibu Solar bekerja sebagai model luar negeri, dan ayah Solar bekerja di sebuah perusahaan luar negeri juga. Mereka terkadang pulang setidaknya setahun dua kali. Solar sangat jarang bertemu dengan mereka sampai-sampai Solar terkadang lupa dengan wajah dan nama mereka.

Setelah selesai mandi dan memakai baju yang tidak terlalu nyaman untuk Solar. Solar pun mulai melihat bahwa Ksatria pribadinya yaitu Fang mulai masuk ke ruangan pribadinya.

"Selamat pagi Yang Mulia Pangeran Ke Tujuh! Semoga kau panjang umur" ujar Fang membungkukkan badannya karena terbiasa Solar juga terlalu malas menjawab hanya mengangguk saja.

"Yang Mulia Raja mengundang anda makan siang Yang Mulia, apakah anda ingin mengikuti acara makan siang? " tanya Fang, Solar lumayan terkejut dan hanya mengangguk saja.

"Baiklah aku akan ke sana saat makan siang" ujar Solar dengan wajah datarnya terlalu malas dan lelah membuat wajah tersenyum setiap saat, kalian kira dia seperti Taufan?.

Tidak lama terlihat Thorn yang langsung masuk tanpa memedulikan sekitar. Solar tertegun dan berusaha tenang, ia juga tidak memasalakan tentang langsung masuk tanpa memberi salam.Tanpa diduga-duga Thorn langsung memeluk Solar dan Solar hanya membalas pelukan tersebut.

"Ada apa Pangeran keenam? " tanya Solar lembut. Thorn pun melihat nya dengan mata berbinar-binar.

"Kamu tau Solar! Aku tadi menyuburkan kembali tanaman yang layu! Aku bisa! Apakah kau bangga? " tanya Thorn dengan mata polos juga dengan binaran yang membuat enggan untuk tidak mengatakan tidak terkecuali Pangeran Mahkota atau bisa dibilang Halilintar. Solar juga tersenyum bangga karena latihannya bisa membawa hasil.

"Iya! Aku bangga sekali kak! Tidak kusangka Kak Thorn bisa secepat ini berkembang" ujar Solar tersenyum lembut dan membuat Thorn mengangguk cepat dan juga menampilkan gigi putihnya yang bersusunan dan rapi.

"Apakah nanti Cahaya akan ikut makan siang? " tanya Thorn menaikkan kedua alisnya. Solar yang mendengar hanya mengangguk pelan.

"Aku ikut, kalau kak Thorn bagaimana? " tanya Solar menaikkan salah satu alisnya.

"Aku juga dong! Hehe! Menghindari pembelajaran yang membosankan juga! " ujar Thorn tersenyum bangga. Entah kenapa Solar hanya menatap aneh dan membatin.

"Sepertinya memang benar deh jika belajar itu tidak selalu menyenangkan untuk semua orang" batin Solar tersenyum simpul.

"Baiklah Cahaya! Aku pergi dulu" ujar Thorn mulai berjalan pergi dari sana. Solar pun melambaikan tangannya balik. Wajah yang tadinya tersenyum lembut menjadi datar.

"Lebih baik aku ke ruangan Hali" gumam Solar dengan pandangan malas ia pun keluar dari kamar diikuti dengan Fang.

Saat berjalan Solar sudah diucapkan salam ratusan kali dan Solar lebih memilih menulikan telinga nya daripada harus mendengar dan menjawab salam yang diucapkan oleh pelayan dan juga prajurit.

Solar pun akhirnya sampai di ruang kerja Halilintar ia juga di persilahkan masuk oleh prajurit-prajurit tersebut. Tanpa membuang waktu lebih lama lagi Solar langsung gas masuk.

✨Menjadi Tokoh Antagonis!?✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang