[✨Note 11✨]

1.3K 133 28
                                    

"Jangan membaca berkas-berkasku secara sembarangan" ujar Halilintar mengeraskan suaranya. Tetapi, Solar malah masih bergulat dengan otak jenius nya.

"Hm.. Kau membaca pembunuhan akhir-akhir ini? " tanya Halilintar menaikkan salah satu alisnya. Solar yang tadi masih berfikir langsung terkejut dan mengangguk dengan cepat.

"Menurutmu.. Siapa yang melakukannya? "
tanya Halilintar, entah kenapa Solar merasakan hawa tidak mengenakkan ketika Halilintar menanyakan hal tersebut.

"Saya juga tidak tau" dengan pelan Solar menjawab, ia juga berfikir siapa yang melakukan pembunuhan ini? ¿.

"Baiklah saya akan kembali, permisi" ujar
Solar membungkukkan badannya dan pergi dari sana. Entah kenapa terlihat Halilintar yang ragu-ragu untuk memanggil Cahaya (Solar) dan hanya terdiam saja memandang punggung Cahaya (Solar) yang lama-kelamaan menjauh dari sana.

"Sial.. Apa yang terjadi dengan diriku?! " gumam Halilintar mulai memijat keningnya yang pusing.

Disisi Solar..

"Sebenernya siapa yang melakukan pembunuhan? Dan mengapa? Setelah itu mengapa laki-laki berumur lima belas tahun? " pikir Solar sembari berjalan menatap lantai.

Tidak lama dia pun bertubrukan dengan seseorang.

Bruk!!

"Aduh.. " ujar Solar mengadu mengelus pantatnya dan memastikan bahwa ekornya aman. Setelah tau aman ia pun melirik seseorang yang tadi dia tabrak.

"Sa-saya.. Minta maaf karena telah menabrak anda.. " ujar seorang pria dengan kacamata dengan surai rambut yang panjang.

"Wah.. Tampan.. Tapi, masih tampanan aku la jelas" gumam Solar tanpa dia sadari. Tiba-tiba orang didepannya langsung saja menaikkan kedua alisnya dan tersenyum.

"Mari saya bantu" ujar Orang tersebut mengulurkan tangan kanannya dan diterima oleh Solar.

"Terimakasih" ujar Solar tersenyum tipis dan diangguki oleh orang tersebut.

"Nama saya adalah Lion Aljerfi Altezza" ujar orang tersebut menyebutkan namanya yaitu Lion.

"Aku--So--" ketika akan mengatakan nama aslinya di dunia nyata Solar pun langsung saja menutup mulutnya dengan sangat rapat sambil tersenyum. "Cahaya Arkananta Leandro Damiao"

"Oh.. Maafkan atas ketidaksopanan Saya Yang Mulia.. " ujar orang tersebut membulatkan matanya dan langsung membungkuk setelah Solar memberitahu namanya.

"Tidak masalah.. " ujar Solar tersenyum simpul.

"Apa anda ingin minum teh bersama dengan saya? " tanya Lion menaikkan salah satu alisnya.

"Tentu tidak masalah.. Mari kita minum teh bersama" ujar Solar dengan semangat. Lion pun hanya tersenyum tipis dan mereka berjalan bersama.

Ketika berjalan mereka saling berbicara tanpa tau bahwa banyak sekali sepasang mata yang melihat mereka berdua. Entah karena apa?.. Mungkin.. Karena keduanya tampan.

"Bagaimana keadaan anda yang Mulia? " tanya basa-basi Lion tersenyum tipis.

"Seperti yang anda lihat saya sehat" jawab Solar tersenyum simpul dan hanya memandang Lion saja. "Sebenernya dia mau bicara apa? Sampai dia basa-basi begini" batin Solar merasa penasaran.
"Apa ada yang ingin anda sampaikan? " tanya Solar menaikkan salah satu alisnya dan hanya terdiam menunggu balasan.

"Tidak ada, saya hanya ingin bertemu dan bersama dengan yang mulia saja" ujar Lion membuat Solar merinding.

"Entah kenapa kata-katanya membuatku merinding atau otakku yang memang sesad ya? " batin Solar yang memandang Lion dengan tatapan merinding.

✨Menjadi Tokoh Antagonis!?✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang