[✨Note 15✨]

853 95 6
                                    

Solar bergidik ngeri melihat seseorang yang berlumuran darah dan disaat itu juga Solar mual karena melihat darah.

"Siapa itu? " gumam Solar dengan jantung yang berdetak dengan cepat layaknya dia baru saja berlari padahal tidak. "Apakah hantu? Tidak-tidak ada hantu iya tidak ada" meski tidak yakin Solar masih yakin dengan logikanya bahwa tidak ada hantu di dunia. Terkecuali jika itu di dunia novel.

Dengan perasaan tak yakin, Solar mendekati seseorang yang berlumuran dan terluka. Bodoh memang namun, Solar terlalu penasaran dan nekat untuk mendekat.

Sampai..

"Haiden? " panggil Solar membulatkan matanya sempurna. Melihat seseorang yang sangat dia kenali, dan itu adalah naga aki-aki.

Ketika Solar akan menyentuh pundak Haiden dengan tangan kanannya. Solar melihat bahwa Haiden tengah terdiam pandangan matanya kosong namun, dia tetap tersenyum tipis layaknya dia tidak boleh meninggalkan ciri khasnya.

"Kau kenapa bisa terluka?"tanya Solar melihat luka Haiden yang sangat parah dan dapat membuat Solar mual karena darah.

"Entahlah"jawab Haiden tersenyum,  tidak ingin menjawab pertanyaan dari Solar dan hanya menjawab dengan jawaban yang aneh.

Solar menatap kesal Haiden. "Sudahlah!duduk aku akan mengambil obat dan perban untuk mengobati lukamu"Solar berjalan pergi dari kamarnya dan langsung mencari seorang pelayan untuk membawakannya sebuah obat-obatan serta perban.

Tidak berselang lama kemudian, Solar akhirnya langsung kembali dengan langkah tergesa-gesa layaknya sedang dikejar hantu. Solar berjalan mendekati Haiden dan mulai mengobati luka di muka serta di lengan Haiden.

"Buka bajumu!"perintah Solar memandang datar Haiden. Haiden tampak terkejut namun, dia tetap tersenyum dan membuka bajunya.

Solar melihat sixpack dan tentu saja itu membuatnya sangat iri! Solar benar-benar kesal namun, karena dia melihat luka seperti terkena pedang? Maka Solar dengan senang hati mengobati luka Haiden. Bisa saja jika dia sudah selamat sampai akhir cerita dia akan menjadi dokter disini! Atau jika dia bisa kembali maka itu lebih baik!.

"Lukamu ngeri amat" jujur saja yang Solar katakan itu benar adanya. Solar bahkan tampak ngeri sendiri dan meringis seperti dia lah yang luka bukan Haiden.

"Tentu saja, ini luka para pejuang" ucap Haiden tersenyum simpul. Solar hanya mendiami Haiden.

Tidak lama acara pengobatan itu selesai adanya. Solar melihat banyak sekali perban yang terlilit di tubuh Haiden dan membuat Solar merasa iba.

"Jika ada apa-apa kau bilang saja ke aku! Aku kan pangeran! " ucap Solar tersenyum bangga karena dia pangeran meskipun. "Bukan dari sini" lanjut Solar dari dalam hatinya.

"Terimakasih Yang Mulia"dengan tulus Haiden mengatakan itu dengan senyuman yang mungkin saja tulus namun, manik matanya terlihat kosong tanpa cahaya sama sekali membuat Solar merasa tak nyaman.

"Kau tidur dimana habis ini? " tanya Solar sembari merapikan sisa-sisa perban yang masih bersih dan ada dan membersihkan tisu yang penuh darah dengan perasan mual.

"Di luar mungkin saja Yang Mulia" jawab Haiden dengan singkat. Solar merasakan tak nyaman, sebab Solar baru saja mengobati luka Haiden yang entah dari mana dia dapatkan dan itu sangat parah! Dan membuat mual?! Dan dia berencana untuk tidur di luar?.

"Apa gak langsung melambung ke atas? " Solar mengatakan itu di dalam hatinya dan hanya menatap datar badan Haiden yang penuh dan terlilit perban. "Kamu tidur di sini saja, di kasur bareng aku".

Solar yakin dia tidak mengatakan hal yang salah mengapa Haiden tampak terkejut? " tidak masalah Yang Mulia, suatu kehormatan untuk dapat tidur bersama dengan anda. Namun, saya terlalu rendah untuk tidur bersama dengan anda"ucap Haiden dengan tatapan khawatirnya.

✨Menjadi Tokoh Antagonis!?✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang