***
.
.
.Setelah acara akad terlaksana dengan khidmat, kini seluruh tamu undangan mulai satu persatu memberi selamat pada kedua mempelai dan mulai menikmati hidangan yang ditawarkan.
Tak terkecuali Mawar, gadis tinggi ini awalnya masih saja menangis apalagi ketika dapat memeluk sahabatnya itu. Namun coba lihatlah sekarang, ia malah menjadi food blogger karena mencicipi semua makanan dari meja satu ke meja lainnya.
Namun ketika lagi asyik-asyiknya menikmati kue brownis bertoping keju, ada sesuatu yang menabrak belakang tubuhnya. Hal itu otomatis membuat dirinya tersedak dan hampir terjatuh karena hells yang ia gunakan.
Mawar menahan geram, ia berbalik dan berniat memarahi orang yang sangat kurang ajar padanya. Namun ketika tubuh langsingnya berbalik, tak ada seorangpun yang dapat ia lihat.
"Eh hantu yah yang ganggu gue." Cicitnya pelan.
"Maaf Tante." Suara seorang anak perempuan itu membuat Mawar terlonjak kaget ditempatnya.
"Astagfirullah anjing, eh astagfirullah'alazim gak boleh ngomong kasar ogeb!." Kesalnya.
Setelah menetralkan detak jantungnya yang tiba-tiba ingin terbang entah kemana, Mawar akhirnya memilih untuk menundukkan kepalanya dan melihat ada seorang gadis kecil dengan gaun pesta berwarna redwine dan rambut pendek yang diberi pita.
Ia menjongkokkan dirinya dengan susah payah karena rok super ketat yang ia pakai cukup mampu membatasi pergerakannya.
"Halo, kamu disini sama siapa?." Tanya Mawar.
Mata bulat gadis cilik itu membuat Mawar jadi gemas sendiri. Gadis kecil itu pun menunjuk seseorang yang sedang berada di kursi pernikahan menyambut kedatangan orang-orang yang mendoakan hal-hal baik untuk dirinya.
"Papa." Ucapnya
Mawar mengikuti arah pandang dan arah tunjuk gadis kecil ini, dan akhirnya Mawar tahu ternyata ini anaknya Mas Galih alias Suami barunya si Juy.
"Ooh itu Papa kamu, Tante boleh tahu kamu siapa namanya?."
"Kezla Tante." Sahutnya makin imut saja.
Mawar mengangguk lucu, "ooh Kezla, lucu sekali namanya."
Namun gadis cilik itu menggeleng, "Kezla Tante bukan Kezla."
Mawar kembali mengangguk dan tersenyum sumringah, "iya Tante denger kok namanya kamu Kezla."
"Tante bukan Kezla tapi Kezla!." Teriaknya yang mampu membuat perhatian orang-orang didekat mereka menatap kaget.
Mawar meraih kedua tangan gadis cilik itu, "eeh kok teriak-teriak sih?."
"Nama aku Kezla Julaya Gintali." Ucap gadis cilik itu dengan nada yang berapi-api.
Mawar meringis mendengarnya, ini kupingnya yang salah dengar atau anak kecil ini yang emang rada sarap.
Bisa-bisanya si Mawar ngatain anak orang gila.
"Oke oke, peace kita damai aja yah. Kamu mau kemana biar Tante bantu antarkan." Sahut Mawar akhirnya.
"Mau ketemu Om Endla Tante." Jawabnya.
"Dimana Om Endlanya?." Tanya Mawar, tapi sepertinya gadis itu salah bicara lagi karena gadis cilik dihadapannya ini memberingsut kesal dengan wajah tembemnya yang memerah dan matanya yang sudah berair.
'Anjir mata berair, ini dia mau nangis?.'
"Eeh eehh Kenzla jangan nangis dong sayang yah, kan Tante mau bantu cari Om Endlanya." Ucap Mawar untuk menghibur gadis kecil itu, namun usahanya berantakan karena gadis kecil itu sudah menangis duluan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SI MAWAR
ChickLitMawar, begitu ia disapa. Gadis metropolitan yang suka ke-glamoran ini harus merelakan hidupnya yang berharga demi keinginan sang Mama. Yaitu menikah. Di umur yang sudah menginjak dua puluh lima tahun, gadis itu memang kerap disapa si perawan tua. Ri...