Extra Chapter 1 : Ngasuh

1K 102 19
                                    

Semenjak kehadiran putra kecilmu Sachio, kamu merasa senang sekali terlebih lagi kini Sachio genap berusia 6 bulan dan sedang aktif-aktifnya.

       "Nah, sekarang Chio udah wangi" katamu sambil tersenyum cerah.

Pagi-pagi ini kamu baru selesai memandikan Sachio. Rencana nya pagi ini kamu ingin belanja bahan makanan sekaligus mengadiri acara arisan mumpung hari ini juga libur jadi suamimu ada dirumah.

Dengan telaten kamu memakaikan Sachio pakaian tak lupa juga kamu mengoleskan minyak telon dan juga bedak bayi sebelum Sachio memakai pakaian. Walaupun begitu, Sachio tidak menangis dan hanya tersenyum cerah menatap kearahmu.

Kini kamu menggendong Sachio menuju kamarmu. Dilihatnya suamimu yang masih terlelap di ranjang membuatmu menghela nafas.

     "Yosh! Sekarang waktunya membangunkan papa" bisikmu pada Sachio. Bayi itu hanya tertawa seolah-olah ia akan menyaksikan sebuah pertunjukkan.

      "Satoru bangun! Kamu sudah janji padaku ingin menjaga Sachio seharian kan selama aku pergi nanti?"

       "Hmmm.. Lima menit lagi (Name)" gumamnya.

       "Sachio, ayo bangunkan papamu" ucapmu pada anakmu yang masih berusia 6 bulan.

Sontak bayi imut itu diletakkan olehmu tepat di perut Gojo. Ia segera aja menepak pelan wajah Gojo ditambah ia menjambak surai putih ayahnya.

Semenjak 6 bulan lalu kamu melahirkan, entah kenapa kamu merasa anak laki-lakimu yang persis sekali Gojo kecil ini seperti mempunyai dendam tersendiri pada ayahnya. Contohnya adalah Sachio akan menangis saat digendong oleh Gojo, lalu ia tidak segan segan untuk menjahili ayahnya walaupun usianya baru beberapa bulan.

       "Ih anak papa bandel nih!" geram Gojo.

Ia segera membuka matanya guna melihat kearah sang putra yang kini masih setia diatas perutnya. Gojo segera menangkap Sachio kecil lalu memeluknya layaknya sebuah guling.

      "Satoru anak kita jangan digencet!" protesmu dengan alis menukik.

      "Tenang (Name), ada Mugen"

      "Eh iya juga sih. Yaudah kalau gitu aku pergi dulu"

      "Sepagi ini?" tanya Gojo bingung.

      "Pagi darimana? Ini udah jam 8 tau"

      "Ini masih pagi sayang. Lagian ngapain sih kamu mau kerumah Sayuri-san?"

      "Satoru lupa? Aku kan udah janji mau arisan sekalian belanja bahan makanan. Lagipula aku pergi cuma sebentar kok"

       "Y-yaudah.. Jangan lama-lama! Terlambat 5 detik aku jemput!"

       "Berlebihan sayang, kalau begitu aku pergi dulu. Jaga Sachio yang bener! Jangan disuruh main catur lagi" sinismu.

Kamu menggelengkan kepala. Kadang melihat Gojo yang menjaga Sachio sebenarnya kamu tidak yakin bahwa Gojo bisa menjaganya dengan baik. Terakhir kali Gojo menjaga anak kalian dia mengajak Sachio kecil bermain catur, lalu menyuruh Sachio membersihkan rumah juga menggunakan vacum cleaner. Hal itu tentu saja membuatmu mengamuk setelah kamu meninggalkan keduanya untuk belanja di minimarket terdekat.

       "Yosh! Berhubung mama lagi pergi gimana kalau kita ngamen?" tanya Gojo pada anaknya.

Ajaibnya reflek Sachio adalah menatap ayahnya datar. Ia mungkin sudah tertekan sejak dini. Mengapa dapet ayah modelan kaya Gojo?

.
.
.
.
.
.

Setelah Gojo meninggalkan anaknya sendirian di kamar selagi dia mandi. Alangkah terkejutnya Gojo melihat seisi rumah diberantakin oleh anaknya.
Gojo menatap anaknya dengan tatapan sulit diartikan sedangkan Sachio menatap ayahnya polos.

Patient [Gojo Satoru X Reader] | [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang