chapter 42

95.8K 8.6K 1.3K
                                    

Zehan menginjakan kakinya di halaman rumahnya. Setelah ayahnya mengusir dirinya sendiri dari sini Zehan tidak pernah kembali lagi ke rumahnya, bahkan untuk lewat di kawasan rumahnya Zehan tidak pernah melakukannya.

Zehan menoleh kebelakang memperhatikan puluhan anak buah ayahnya yang sedang berjaga di depan pagar yang menjulang tinggi. Ia melirik kearah bagasi yang terbuka, banyak mobil keluaran terbaru yang terparkir disana. Tidak mungkin ayahnya membeli itu semua untuk dirinya sendiri, apakah itu semua milik Zean?

"Ngeliatin apa lo?" Zean menepuk bahunya membuat Zehan menoleh kearah cowok tersebut

"Enggak usah sok akrab." Zehan menepis tangan yang menyentuh bahunya. Ia langsung berjalan memasuki rumahnya

Hal pertama yang Zehan lihat adalah sosok bibinya yang sedang mengepel di ruang tamu. Ia segera menghampiri bibinya itu dan memeluknya dengan erat

"Bibi apa kabar?"

Zehan tertawa kecil begitu melihat ekspresi kaget dari wajah wanita paruh baya tersebut. Ia tersenyum ketika bibinya membalas pelukannya tak kalah erat

"Kabar bibi baik. Nak Zehan gimana?"

"Baik juga bi"

Zehan melepaskan pelukannya dengan bibinya. Ia mengernyit saat tak sengaja melihat kandang kucing yang berada di bawah tangga. Ia seperti familiar dengan benda tersebut

"Itu kandang kucingnya siapa?" Zehan dengan polos menunjuk benda berwarna putih itu

"Nak Zehan enggak ingat? Kan melihara kucing."

Zehan langsung berlari kearah bawah tangga begitu mendengar ucapan bibinya. Ia membuka kandang kucing tersebut mencari hewan berwarna abu abu yang sudah di peliharanya beberapa bulan yang lalu

"KUCING ZEHAN MANA BI?" Zehan berjalan kesana kemari mencari kucingnya. Ekspresi wajahnya tampak khawatir dan merasa bersalah karena sudah melupakan hewan peliharaannya sendiri

"Oh kucing jelek disini ternyata punya lo?" ucap Zean sembari bersedekap dada

"Lo liat kucing gue?" Zehan begitu antusias ketika Zean menganggukkan kepalanya tanpa ragu

"Tadi pagi gue liat kucing lo lagi berenang di kolam belakang"

"Kucing gue? Berenang?" Zehan terlihat berpikir untuk beberapa saat. Ekspresi wajahnya berubah begitu saja setelah menyadari apa yang di maksud Zean

"Kucing mana bisa berenang! kenapa enggak lo tolongin bangsat?!" Zehan menarik kerah baju Zean dengan kasar. Ia hendak melayangkan pukulannya pada wajah Zean yang sedang tersenyum kearah dirinya namun tiba tiba ayahnya datang dari arah belakang dan langsung menampar pipi Zehan hingga membuatnya tersungkur.

"BERDIRI TEGAK!"

Zehan memejamkan matanya ketika tubuhnya dipaksa berdiri, ia kembali tersungkur karena mendapat tamparan untuk yang kedua kalinya.

"Beraninya kamu bersikap kasar dengan saudaramu!"

Zehan terpaku dibuatnya. Ia mendongak menatap ayahnya yang begitu menyeramkan di matanya

"Cepat minta maaf!"

Zehan meringis begitu ayahnya menarik rambutnya dengan kasar dan mendorong Zehan hingga tubuhnya bersujud didepan kaki Zean. Ia mengepalkan kedua tangannya melihat darah yang menetes dari sudut bibirnya

"Saya enggak bersalah."

"Dasar anak kurang ajar!'

Zehan hanya pasrah ketika ayahnya menendang tubuhnya hingga dirinya membentur sebuah lemari yang berada di belakangnya. Ia menyeka darah yang keluar dari hidungnya

KETOS VS BADBOY [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang