Zehan menghentakkan kakinya diatas lantai berulang kali. Ia tidak tahu berada dimana sekarang, tangannya masih di ikat kebelakang dengan kepalanya yang tetap di tutup oleh kain berwarna hitam.
Suara langkah kaki seseorang menggema di ruangan tersebut membuat Zehan menajamkan pendengarannya
Sebuah tangan membuka kain yang menutupi kepala Zehan dengan sedikit kasar membuat Zehan dapat melihat sosok yang kini berdiri di hadapannya
Jakson.
Lagi lagi pria itu yang mengusik ketenangannya. Apa tidak kapok setelah Zehan patahkan tulang punggungnya saat di bar beberapa hari yang lalu? Dan juga mengapa pria itu bisa tahu bahwa dirinya tidak masuk sekolah hari ini? Benar benar mencurigakan.
Zehan berdecih. Ia sungguh muak melihat wajah Jakson yang sangat di bencinya itu, tidakkah pria tersebut bisa membiarkan dirinya bernafas sebentar saja?
"Lepasin gue!"
Zehan menggeser kursi kayu yang sedang di dudukinya namun Jakson menarik kursi itu dengan paksa agar mendekat padanya
Jakson membungkukkan tubuhnya menyamakan tingginya dengan Zehan. Ia mendekatkan wajahnya dengan Zehan membuat sang empunya berusaha menjauh dari jangkauannya
"Diamlah."
Zehan memalingkan wajahnya kesamping, alisnya mengerut pertanda bahwa dirinya sedang menahan amarah.
"Saya mencintai kamu Zehan.
Did you hear that?""Gak. Gue nggak denger!"
"Perlu saya ulang? Saya mencintai kamu Zehan."
Zehan hanya diam tanpa merespon ucapan Jakson, ingin sekali rasanya ia menutup telinganya menggunakan kedua tangannya. Ia diam diam mencoba melepaskan ikatan tali yang berada di belakang punggungnya
Jakson semakin mendekat hendak memeluk tubuh Zehan namun Zehan lebih dulu memundurkan kursinya dan langsung menendang bahu Jakson membuat pria tersebut tersungkur membentur dinding
"Lo cuma terobsesi sama gue."
Zehan menggunakan kesempatan ini untuk berlari keluar ruangan, matanya menyipit memperhatikan beberapa botol kaca minuman. Ia menendang botol tersebut hingga pecah berserakan diatas lantai kemudian Zehan berjongkok meraih potongan botol kaca tersebut lalu ia gunakan untuk melepaskan ikatan tali di tangannya
Berhasil. Setelah tali itu terlepas Zehan dapat menggerakkan kedua tangannya dengan bebas, ia membuka perban yang masih menempel pada salah satu lengannya
"Gue harus cepet cepet kabur."
Zehan memperhatikan sekitarnya, bangunan tua yang begitu sepi dan sangat kotor menjadi tempatnya di culik. Ia melangkahkan kakinya dengan cepat mencari pintu keluar
"TANGKAP DIA!"
Zehan menoleh kaget pada segerombolan pria bertubuh besar yang berlari kearahnya dari belakang. Ia mulai berlari sekuat tenaga sembari melempar barang apa saja yang di temuinya kepada segerombolan pria tersebut
Zehan bersembunyi di dalam sebuah ruangan. Ia bersandar pada pintu sambil mengatur nafasnya yang memburu
Hanya ruangan ini yang memiliki pintu, Zehan tidak ada pilihan lagi selain bersembunyi disini karena ia tak mungkin melawan segerombolan pria bertubuh besar itu sendiri.
Zehan bertekad akan melawan mereka satu persatu dengan memanfaatkan waktu, jika dalam waktu 20 menit dirinya tidak menemukan jalan keluar dari bangunan tersebut maka Zehan akan meminta bantuan dengan menghubungi seseorang melalui handphone yang masih berada di dalam sakunya
KAMU SEDANG MEMBACA
KETOS VS BADBOY [TERBIT]
Tienerfictie(Season I - sebagian part telah dihapus.) Zehan Kartanegara seorang badboy yang sangat membenci salah satu organisasi sekolah bernama OSIS harus selalu terlibat dengan seorang ketos yang dikenal dingin. Siapa sangka jika interaksi antara kedua orang...