chapter 33

89.5K 9.2K 656
                                    

Malam ini Zehan sedang mengerjakan tugas sekolah karena terpaksa. Heickal menyita handphonenya karena dirinya asyik bermain game sedari tadi

Zehan menempelkan pulpennya pada keningnya pura pura sedang berpikir untuk menjawab soal soal matematika ketika Heickal yang sedang mengerjakan sesuatu di laptopnya melirik kearah Zehan terus menerus. Padahal kenyataannya Zehan belum menjawab satu soal pun, anak itu hanya mencoret coret bukunya

Beberapa menit kemudian Heickal beranjak dari kasur. Ia menutup laptopnya lalu meletakkannya diatas nakas. Kedua matanya memperhatikan Zehan yang masih duduk diatas kursi di depan meja belajar dengan buku buku yang berada di hadapannya

Zehan melirik kearah Heickal melalui ekor matanya. Ia menegakkan tubuhnya saat cowok tersebut mulai berjalan mendekatinya

"Belum selesai?" Heickal berbicara dengan nada beratnya membuat Zehan merasa sedikit gerogi. Ia dengan cepat menutup buku tulisnya kemudian menoleh pada Heickal

"Udah kok." ucap Zehan.

"Buka bukunya" Heickal berdiri dengan cool di samping meja belajar. Ia harus memastikan bahwa Zehan benar benar sudah mengerjakan tugas sekolahnya

"Buat apa? Kamu nggak percaya kalau aku udah ngerjain tugas?" tanya Zehan

"Enggak." Anak itu langsung terdiam mendengar jawaban Heickal, baiklah Zehan benar benar gagal untuk berbohong kali ini. Ia perlahan lahan membuka buku tulisnya kemudian dirinya langsung memalingkan wajahnya kesamping, malu untuk menatap kearah Heickal.

Heickal menghela nafasnya sembari memandangi tugas Zehan yang masih belum dijawab sama sekali

"Berdiri." Zehan menurut, ia langsung beranjak dari duduknya kemudian memperhatikan Heickal yang kini sedang duduk diatas kursi menggantikan dirinya.

"Mana yang nggak bisa?"

"Semuanya"

Heickal mengangguk. Cowok itu lantas mengambil pulpen milik Zehan dan mulai menulis dengan cepat. Tidak ada gurat keraguan dari wajahnya, Heickal memang sangat ahli di bidang akademik, ia menguasai semua pelajaran di sekolahnya hingga membuat dirinya terpilih menjadi ketua OSIS.

"Sini duduk." Heickal bersandar sembari menoleh kearah Zehan

"Duduk dimana?" Zehan dapat melihat Heickal yang sedang menepuk kedua pahanya—menyuruh agar Zehan duduk diatas pangkuan cowok tersebut

Zehan menghela nafasnya sebentar kemudian ia mendudukkan dirinya diatas pangkuan Heickal. Zehan memperhatikan buku tugasnya dengan seksama, ia kira Heickal akan membantunya mengerjakan semua soal soalnya, namun ternyata cowok itu hanya menuliskan rumus untuk Zehan

"Kerjakan." Zehan bergidik ngeri begitu mendengar suara berat Heickal. Tepat di belakang lehernya, area sensitif bagi Zehan

"Nggak bisa" Zehan yang sedari dulu memang malas untuk belajar dan tidak memperdulikan nilainya di sekolah pasti langsung menyerah jika harus di hadapkan langsung dengan rumus rumus matematika yang membuatnya pusing

"Coba kerjakan satu soal dulu."

"Nggak bisa!"

"Zehan."

"Aku nggak tau caranya"

Zehan mengerutkan keningnya sembari bersedekap dada. Ia menoleh pada Heickal yang sedang merobek bukunya dibagian tengah lalu mulai mengerjakan soal pertama diatas lembaran kertas tersebut

"Coba kerjakan kaya gini." Heickal menggeser lembaran kertas yang sudah berisi jawaban soal nomor satu tersebut kehadapan Zehan

"Kalau kamu bisa kenapa harus aku?" Ucap Zehan dengan ekspresi jahilnya

"Zehan." Heickal menegurnya agar anak itu tidak main main, karena waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam dan Heickal tidak mau jika waktu tidur Zehan malah berkurang

"Iya iya! Galak banget sih?" Zehan mulai menyalin jawaban nomor satu pada buku tugasnya lalu ia mengerjakan soal nomor dua dengan serius

"Jumlahnya salah." Ucap Heickal yang sedang menopang dagunya pada bahu Zehan sembari terus memperhatikan jawaban yang tertulis

"Rumusnya jangan dibalik." Heickal menegur Zehan yang terlihat mulai kesal saat mengerjakan tugasnya

"Bilangannya dibulatkan dulu." Ucap Heickal tepat di samping telinga Zehan

"Aku nyerah. Kamu aja yang ngerjain!!" Zehan menggeser buku tugasnya ke hadapan Heickal dengan kasar. Ia mengumpat sembari memukul mukul paha Heickal karena sangat kesal

"Makanya jangan sering bolos, gunain waktunya buat belajar. Bentar lagi kamu udah kelas 12" Ucap Heickal kemudian mengerjakan semua soal soal dibuku tugas Zehan

"Iya" Zehan menjawab dengan malas. Ia bersandar pada dada bidang Heickal sembari meletakkan kepalanya di bahu cowok tersebut

Hening untuk beberapa saat. Heickal yang fokus mengerjakan soal soal matematika dan Zehan yang sedang bergelut dengan pikiran random di kepalanya

"Kamu punya mantan nggak?" Tanya Zehan tiba tiba

"Punya." Heickal menjawab walaupun matanya tidak beralih dari buku tugas milik Zehan

"Siapa?"

"Vino." Ucap Heickal jujur, memang dia tidak ingin menutupi apa apa dari Zehan

Zehan terdiam selama beberapa saat, kembali menciptakan keheningan diantara keduanya.

Jadi Heickal dan Vino pernah memiliki hubungan yang dekat selain saudara sepupu? Kira kira berapa lama mereka pacaran? Apa alasan mereka putus? Apa Heickal masih memiliki perasaan pada Vino? Apakah ini alasan Heickal lebih peduli terhadap Vino dari pada dirinya saat di sekolah? Pertanyaan pertanyaan tersebut terus bersarang di kepala Zehan membuat dirinya menjadi tidak percaya diri dan gelisah

Apakah Zehan akan kehilangan Heickal nantinya? Bagaimana jika mereka berdua balikan? Apakah Zehan akan kembali seperti dulu? Selalu merasa kesepian dan tidak ada satu orangpun yang menyayanginya.

Zehan mencoba menepis pikiran negatif tersebut, ia memeluk lengan kiri Heickal kemudian memejamkan matanya. Lebih baik Zehan tidur daripada terus memikirkan hal hal yang tidak berguna

Beberapa menit kemudian Heickal sudah selesai mengerjakan tugas milik Zehan, ia melepaskan tangan Zehan yang sedang memeluk lengannya. Heickal mengangkat tubuh Zehan dengan hati hati lalu ia berjalan menuju kasur, membaringkan tubuh Zehan perlahan lahan agar anak itu tidak terbangun.

Heickal duduk diatas kursi kecil yang berada di samping kasur. Ia mengulurkan tangannya mengusap rambut Zehan membuat anak itu tiba tiba terbangun dari tidurnya

"Kebangun?" Zehan mengangguk. Ia menyentuh tangan Heickal yang masih mengusap rambutnya

"Tidur lagi." Heickal merasa bersalah karena telah membuat Zehan terbangun, padahal anak itu baru saja tertidur

Zehan menggelengkan kepalanya
"Kamu aja belum tidur"

Heickal beranjak dari duduknya. Ia merangkak naik keatas kasur kemudian Heickal menindih tubuh Zehan, cowok itu menyentuh kerutan samar yang berada di kening Zehan "Lagi mikirin apa?"

"Kamu" ucap Zehan

"Aku kenapa?"

"Pacaran sama sepupu mu sendiri." Zehan memalingkan wajahnya kesamping

"Aku nggak punya hubungan darah sama Vino. Nenek mengadopsi Mamanya Vino dari panti asuhan. Jadi dia bukan sepupu kandung" Ucap Heickal sembari mencium kening Zehan

"Kamu masih suka sama dia?" tanya Zehan

"Enggak. Aku pacaran ga sampai satu bulan. Dia yang paksa aku jadi pacarnya sewaktu kami masih duduk di bangku SMP" Jawab Heickal dengan jujur

Zehan tersenyum mendengarnya. Ia menjadi lebih tenang dari sebelumnya

•••

TBC

KETOS VS BADBOY [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang