Semenjak tahu bahwa Aisha kini tengah mengandung, sikap Samudra semakin perhatian saja.
Apapun keinginan Aisha pasti akan dikabulkannya.
Bahkan Samudra meminta Aisha untuk tidak mengerjakan pekerjaan rumah karena Samudra yang akan turun tangan mengerjakan semuanya.
Meski hal itu justru seringkali membuat kehidupan rumah tangga mereka kerap dihantui pertengkaran-pertengkaran kecil.
Seperti contoh, ketika Samudra melarang Aisha mencuci pakaian, alhasil Samudra sampai kehabisan pakaian ganti karena pakaian-pakaian itu yang belum dicuci.
"Terus aku pakai baju apa dong kerja?" Tanya Samudra yang jadi kebingungan sendiri.
"Makanya Mas, jangan lebay! Suruh aku jangan nyuci, tapi kamunya malah nggak nyuci-nyuci juga. Yaudahkan, habis pakaiannya! Nggak mungkinkan kamu ke kerjaan pakai sarung?" Tutur Aisha sambil menyembunyikan senyum. Padahal, Aisha sengaja menyembunyikan pakaian Samudra yang sudah rapi di tempat lain, hanya untuk membuat suaminya itu sadar bahwa dalam rumah tangga itu suami dan istri sudah memiliki peran dan tugasnya masing-masing.
Memang maksud Samudra baik, tapi jika akhirnya malah merugikan diri sendiri kan percuma?
Aisha tau bahwa Samudra lelah setiap kali suaminya itu pulang bekerja, jadi mana mungkin dia akan melanjutkan mengerjakan pekerjaan rumah setelahnya?
Aisha sendiri pun tahu diri untuk tidak memanfaatkan kehamilannya dengan berdiam diri dan hanya bersantai-santai ria saja sementara suaminya banting tulang sendirian.
"Nih, udah kucuciin dan aku setrika satu biji," kata Aisha seraya memberikan pakaian sang suami yang telah rapi.
Samudra tersenyum masam, menerima pakaian itu dan langsung mengenakannya.
"Akukan baru libur besok, jadi niatnya mau kucuci besok aja gitu bajunya," ucap Samudra masih tetap berkilah dari kesalahannya.
"Nggak usah, nanti aku aja yang cuci semua hari ini,"
"Eh jangan, nanti kamu kecapean sakit lagi kayak kemarin," larang Samudra menegaskan. Sebab semenjak hamil, daya imunitas tubuh Aisha benar-benar menurun drastis.
Bisa-bisa, sebulan dua sampai tiga kali Aisha mengalami sakit demam dan nyeri di area perutnya yang tak tertahankan.
Itulah sebabnya, terakhir kalinya Samudra mengantar Aisha berobat ke Klinik seminggu yang lalu, Dokter Klinik yang biasa memeriksa Aisha menyarankan pada Aisha untuk melakukan USG dan check up kehamilan ke rumah sakit besar yang peralatannya lebih lengkap.
"Besok kita ke rumah sakit aja, nanti surat rujukannya keburu kadaluarsa kalau ditunda-tunda terus," ucap Aisha seraya mengangkat ember berisi pakaian kotor itu menuju kamar mandi, tapi dengan sigap Samudra langsung menggantikan, membuat Aisha jadi tertawa kecil sambil geleng-geleng kepala.
Saat ini, usia kandungan Aisha sudah masuk usia empat bulan. Mereka memang belum melakukan USG sejauh ini karena memang biayanya yang sangat mahal untuk ukuran perekonomian mereka.
Tapi, berkat surat rujukan itu, mereka bisa mendapat layanan gratis USG di rumah sakit.
"Oh ya, kemarin Shaka dibawa ke rumah sakit lagi ya? Aku nggak lihat Santi sama Hendrik dari semalam," tanya Samudra yang saat itu hendak menyantap sarapannya.
"Iya Mas. Kemarin itu, akhirnya Mbak Santi cerita juga sama aku, tentang penyakit yang diderita Shaka selama ini, katanya Shaka divonis kanker darah stadium akhir. Makanya, mereka harus bulak-balik rumah sakit terus buat cuci darah. Kasian banget mereka, biaya cuci darah kan mahal banget Mas, nggak kebayang deh sama kesulitan mereka saat ini," cerita Aisha yang juga turut sarapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MISTERI KEMATIAN ISTRIKU (End)
RomanceNamaku Samudra. Aku seorang mantan narapidana. Dua bulan yang lalu aku bebas dari penjara dan kini bekerja serabutan di pasar ikan dekat pelabuhan. Banyak yang berpikir, bahwa aku itu bisu, karena aku hampir tak pernah bicara, kecuali ada yang menga...