Setelah kejadian itu akhir-akhir ini Gavin selalu menghindari Rion. Ia selalu pergi awal dan pulang telat seperti bang toyib.
Lalu tanpa sadar waktu praktik sudah dekat. Gavin masih belum bisa memilih lagu yang akan dinyanyikan.
Ia melewati lapangan dengan tatapan kosong. Sekarang jam istirahat ia hanya berjalan untuk menghilangkan rasa bosan.
Tangannya memegang sebuah buku novel. Ia sedang membaca buku yang membahas fakta dunia baik tentang manusia dan keterbukaan.
"Awas!"
Gavin memalingkan wajahnya ke arah lapangan. Sebuah bola mengarah kepadanya. Tubuhnya seketika membeku dengan buku yang hampir terlepas dari tangannya.
Gavin meninju bola itu hingga tidak sengaja memukul ke arah kepala sekolah. Ia menggigit bibirnya sekarang habislah dirinya.
"Siapa yang tendang bola?!"
Mereka semua diam tanpa ada yang menjawab pertanyaan. Gavin juga terlihat tidak ingin menjawab.
"Aduh! Aduh, Pak! Kok Rion kena pukul!"
Gavin menatap ke arah Rion dengan melotot. Kemudian ia berlindung di belakang tanaman dengan menutup wajahnya menggunakan novel.
"Kamu bukan yang tendang bola!"
"Nggak, Pak! Rion emang nendang tapi ke gawang! Bukan ke bola dunia!" pekik Gavin dengan merintih saat telinganya dijewer.
Gavin mencoba berjalan jongkok dengan menutup wajahnya. Beberapa murid yang melihat hanya tertawa melihat tingkah mereka.
"Gavin mana tanggung jawabnya!" teriak Adit yang terlihat senang melihat wajah khawatir Gavin.
"Maaf, Pak!" teriak Gavin dengan spontan berdiri.
Beberapa murid ada yang meledek Gavin. Ia segera menutup wajahnya menggunakan novel. Sekarang ia sangat merasa malu.
"Jadi kamu yang tendang bola ke saya Gavin?!"
"Nggak, Pak. Gavin nggak nendang, kok!" seru Gavin dengan menggelengkan kepalanya.
Rion yang melihat itu tersenyum manis. Ia merasa gemas dengan tingkah Gavin yang sekarang. Padahal yang melakukan itu Gavin sendiri.
"Jadi siapa yang tendang?!"
"Nggak ada yang nendang kok, Pak!" sahut Gavin dengan mengerutkan keningnya. Siapa juga yang ingin melempar bola ke guru? Cari masalah saja.
"Jadi hantu begitu yang tendang bola?!"
Gavin menggelengkan kepalanya dengan mengerutkan keningnya. Murid-murid yang melihat hanya menahan gemas.
"Anjir, makin ke sini kok ketos makin gemes!"
"Kak Gavin jadi pasangan gue mau nggak!"
"Aduh, tisu! Gue mimisan!"
Murid-murid heboh dengan tingkah Gavin. Rion hanya tersenyum masam menyadari jika Gavin itu famous juga.
"Gavin cuman mukul bola doang, Pak. Soalnya bola itu mau hantam kepala Gavin," jawab Gavin dengan tersenyum.
Sang kepala sekolah hanya bisa menepuk jidatnya. Salah apa dirinya punya murid yang aneh.
Rion tertawa membuat murid-murid menatap lelaki itu. Nikmat mana yang tiada dua melihat para cowok famous bertingkah aneh tidak seperti biasa.
"Jadi kenapa kamu tidak mengaku?"
"Karna di sana ada Rion, Pak. Kan Gavin malu karna 2 hari yang lalu Rion nyium ..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Más Tarde 《END》
RomanceGavin Dev Julian seorang guru BK yang baru saja kerja di sekolah negeri. Saat melakukan panggilan telepon dengan keluarganya. Tiba-tiba ada seekor hewan liar yang muncul. Hal itu membuat Gavin terkejut dan menghantam sesuatu. Namun, bukannya masuk r...