14. love me like you do

900 148 14
                                    

"renjun?" pemuda itu membuka kelopaknya berlahan, mengaduh rendah akibat seluruh saraf tubuhnya yang kesemutan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"renjun?" pemuda itu membuka kelopaknya berlahan, mengaduh rendah akibat seluruh saraf tubuhnya yang kesemutan. renjun tertidur semalaman di kursi roda.

"renjun, kamu baik?" pria yang seharusnya mengkhawatirkan dirinya sendiri itu mulai mendudukan diri, mencodongkan tubuh menghadap renjun yang masih berusaha mengumpulkan separuh nyawa nya.

"jeno lukamu!" renjun panik ketika sadar jeno bisa dengan cepat bangun dari tidurnya tanpa merasa sakit disaat luka tusuknya bisa saja tertekan karena gerakan yang tiba-tiba.

sedangkan yang dibentak hanya mengerjap, melirik kebawah sebentar pada luka barunya kemudian beralih melihat mata eboni yang membulat lucu itu--membuat jeno tersenyum lebar seraya berkata, "tidak apa-apa, ini luka kecil, renjun.."

"luka kecil bagaimana? kamu baru saja bertarung melawan mark lee dan dia tidak segan untuk menusuk dan meremukan tulang hidungmu!" renjun tidak terima ketampanan jeno ternodai, tetapi entah bagaimana bisa--plester kecil di tulang hidung jeno dan beberapa goresan kecil di pipinya seolah adalah hiasan sempurna untuk menambah ketampanan pria bulan sabit itu.

renjun yang menggerutu adalah pemandangan langka bagi jeno. ia tidak menyangka bahwa dokter itu akan menjadi semenggemaskan ini, pria itu sampai bersusah payah harus menahan diri untuk tidak mencubit pipi tirusnya.

sedangkan sang empu masih pada ekspresi itu, ia bahkan menyempatkan diri untuk mengecek luka jeno yang baru saja  dirawat semalaman. dokter muda itu tidak tahu apa yang membuatnya menjadi segelisah ini ketika melihat jeno terluka. seolah hatinya ikut tergores sakit.

"jeno-" renjun baru akan memulai pembicaraan normal pagi mereka dengan menanyakan menu sarapan hari ini. tetapi ketika mata mereka bertemu keduanya justru saling diam, menyelam jauh--terbuai dengan netra lawan masing-masing.

dari jarak sedekat ini renjun baru menyadari bahwa lee jeno memiliki noktah seksi dibawah mata elangnya. hidungnya tajam, rahang tegas dan senyum bulan sabit. renjun mengagumi seluruh pahatan tuhan didepan matanya dengan sangat baik. sampai ia sendiri tidak menyadari bahwa jarak mereka semakin menipis dan menghilang ketika jeno maupun renjun sama-sama memulai ciuman lembut mereka untuk yang kedua kalinya.

ketika dua ranum itu saling menempel renjun pasif dalam ciumanya, tetapi jeno berinisiatif terlebih dahulu untuk memulai lumatan-lumatan kecil. memancing yang lebih muda untuk membalas--dan tentu saja renjun juga tidak mau kehilangan moment ini begitu saja.

siapa yang tidak senang berciuman dengan pria tampan?

sekitar tiga menit pagutan itu berlangsung, jeno adalah oknum yang menghentikan ciuman lembut mereka disaat renjun sudah akan berinisiatif untuk aktif. pria itu tersenyum tampan, menepuk pipi tirus renjun pelan sebelum kemudian beranjak dari sofa panjang ruang televisi.

"aku akan membuat sarapan,"

"mari bersama," cegat renjun dengan cepat, sedikit dengan salah tingkah dan rasa gugup, "biarkan aku yang memasak hari ini."

manhattan autumnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang