23. pray for me

1K 128 11
                                    

renjun kembali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

renjun kembali. menatap pagar besi setinggi lima meter yang dipenuhi dengan tanaman berduri itu. pintunya tertutup rapat, sama sekali tidak memiliki celah untuk dapat dimasuki. beberapa tanaman yang merambat dan daun-daun kering penghiasnya seolah adalah penghuni lama yang membuktikan bahwa tempat itu bukan lagi menjadi tempat para iblis-iblis carmine bernaung.

carmine seolah lenyap tak tersisa. tenggelam dalam sebuah cerita legenda yang tidak siapapun tahu mengenai kebenaranya. renjun bahkan seratus persen yakin jika media luar mengetahui hal ini--penduduk zaffre pun tidak akan ada yang membuka mulut sama sekali.

namun dugaan renjun, mark lee tidak mungkin segila itu dengan melenyapkan apa yang sudah ia punya selama bertahun-tahun. entah berada ditempat lain atau memang sudah diambil alih oleh iblis lain--tetapi renjun yakin carmine masih ada. jejak itu masih ada.

ddrrrt! ddrrtt!

dering ponsel yang bergetar di saku celana membuat renjun terdistraksi dari pikiranya. dengan cepat ia menekan tombol hijau tanpa melihat siapa penelponya.

"halo?" renjun menjawab dengan tenang, berjalan maju untuk mengintip lebih jauh melalui pagar besi di depanya.

"iya, maaf belum menghubungimu.. aku sudah sampai di zaffre siang tadi." suara sepupunya yang ada diseberang sana merengut kesal. ditempatnya renjun sudah dapat menbayangkan bagaimana ekspresi menggemaskan itu.

"aku tahu, aku hanya sedang berjalan-jalan sebentar." sejenak, renjun menatap pada langit-langit carmine yang rimbun akan dedaunan.

hari sudah semakin gelap rupanya. renjun harus kembali sebelum jalanan aspal yang membawanya kesini mulai tidak terlihat lagi.

"baiklah," lantas renjun menutup teleponya dengan senyum tipis. menjelajah dengan matanya untuk menikmati bagaimana pemandangan hijau juga sinar senja yang menyejukan pikiran itu merasuk dalam tubuhnya.

entah karena akan datangnya musim gugur atau memang keindahan carmine selalu sehangat ini tanpa pernah renjun sadari?

ia merasa damai.

"andwe, jeno!" renjun mengerjapkan mata bingung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"andwe, jeno!" renjun mengerjapkan mata bingung. napasnya terengah seperti baru saja berlari ratusan kilometer, tubuhnya berkeringat banyak.

"ah, sial.." bagaimana bisa renjun menjalani hidupnya dengan normal jika saja mimpi yang sama selalu datang setiap hari untuk menghantuinya. menimbulkan rasa bersalah dan penyesalan hingga renjun bahkan tak mampu melihat wajahnya sendiri dipantulan kaca.

manhattan autumnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang