2nd : Try to Accept

1K 143 14
                                    

David tersentak dari tidurnya dengan keringat dingin mengalir dari dahi dan hampir seluruh tubuhnya. Nafas pemuda itu tersengal-sengal. Jangan lupakan juga kedua tangannya yang bergetar.

Tangan kanan pangeran mahkota itu bergerak mengambil segelas air yang ada di meja kecil tepat di samping ranjang mewahnya. Dengan rakus, ia meminum seluruh air yang ada sampai tak bersisa.

"Astaga. Kenapa aku harus bermimpi buruk seperti itu sih?!" gerutunya setelah merasa jauh lebih tenang dari sebelumnya.

Memijit pelipisnya yang berdenyut, David memejamkan mata membuat mimpi buruknya tadi kembali terbayang di kepala.

Ruangan megah dengan pencahayaan yang sengaja dimuat minim itu terasa amat mencekam. Apalagi untuk seorang pemuda berpakaian bangsawan dengan keadaan yang cukup memprihatinkan karna beberapa luka lebam menghiasi wajah dan beberapa anggota tubuhnya.

Pemuda dengan mahkota yang sudah jatuh di samping tubuhnya itu tengah berlutut di depan seorang pemuda lain berparas bak dewa yang duduk dengan tenang di singgasana.

"Kau tau apa kesalahanmu?" tanya pemuda itu dengan suara husky yang khas dan mampu membuat semua orang yang mendengarnya merinding.

David mendongak demi menatap satu  mata beriris biru gelap milik pemuda tinggi yang sedang mencengkeram rambutnya kuat-kuat.

Manik biru itu juga menatap tepat ke iris biru miliknya dengan tajam, penuh emosi dan dendam. Andaikan satu matanya yang lain tak ditutupi oleh penutup mata, David  yakin jika tatapan pemuda itu akan lebih mengerikan.

"H-h- ti-tidak" cicit David yang sontak dibalas dengan tarikan yang jauh lebih kuat di surainya.

Grand Prince yang sekarang sudah menjadi King of Declan'os itu bahkan harus ikut mencengkeram lengan berorot milik pemuda itu guna mengurangi sedikit rasa sakit yang ia rasa.

Sungguh, David merasa kulit kepala nya dicabut paksa. Wajah putihnya merah padam dengan bibir bawah yang sudah lecet dan mengeluarkan darah.

"Kau masih berani berucap tidak, hm? Tidakkah rasa sakit dan panas yang kau rasakan di kepalamu sekarang berhasil membuat otakmu kembali bekerja? Tak ku sangka raja dari kerajaan besar sebodoh ini"

David menatap wajah sang kaisar dengan tajam, "Kaulah yang bodoh! Aku tak melakukan apapun yang membuatmu rugi. Aku hanya ingin mendapatkan semua yang ku mau, dan hal itu bukanlah kesalahan!!"

"Aku- shh"

David tak mampu melanjutkan ucapan karna pedang tajam berkilau milik sang kaisar besar menempel di leher belakangnya. Pemuda itu bahkan sudah bisa merasakan kulitnya tergores oleh benda tajam yang sudah merenggut beberapa nyawa itu.

"Kalau kau tak sadar dengan semua kesalahanmu. Maka aku yang akan membuatmu ingat. Pertama, kau adalah raja tak punya hati yang bisa membunuh orang tak bersalah dengan begitu mudahnya, seolah nyawa orang lain tak ada harganya dimatamu"

"Kedua. Kau bahkan gak menaruh rasa hormat pada ayah, ibu, dan keluargamu. Tidakkah tindakan mu mengirim mereka semua ke daerah paling ujung kekaisaran tepat di hari kau dinobatkan menjadi raja adalah tindakan memalukan? Kau bukanlah raja yang baik, David"

"Ketiga. Kau hanya sibuk dengan diri mu sendiri. Kau terlalu berambisi membuat kekayaan dan kekuasaan mu bertambah tanpa sudi memikirkan bagaimana keadaan rakyatmu. Kau pasti tidak tau jika di desa-desa seluruh rakyat dilanda kelaparan bukan? Hahaha kau itu terlalu egois dan tak pantas menjadi seorang raja besar, David Declan"

Sang Kaisar makin menekan pedang miliknya ke leher David membuat pemuda itu mengerang.

"Dan kesalahanmu yang satu ini, sangat tak bisa ku maafkan. Kau sudah terlalu lancang memaksakan obsesimu pada gadis yang tidak ditakdirkan untukmu. Kau-- sudah berusaha merebut gadisku, dan untuk semua kesalahanmu selama ini. Kau harus menerima hukuman yang pantas"

EPOCH | HwankyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang