19th : New Emperor of Balthazar

764 109 38
                                    

Pangeran Jed menutup berkas tebal ditangannya dengan agak kasar, lalu menumpuknya diatas berkas-berkas lain yang tergeletak di mejanya.

"Tikus-tikus menggelikan" gumamnya pelan.

Pangeran kedua kekaisaran Balthazar itu menyeringai, menatap nyalang bertumpuk-tumpuk berkas di depan matanya.

"Hah. Kapan ini selesai?" desahnya lelah. Ia menyandarkan punggungnya, sedikit merilekskan tubuhnya setelah duduk tegap selama berjam-jam.

Pangeran Jed memejamkan matanya yang terasa lelah karna membaca beribu-ribu tulisan. Kepalanya agak berdenyut setelah dibuat memikirkan banyak hal di kekaisaran.

Sejak tonggak kepemimpinan dilimpahkan padanya seminggu lalu, pangeran Jed nyaris tidak memiliki waktu untuk mengistirahatkan diri.

Hari-harinya dihabiskan di ruang baca, mengurusi seluruh laporan yang dibuat oleh orang-orang penting di istana.

Ia bahkan belum menyentuh pedang kesayangannya lagi sejak pemakaman Kaisar Julian dilakukan.

"Salam saya, Yang Mulia Pangeran Mahkota Jed" ujar Danny membuat sang pangeran membuka matanya.

Pangeran Jed membalas salam hormat dari sang penasehat muda di istana Balthazar dengan anggukan kecil.

"Ada apa?" tanyanya.

Danny membuka gulungan kertas di tangannya.

"Saya ingin menyampaikan jika enam raja di bawah kekuasaan Balthazar mengirimkan permohonan untuk bertemu dengan anda" jawab Danny sembari mengulurkan kertasnya pada pangeran Jed.

"Para raja itu ingin membahas hal penting dengan anda, Yang Mulia pangeran"

Pangeran Jed menyernyit. Dibacanya deretan kalimat di kertas itu dengan teliti.

"Hampir setengah dari kerajaan itu mengirimiku surat. Aku yakin mereka punya satu tujuan yang sama-"

Manik heterochromia pangeran Jed menatap lurus pada Danny.

"Kirimkan undangan untuk seluruh raja di bawah teritori kita, penasehat Danny. Minta mereka datang ke aula istana Balthazar besok" perintahnya.

Danny mengangguk mengerti.

"Akan saya lakukan seperti perintah anda. Saya akan segera mengirimkan surat pada para raja"

Pangeran Jed mengangguk.

"Saya permisi, Yang Mulia pangeran" ucap Danny, kembali menunduk hormat pada putra mendiang kaisar Julian itu.

Penasehat muda kekaisaran Balthazar itu segera keluar ruangan setelah pangeran Jed bergumam pelan.

Sepeninggal Danny, pangeran Jed kembali menegakkan punggungnya lagi. Kembali meraih satu berkas yang belum disentuhnya lalu membuka lembaran kertas itu cepat.

"Perkiraan ku benar. Sheppard masih bermain aman. Menyerang rakyat paling lemah di sudut-sudut desa, juga mulai menyebarkan serangan diam-diam pada prajurit yang sudah ku kirimkan ke perbatasan"

Pangeran Jed terkekeh. Tatapannya menajam, saat ia membaca deretan nama rakyatnya yang menjadi korban.

Memang tidak banyak, hanya sekitar dua belas orang. Tapi tetap saja membuatnya merasa tak terima. Jed benar-benar tak suka jika kekaisaran seberang hanya berani menyerang para rakyat desa yang tidak mampu melawan.

"Haruskah aku mulai turun tangan?" tanyanya pada diri sendiri.

Pangeran Jed menutup berkas yang ada di tangannya. Menegakkan tubuh dan meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku sampai bunyi kerotak tulang-tulangnya terdengar.

EPOCH | HwankyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang