🤍Kado spesial🤍

140 35 4
                                    

Happy reading

🤍🤍🤍🤍🤍

Usai acara Haflah akhirussanah berlangsung. Esok harinya semua santri diperbolehkan pulang, terlebih Aira sudah menikmati masa masa liburannya di rumah. Kalau tidak membantu usaha ibunya , biasanya ya rebahan santai atau momong dua keponakan kembar yang masyaallah bandelnya.

"Nih! " Seorang laki laki yang berparas hampir mirip ibunya Aira itu melempar sebuah kotak persegi.

"Opo iki, Lek? "

"Nuklir, " Jawab Lek Khudori yang tak lain adik dari ibunya itu dengan asal.

"Mbijuk mesti," Sanggah Aira

"Yo bukaen talah, Ra. "

Karena tak mau berdebat dengan Pak Leknya itu, Aira segera membuka kotak berbungkus kertas koran  asal asalan.

"Wuihh! Tumben ngasih aku kado, Lek. "

"Bukan dariku. "

"Oh, percaya sih. Mana mungkin selera Pak Lek ku sekeren ini. Ha ha ha. " Aira menimang nimang isian dari kotak tersebut dengan kagum. Bahkan diantara kado kado ulangtahunnya yang paling keren adalah sandal jepit dengan ukiran namanya, itupun dari Keysa. Tapi entah darimana kado itu berasal, inilah yang paling istimewa baginya. Sebuah totebag cantik berwarna putih gading disertai fotonya yang terpampang jelas di tas itu. Lihatlah! Ia sampai berputar putar mengelilingi ruang tamu.

"Eh, terus dari siapa, Lek? " Aira mulai penasaran menghampiri Lek Khudori yang rupanya sibuk menggelar karpet aladin di lantai. Ia juga menata beberapa snack yang barusan dibeli dari toko indojuni.

"Kepo, ya? "

"Halah, age talah, Lek. Dari siapa?"

"Mau tahu, apa tahu gejrot? "

"Kasih tahu dong, Lek. Ntar tak comblangin sama Mbak Asiyah, " Kata Aira setengah berbisik sambil menaik turunkan alisnya. Lek Khudori yang semula bersikukuh tak ingin memberi tahu dari siapa kado itu, kini terlihat ingin bernegoisasi dengan keponakannya.

"Beneran, yo? "

"Tak jamin, Lek. Ayo kasih tahu keponakanmu yang menggemaskan ini," Ucapnya bangga sambil sesekali mengangkat tinggi tinggi tas keren itu.

"Sek, sebentar. Tak ke belakang dulu. " Aira mengiyakan saja, ia sedikit bertanya tanya untuk apa Lek Khudori menata karpet tamu di lantai, disertai dengan kudapan kering aneka rasa. Aira melihatnya tambah girang, apalagi ini hari liburan panjang. Yah, walaupun begitu ia tak bisa berjumpa dengan Ustadz Fadly yang namanya selalu ia sebut di sepertiga malam. Uhuk.

Sementara Leknya itu masih di dapur, Aira menyiapkan bantal dakronnya, lengkap dengan guling dan remot tv. Ohya, tak lupa krupuk rengginang udang ia siapkan di sampingnya.

"Aaaa, bagus banget sih tasnya. " Dengan gemas Aira memeluk tas itu. Bergelesotan di karpet semakin membuat tubuhnya hangat di pagi ini. Bahkan saking girangnya ia sampai berguling guling kesana kemari di atas karpet permadani.

"Kira kira dari siapa, ya? "

"Mbak Fara, bukan. Mas Surya, pasti bukan. Ibuk?? Hmmm, ah kemarin kan aku di kasih kado sepatu sama Ibuk."

"Temen temen... "

"Mereka kebanyakan ngado buku sama chocolatos. "

"Kalau Keysa, dia udah ngado sandal. Haaahhh, terus dari siapa?? "

"Siapa dong?"

"Tapi keren banget ini ya Allah, kan jadi terharu. " Katanya bermonolog. Ia tengkurap sambil memandangi gambar diri yang tercetak di totebag.

UAJC (Throwback)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang