Part 07

6.8K 283 45
                                    

"Maaf pak, dompetnya tadi jatuh di depan minimarket. Ini pak," dengan ramah, Sunghoon ngasih sebuah dompet ke pria paruh baya yang gak sengaja dia liat dompetnya jatuh.

Pria itu noleh, tersenyum kearah Sunghoon dan ngambil dompetnya. "Wah, makasih ya mbak. Saya gak sadar kalo dompet saya jatuh,  kalo hilang saya pasti bakal nyesel soalnya banyak kartu penting disini."

Sunghoon manggut-manggut, "Sama-sama pak. Coba bapak cek dulu isinya, apa masih lengkap?"

Pria itu ngecek isi dompetnya, dirasa lengkap, dia ngangguk. "Masih mbak, lengkap."

"Kalo begitu syukur, saya permisi dulu ya pak."

"Eh tunggu dulu!" Pas Sunghoon mau pergi, pria itu berhentiin langkahnya. Sunghoon noleh, terus tanya.

"Kenapa pak?"

Pria itu ngeluarin beberapa lembar uang ratusan, disodori ke Sunghoon. "Buat kamu, sebagai tanda terimakasih sudah mengembalikan dompet saya."

"Aduh gausah pak, saya ikhlas kok bantunya. Simpan aja buat keperluan lain, saya beneran iklhas."

"Gapapa mbak, buat mbak aja. Simpan buat tabungan---"

"Mending bapak kasih ke orang yang membutuhkan saja pak, saya gak berhak menerima ini karena hal yang saya lakuin murni ingin menolong."

Pria itu senyum, "Kamu baik banget mbak. Sekali lagi saya berterimakasih, dan sesuai saran mbak, saya akan berika ke orang yang membutuhkan."

"Tentu pak, terimakasih kembali. Kalo begitu saya pamit dulu, mari pak," Pamit Sunghoon.

"Iya mbak, silahkan."

Sunghoon jalan pulang sambil neteng kresek belanjaannya. Meskipun tadi dikasih uang banyak, Sunghoon masih berpegang teguh sama ajaran orang tuanya dimana kita kalo bantu orang harus iklhas.

Tapi uang dari Heeseung kok diterima? Ya itu beda cerita, udah kepepet jadinya iya.

***

"Anjing, kalo gini mending aku berangkatnya kesini sama keluarga. Jungwon-jungwon, sok-sokan berangkat duluan jadi nyasar kan!"

"Tata, gimana dong? Ini jalanan sepi, mana siang panas banget lagi. Huhu bunda, anakmu nyasar entah dimana hiks."

Jadi ceritanya, disini, dijalan beraspal tapi sepi, ada anak muda yang lagi ngeluh sama bonekanya karena capek jalan dari terminal.

Dia kesini mau ke rumah sepupu, bukannya sampe justru nyasar entah dimana. Mana hapenya lowbat, gak ada kendaraan, satu orang aja gak ada yang lewat.

Anak muda itu namanya Yang Jungwon. Kalo dilihat-lihat sih penampilannya kayak laki, udah pasti dia cowok.

Tapi cowok kok bawa boneka tata bt21? Kelainan kali, canda bestie.

"Hiks tata, gimana dong? Aku nyasar dan tak tahu arah jalan pulang. Aku tanpamu, butiran debu~ anjing kok malah nyanyi?"

"Aaaaaa!! Om Tante, rumahnya dimana sih?! Capek aku jalan dari terminal, mana gak ada niatan jemput gitu?! Mana hape aku juga mati lagi!"

"Aku kesini kan tujuannya baik, malah---"

TIN! TIN!

"AAAAAAAA!!!!!"

BRUAK!

"TATAAAAA!!!!!"

***

Dirty talk, warning 🔞

Entah kebetulan atau gimana, dengan mudahnya Heeseung buka pintu kontrakan Sunghoon. Dia emang beneran datang kesini karena Sunghoon belum balas pesannya dari tadi.

Heeseung mau marah sama kesayangannya, berani banget gak kunci pintu. Kan Heeseung takut Sunghoon kenapa-napa, kan gatau kalo ada maling atau apa gitu.

Baru aja buka pintu, Heeseung melotot ketika tau pujaan hatinya lagi asik ngakang lebar desahin namanya sambil merem.

Dan yang paling bikin syok Heeseung, janda kesayangannya itu pake timun yang dibelinya tadi buat dimasukin ke lubang surgawi miliknya.

"Emhhh.. mashh Heeseunghh..."

Heeseung beneran pengen marah, mana Sunghoon ngadepnya pas pintu, dia kan takut kalo kedengaran orang lain terus berujung miliknya dipake orang lain.

Sunghoon juga gak sadar, dari tadi ada Heeseung disana. Tangan kanannya sibuk maju-mundurin timun yang ukurannya sedang itu. "Eunghh.. sthh.."

Mancing singa nih keknya.

Heeseung nutup pintu, takut ada orang yang liat. Setelah itu dia jongkok, ngeliatin muka Sunghoon penuh peluh keringat.

"Kamu ngapain Hoon?"

Tangannya gak tunggal diam, dua bawa menuju payudara Sunghoon yang kebuka dikit. Diremas pelan, diputer putingnya terus ditarik-tarik.

Heeseung senyum puas, Sunghoon makin liar pas dia ikutan mainin anggota tubuh paling sensitifnya. "Hoon? Kamu belum jawab pertanyaan saya loh. Lagi ngapain hm?"

"Ahh ahh.. mau diewe mas Heeseung lagihh!!"

Heeseung smirk. "Mau apa sayang? Mas gak denger omongan kamu, yang jelas kalo ngomong."

"Eummhh.." disela desahannya, Sunghoon berusaha mati-matian buat liat Heeseung. Karena setengah sadar, dia malah gigit bibir bawahnya mencoba godain Heeseung.

"Hoonie?"

Kepalang frustasi bayangin digagahin Heeseung, Sunghoon keluarin timun yang gak berdosa itu dan langsung bilang dengan tegas.

"Mau diewe mas Heeseung lagi! Mau Penis mas Heeseung! Mau dihamilin mas Heeseung! Mau punya anak mas Heeseung!! Ayo hamilin aku lagi mas, ayo ayo~"

"Yakin?"

Sunghoon manggut-manggut, bibirnya ngerucut lucu. "Hu'm! Yakin! Ayo cepetan~"

"Tapi kamu udah pake timun tuh, keliatan menikmati banget hm?" Kata Heeseung main-main.

Timunnya langsung dibuang ke sembarang arah, "Itu timunnya gak enak! Kecil banget! Gak gede kayak punya mas!"

"Terus sekarang gimana?"

Sunghoon ngakang makin lebar, elus-elus lubangnya yang merah basah akibat permainan solonya tadi. "Mas gamau manjain punya saya ya? Liat nih, merah minta makan."

"Gemes banget sih?" Heeseung cubit pipinya Sunghoon. Tangannya turun kebawah nyubit anggota tubuh yang gak kalah tembem itu.

"Yaudah mas manjain ya, kasian juga bibit anak-anak mas harus berakhir kebuang di toilet."

"Buang dirahim saya aja mas, biar  punya anak ganteng kayak mas, hehe... "

"As you wish sayangku."

Detik itu, Heeseung beneran ngehukum Sunghoon. Permainan berlangsung sampai hari mulai gelap. Seharian hanya ada desahan dari mulut keduanya yang asik menyahut nama masing-masing dalam desahan.

----

Kalian nyaman ga aku bikin dirty talk gini? Atau ada yang gasuka? Biar aku unpub aja, daripada kesannya ngelecehin idol/kalian:(

JANDA - HEEHOON [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang