Aku terbangun tersengal-sengal.
Aku melihat sekelilingku. Aku berada di sebuah gua. Laut berada di bagian tengah gua, memisahkan bagianku dan bagian gua yang ada di seberang. Aku melihat bagian perutku yang terluka.
Oh?
Ada sebuah rumput laut yang membalut bagian perutku yang terluka. Aku meringis saat membukanya dan melihat kondisi lukaku. Aku melihat ke sekeliling dan kesadaranku mulai kembali. Aku ingat, semalam kapal berlayarku terbalik saat badai. Membuat seluruh orang yang ada di dalam kapal tenggelam.
Lalu bagaimana aku dapat selamat?
Aku meringis lagi saat mencoba berdiri, tapi tidak bisa. Kakiku terlalu lemah dan lelah. Aku menghembuskan nafas berat. Sakit sekali, dan sudah berapa hari aku tidak sadarkan diri? Tubuhku rasanya sangat lemas, tidak ada tenaga sama sekali.
Saat aku sedang sibuk berusaha untuk bangun, tiba-tiba aku merasakan sebuah tatapan dari sampingku. Aku menoleh dan mendapatkan..
Monster.
Aku berteriak dan dia menempelkan jari telunjuknya di bibirnya. Aku menutup mulutku dan menatapnya penuh horor.
Monster itu berwujud manusia, dengan sisik di sekitar wajah dan telinganya. Matanya gelap dan sepenuhnya hitam legam. Tubuhnya juga bersisik, dia menjulurkan tangannya mendekat ke arahku.
" Jangan mendekat! " teriakku.
Dia berhenti mendekat, tapi tetap menatapku. Aku sangat ketakutan, makhluk apa yang ada di depanku ini?! Dia sangat menakutkan!
" Kau tidak apa? " tanya makhluk itu.
Aku terkejut saat dia dapat berbicara dengan bahasa manusia. Aku menatapnya, tetap dalam perasaan takut. " Kau dapat bicara? "
Dia mengangguk. " Bisa. "
Aku maju sedikit, mendekat ke arahnya. Menatap tubuhnya yang hanya muncul setengah di laut.
" Kau itu apa? Duyung? " tanyaku takut-takut.
Dia memiringkan kepalanya. " Entahlah. Apa itu yang disebutkan oleh kaum kalian untuk menyebut kaumku? "
Aku menatapnya semakin horor. Bukankah duyung hanyalah mitos? Bagaimana bisa ada satu yang sedang ada di depan mataku? Dia juga dapat bicara bahasa manusia?!
Tiba-tiba dia duduk di atas batu-batu tempat aku berada. Aku menatap horor ekornya yang sangat panjang dan berwarna hitam legam. Dia mendekat ke arahku, membuatku menutup mata dan mendekap tubuhku. Dia menyentuh tanganku dengan pelan, yang membuatku langsung bergidik.
" Jangan takut. Aku hanya akan melihat lukamu. "
Aku membuka mataku dan melihat dia menatap ke arah perutku. Pakaianku sudah sobek dan hanya bagian atas tubuhku yang tertutup. Aku menurunkan tanganku, membiarkan makhluk itu melihat perutku yang luka. Dia meraih dan menyentuh luka di perutku.
" Sudah lebih baik. " katanya.
Dia turun lagi ke dalam air dan pergi.
Meninggalkanku sendiri.
—-
Aku haus.
Aku berusaha merangkak dan menatap ke bawah air. Makhluk itu tidak kelihatan lagi batang hidungnya. Entah aku harus merasa bersyukur atau takut, entah kenapa aku malah merasa kesepian sejak dia pergi. Apalagi aku tidak mungkin bisa minum air laut, tidak ada makanan juga.
Aku menatap kosong langit di mulut gua. Langit terlihat sangat gelap, tapi tidak menunjukkan tanda-tanda akan hujan atau badai. Aku menghela nafas lega, setidaknya aku tidak akan berada dalam badai lagi. Tapi bagaimana caranya aku dapat kembali? Keluargaku membutuhkanku. Keluargaku pasti bingung saat aku tidak dapat dihubungi. Mereka hanya tahu aku sedang pergi liburan bersama teman-temanku, dan sekarang pasti kami sudah hilang kabar. Mungkin juga sudah tersiar kalau kapal yang kami tumpangi sudah karam.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mimpi Hujan
RomanceBuku ini berisi kisah-kisah cinta. Kisah cinta seorang gadis pada pria yang ada di mimpinya, Kisah cinta seorang yang abadi dan cintanya yang terus bereinkarnasi, Kisah cinta seseorang yang buta warna, menemukan warna dalam cinta, Kisah-kisah yang m...