14

47.6K 4.3K 753
                                    

Davin memainkan ponselnya dengan gelisah dan kesal saat tak mendapatkan kabar dari Zeano seharian ini. Ini bahkan sudah sore dan Zeano lagi lagi menghilang dengan sengaja dari Davin. Nomornya pun tidak bisa dihubungi. Davin yakin Zeano kabur kali ini karena masalah tadi pagi.

Mungkin Davin memang ingin mengklaim Zeano miliknya sehingga Davin benar-benar tidak ingin Zeano jauh darinya bahkan jika harus bergaul terlalu bebas di luar sana. Terlalu sayang bagi Davin harus membiarkan Zeano di luar sana, berinteraksi dengan orang lain dan sebagainya.

Davin sadar mungkin memang tidak akan semudah itu mengatur Zeano yang sejak awal sudah memiliki sifat keras dan membangkang. Zeano bahkan tidak memiliki titik jera terhadap Davin yang sudah super kasar dan kejam. Haruskah pelan pelan? Tapi Davin bukan tipe orang sabar dan lambat. Semua yang ia inginkan harus didapatkan dengan instan.

Seperti memiliki Zeano misalnya. Davin sampai rela membayar Ten dengan jumlah uang fantastis hanya untuk mendapatkan Zeano secara instant. Tapi untuk kasus ini, mengubah kepribadian Zeano yang keras kepala dan membangkang menjadi penurut sepertinya tidak akan semudah itu.

Davin sendiri tidak tau kenapa bisa sangat terobsesi dengan Zeano. Sejak awal tujuannya memang hanya ingin menjadikan Zeano budaknya karena ia tergiur dengan tubuh Zeano. Tapi lambat laun menjalani hari harinya bersama Zeano ditambah lagi dengan sifat Zeano yang cukup menantang, membuat Davin lebih dari sekedar tertarik. Davin ingin memiliki Zeano dalam artian yang lain. Menjaga Zeano, membimbing dan mendidik pemuda yang kurang aturan itu menjadi lebih baik kemudian menjadikan miliknya seutuhnya. Meskipun cara Davin salah dan terlalu memaksa, tapi memang itulah sifat Davin.

Davin menghela napasnya kasar. Zeano benar-benar kabur dan Davin tidak boleh santai kali ini.

Ia beranjak dari duduknya dan menghampiri bodyguard nya yang berjaga di luar ruangannya.

"Cari Zeano sampai dapat. Pastikan dia pulang malam ini juga." perintah Davin mutlak.

Si bodyguard mengangguk patuh dan segera pergi untuk menjalankan perintah bosnya.

***

Sementara itu di tempat lain. Nakula dan Rizal tengah gusar menunggu hasil penanganan Zeano di dalam ruangan rawat salah satu rumah sakit. Tadi, saat kedua remaja itu pergi berniat ke basecamp untuk berkumpul, tiba-tiba di tengah jalan mereka menemukan Zeano tak sadarkan diri dengan keadaan babak belur parah.

Nakula dan Rizal tentu terkejut dengan apa yang terjadi pada temannya itu, sebab saat mereka menemukan Zeano, lokasinya sudah sangat sepi tanpa seorang pun di sana.

"Bentar, gue lagi di rumah sakit."

"Siapa yang sakit?"

"Si Ze. Gak tau kenapa, tadi gue sama Nakula nemuin dia pingsan di jalanan kebun karet itu. Mukanya babak belur kayak abis dipukulin gitu. Ini lagi di tangani anaknya," tutur Rizal sebisanya kepada Rai yang meneleponnya.

"Hah kenapa dia?"

"Gak tau. Entar gue tanya Zean dulu siapa yang ngelakuin. Udah dulu ya."

"Yaudah iya. Kita tunggu di basecamp."

"Sip."

Rizal mematikan teleponnya setelah selesai menjawab panggilan Rai.

Ia berujar kepada Nakula. "Si Zean kenapa anjirr tiba tiba bonyok gitu," tanya Rizal bingung.

"Gue rasa ada yang mukulin dia," jawab Nakula.

"Lah memang iya, tot. Kan lo liat sendiri dia bonyok gitu," balas Rizal kesal. "Maksud gue itu siapa yang udah ngelakuin itu ke Zean. Perasaan kita udah nggak ada masalah kan?" bingung Rizal.

Mr. Posesive & Badboy || Open PO  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang